Selasa, 09 April 2013

makalah motivasi belajar


BAB  I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pada umunya dalam proses kegiatan belajar mengajar, peserta didik sering mengalami kesulitan dalam menyerap materi yang sampaikan oleh guru. Hal ini mengakibatkan prestasti belajar peserta didik menurun. Kesulitan tersebutdapat disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, diperlukan votivasi peserta didk. Pada dasarnya, untuk setiap perserta didik memiliki motivasi dari dalam dirinya sendiri akan tetapi tingkat kesadaran motivasi setiap peserta didik berbeda-beda. Tinggi rendahnya kesadaran motivasi ( motivasi intrinsik ) menjadi penyebab perlunya ada motivasi dari luar ( motivasi ekstrinsik ).
Diharapkan dengan memberikan motivasi belajar, prestasi peserta didik meningkat. Perlu diketahui bahwa tidak hanya motivasi yang mempengaruhi prestasi peserta didik, tetapi tingkat intelegensi, faktor lingkungan, suasana pembelajaran, cara penyampaian juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Namun, motivasi adalah salah satu faktor yang sangat kompleks dan dapat mencakup semua faktor.

B.   Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian motivasi belajar ?
2.      Apa saja jenis-jenis motivasi ?
3.      Mengapa perlu ada motivasi ?
4.      Apa saja kiat-kiat motivasi yang efektif ?
5.      Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat munculnya motivasi belajar pada peserta didik ?

C.   Tujuan
1.      Memahami pengertian motivasi belajar.
2.      Mengetahui jenis-jenis motivasi.
3.      Memahami pentingnya motivasi belajar.
4.      mengetahui cara-cara memotivasi peserta didik.
5.      Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat munculnya motivasi belajar peserta didik.

D.   Manfaat
Diharapkan dengan pemberian motivasi belajar, peserta didik dapat memahami pelajarannya sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar. Selain itu, pemberian motivasi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajara pada peserta didik.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Ada 6 konsep penting dari motivasi belajar, yaitu : 
1.      Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai misal, seorang siswa dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes ilmu sosial dengan tujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik). 
2.      Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat merupakan suatu konsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang keberhasilan. 
3.      Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi. 
4.      Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas,  dan memberikan umpan balik (feed back) dengan sering dan segera. 
5.      Motivasi belajar dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan ganjaran yang memiliki kontingen, spesifik, dan dapat dipercaya. 
6.      Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecendrungan umum untuk mengupayakan  keberhasilan dan memilih kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada keberhasilan atau kegagalan. Siswa dapat termotivasi dengan orientasi ke arah tujuan-tujuan penampilan. Mereka mengambil mata pelajaran-mata pelajaran yang menantang. Siswa yang berjuang demi  tujuan-tujuan penampilan berusaha untuk mendapatkan penilaian positif terhadap kompetensi mereka. Mereka berusaha untuk mendapat nilai baik dengan cara menghindar dari mata pelajaran yang sulit. Guru dapat membantu siswa dengan mengkomunikasikan bahwa keberhasilan itu mungkin dicapai. Guru dapat menunggu siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dan sejauh mungkin menghindari perbedaan prestasi di antara para siswa yang tidak perlu.

B.   Jenis-jenis motivasi
Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi Ektrinsik.
  Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
  Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.

C.   Perlunya Ada Motivasi

D.   Strategi Motivasi yang Efektif
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut :
1.      Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2.      Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3.      Saingan atau kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4.      Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5.      Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6.      Membangkitkan dorongan anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7.      Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8.      Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9.      Menggunakan metode yang bervariasi
10.  Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

E.   FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan motivasi belajar ? Ada 8 faktor diperkirakan berpengaruh terhadap pembentukan motivasi belajar:
1.      Faktor Pengetahuan
Seseorang harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang detail perbuatan belajar yang sedang dipertimbangkan. Misalnya, ia sedang ingin mengikuti pelatihan bahasa inggris disela-sela kuliahnya. Maka, ia harus memiliki pengetahuan untuk mempertimbangkan untung ruginya, berapa lama? berapa biayanya?dan sebagainya.
2.      Faktor Kebutuhan untuk Belajar
Untuk dapat termotivasi, seseorang juga harus tahu apakah kegiatan yang akan dilakukan itu menjanjikan kepemilikan suatu kompetensi yang dibutuhkannya untuk menghindari sesuatu yang tidak dikehendakinya, atau untuk mendatangkan kepuasan kepada dirinya.
  1. Faktor Kemampuan Melakukan Kegiatan Belajar
Jika seseorang merasa mampu untuk melakukan suatu kegiatan dan ia memperkirakan bahwa kemungkinan keberhasilannya tinggi, ia akan lebih termotivasi untuk ikut serta dalam kegiatan itu.
  1. Faktor Kesenangan Terhadap Ide Melakukan Kegiatan Belajar
Rasa senang dapat timbul jika dirinya pernah mengalami sendiri kesenangan dan kepuasan dari perbuatan dan hasil belajarnya. Untuk dapat membuat pertimbangan dengan baik, ia perlu memiliki informasi tentang pengalaman orang lain, dan pengalaman dirinya sendiri.
  1. Faktor Pelaksanaan Kegiatan Belajar
Setelah seseorang memutuskan untuk melakukan suatu kegiatan, maka ia akan mempertimbangkan kembali faedah dari kegiatan yang ia lakukan tersebut.
  1. Faktor Hasil Belajar
Mempertimbangkan hasil kegiatan sementara juga merupakan salah satu pertimbangan untuk termotivasi melanjutkan kegiatan tersebut.
  1. Faktor Kepuasan Terhadap Hasil Belajar
Setelah mengetahui hasil dari kegiatan tersebut, seseorang akan merasakan kepuasan atau sebaliknya. Kepuasan yang dimaksud adalah bagaimana kegiatan tersebut dapat memberi perubahan yang berarti pada dirinya. Rasa puas kemungkinan bukan hanya akan membuat dirinya memutuskan untuk menyelesaikan kegiatan itu bahkan melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi jika hasil yang tidak memuaskan dapat menyebabkan ia mengambil keputusan untuk berhenti.
  1. Faktor Karakteristik Pribadi dan Lingkungan
Karakteristik pribadi adalah faktor kemampuan diri seseorang untuk membuat perhitungan yang benar tentang keadaaan pengetahuan, kebutuhan, kesenangan, kemampuan, dan kepuasan. Sebab perhitungan yang salah akan menghasilkan keputusan yang salah, sehingga merugikan diri sendiri dan orang lain, begitupun sebaliknya. Yang dimaksud dengan karakteristik lingkungan adalah karakteristik keluarga, masyarakat, kelembagaan tempat bekerja, dan lingkungan fisik. Termasuk didalamnya adalah faktor budaya. Misalnya budaya nrima ing pandum / menerima nasib, dapat mengurangi kekuatan motivasi berusaha. Keadaan faktor-faktor tersebut dapat menunjang atau menghambat motivasi.








































BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
B.   Saran

contoh makalah mengenai down syndrom


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena itu semua orang mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan di dalam undang-undang dengan jelas diterangkan tentang pendidikan. Dengan demikian anak-anak yang cacat dan menyimpang juga perlu mendapatkan pendidikan, seperti anak-anak penderita Sindrom down atau “mongol”.
Penyakit keterbelakangan mental dalam spesifikasinya ada yang di sebut dengan down syndrome. Penyakit down syndrome ini kebanyakan di sebabkan karena faktor keturunan atau  kesalahan pada pembelahan kromosom. Selain itu, banyak juga faktor yang menyebabkan penyakit down syndrome ini. Diantara kita mungkin tidak banyak mengenal dan tidak memahami akan adanya penyakit ini, sehingga sering terjadi pada anak karena ketidaktahuan kita selama ini.
Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr. John Longdon Down. Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongolia maka sering juga dikenal dengan Mongoloid.
Saat ini jumlah anak-anak yang lahir dengan berbagai kelainan kromosom semakin besar sekali, bahkan sangat sedikit dari penderiata semacam ini yang mampu bertahan hidup kecuali kolompok anak penderita down sindrom yang dari penampilannya biasa disebut “mongol”. Saat ini sangat besar kemungkinan untuk mereka bertahan hidup dengan baik sampai usia dasawarsa kedua atau ketiga bahkan mungkin lebih lama lagi. Kebanyakan dari anak-anak penderita semacam ini lahir dari ibu-ibu yang usianya lebih tua daripada usia rata-rata untuk melahirkan.



B.   Rumusan Masalah
1.    Apa itu down sindrom?
2.    Bagaiman gejala dan tanda-tanda anak-anak penderita down sindrom?
3.    Bagaiman cara mengatasi anak-anak penderita down sindrom?

C.   Tujuan
1.    Mengetahui apa itu down sindrom
2.    Mengetahui gejala dan tanda-tanda anak-anak penderita down sindrom
3.    Mengetahui cara mengatasi anak-anak penderita down sindrom























BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Down Syndrom
Sebelum mengetahui bagaiman terjadinya down sindrom, kita perlu memahami sedikit mengenai kromosom. Kromosom merupakan struktur makromolekul besar yang memuat DNA yang membawa informasi genetik dalam sel. DNA terbalut dalam satu atau lebih kromosom.
Down syndrome (DS) merupakan suatu bentuk kelainan kromosom yang paling sering terjadi. Menurut penelitian, DS menimpa satu di antara 700 kelahiran hidup. Di Indonesia sendiri terdapat 300 ribu kasus DS. Normalnya, tubuh manusia memiliki miliaran sel yang memiliki pusat informasi genetik di kromosom.
Manusia umumnya memiliki 23 pasang kromosom, sehingga total berjumlah 46. Tetapi, bayi dengan Down Syndrome memiliki jumlah kromosom lebih banyak dari seharusnya, biasanya sekitar 47 buah (salah satu pasang, terdiri dari 3 kromosom). Kelebihan kromosom tersebut, menyebabkan sejumlah masalah, terutama  dengan perkembangan tubuh.
Akibat jumlah kromosom 21 yang berlebihan tersebut, terjadi guncangan sistem metabolisme di sel yang berakibat munculnya DS. Dari hasil penelitian, 88 persen kromosom 21 tambahan tersebut berasal dari ibu, akibat kesalahan pada proses pembentukan ovum. Delapan persen lagi berasal dari ayah, dan dua persen akibat penyimpangan pembelahan sel setelah pembuahan.
Dari penelitian terbukti pula, DS yang diturunkan dari orang tua hanya lima persen dari keseluruhan kasus. Kesalahan penggandaan kromosom 21 tersebut juga bukan karena penyimpangan perilaku orang tua ataupun pengaruh pencemaran lingkungan.

B.   Gejala dan Tanda-tanda Penderita Down Syndrom
Gejala yang muncul akibat sindrom down dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas. Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal dengan bagian anteroposterior kepala mendatar. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar. Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan. Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar. Sementara itu lapisan kulit  biasanya tampak keriput. Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain.
Pada bayi baru  lahir kelainan dapat berupa congenital heart disease. kelainan ini yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat meninggal dengan cepat. Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esofagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia).

C.   Cara Pencegahan terhadap Penderita Down Syndrom
Down Syndrome tidak bisa dicegah, karena merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlah kromosom 21 yang harusnya cuma 2 menjadi 3. Penyebabnya masih tidak diketahui pasti. Namun Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis  bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan down sindrome atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan down sindrome lebih tinggi.
Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini. Pada tahap perkembangannya, penderita down syndrome juga dapat mengalami kemunduran dari sistim penglihatan, pendengaran maupun kemampuan fisiknya mengingat tonus otot-otot yang lemah. Dengan demikian penderita harus mendapatkan support maupun informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik maupun mentalnya. Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut. Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan diagnostic yaitu untuk mendeteksi adanya kelainan pada kromosom, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan, antara lain:
·         Pemeriksaan fisik penderita
·         pemeriksaan kromosom,
·         Ultrasonography,
·         ECG,
·         Echocardiogram, dan
·         Pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling).
Meski Down Syndrome dapat terjadi pada anak dari pasangan manapun,  namun kebiasaan bergaya hidup sehat kemungkinan dapat membantu mencegah terjadinya down syndrome pada janin. Menurut Parentsguide (2007) Gaya hidup sehat yang dimaksud antara lain meliputi: Konsumsi makanan bergizi, makanlah sayuran dan buah-buahan segar, hindari kebiasaan merokok, hindari kebiasaan minum-minuman beralkohol dan Olah raga yang teratur.









BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Down syndrome (DS) merupakan suatu bentuk kelainan kromosom yang paling sering terjadi. Menurut penelitian, DS menimpa satu di antara 700 kelahiran hidup.
Gejala yang muncul akibat sindrom down dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas. Pada bayi baru  lahir kelainan dapat berupa congenital heart disease. kelainan ini yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat meninggal dengan cepat. Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esofagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia).
Down Syndrome tidak bisa dicegah, karena merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Namun Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis  bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan.

B. Saran
Setiap pembelajaran di kelas bersifat individual, yang pada umunya hal ini masih dianggap sulit bagi beberapa guru. Pengetahuan guru tentang perkembangan, kemampuan, dan kelemahan sangatlah penting seperti kita ketahui bahwa Sindrom down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Dengan demikian kita harus bisa memahami mereka dalam pembelajaran agar mereka bisa hidup seperti anak-anak yang normal lainnya.



Rabu, 03 April 2013

asesmen proyek dalam evaluasi pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam PP No.19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan dalam pasal 64 ayat 1 dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan.  Pasal 19 ayat 3 dinyatakan bahwa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah penilaian menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai, dan teknik penilaian tersebut dapat berupa tes tertulis, observasi, praktek dan penugasan.
Dalam mewujudkan hal tersebut maka perlu adanya proses – proses penilaian serta pendokumentasian pengetahuan, keterampilan, sikap dan keyakinan peserta didik untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui, dilakukan dan dikerjakan peserta didik yang disebut asesmen.
Asesmen merupakan proses mendokumentasikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan keyakinan peserta didik untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui, dilakukan dan dikerjakan peserta didik. Metode dan alat asesmen meliputi, observasi, skala penilaian, proyek, asesmen mandiri oleh peserta didik, laporan tertulis, tes tertulis, review kinerja, asesmen portofolio.
Asesmen menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga dapat mengambangkan instrument untuk mengukur kemampuan siswa dengan cara yang lebih baik.  Menurut Hart (1994) kalau guru mengubah cara mangakses siswa, maka guru juga akan penting untuk peningkatan pendidikan, tetapi juga penting bagi siswa, guru, dan mengubah bagaimana dia mengajar dan bagaimana siswa belajar.
Bentuk-bentuk asesmen alternatif menurut O’Malley and Pierce (1996):
  1. Asesmen kinerja (Performance assessment)
  2. Observasi dan pertanyaan (Observation and Question), Presentasi dan Diskusi (Presentation and Discussion).
  3. Proyek/ Pameran (Project/ Exhibition)
  4. Eksperimen/ demonstrasi (Experiment/ demonstration)
  5. Bercerita (Story or text reteling)
  6. Evaluasi diri oleh siswa (Self assessment)
  7. Portofolio dan jurnal.
Dalam makalah ini akan dihabas secara spesifik mengenai salah satu bentuk asesmen yang penting dalam melakukan penilaian terhadap kinerja peserta didik yaitu asesmen proyek / pameran (Project / Exhibition).
B.      Rumusan Masalah
1.   Apa pengertian Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran ?
2.   Bagaimana karakteristik dari Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran ?
3.   Bagaimana langkah-langkah pembuatan Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran ?
4.   Bagaimana Contoh-contoh Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran ?

C.      Tujuan
1.   Menjelaskan pengertian Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran.
2.   Mengidentifikasi karakteristik dari Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran.
3.   Menjelaskan langkah-langkah pembuatan Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran.
4.   Menjelaskan Contoh-contoh Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran.
D.      Manfaat
Agar kita dapat mengetahui tentang asesmen proyek yang terdapat dalam evaluasi Pembelajaran serta dapat mengidentifikasi karakteristiknya dari asesmen proyek dan juga dapat menjelaskan langkah – langkah bagaimana cara pembuatan asesmen proyek serta contoh – contoh asesmen proyek yang dibuat untuk mempermudah dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik.




BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Asessment Proyek
Asesment atau Penilaian dalam proses Pembelajaran merupakan kegiatan menghimpun fakta- fakta dan dokumen belajar peserta didik yang dapat dipercaya sebagai bagian dari  program Pembelajaran  di  kelas,  oleh karenanya  penilaian  berfungsi membantu  guru  untuk merencanakan kurikulum  dan  program  Pembelajaran, maka kegiatan penilaian membutuhkan  informasi  yang  bervariasi  dari  setiap individu atau kelompok peserta didik serta guru. Guru dapat melakukan penilaian dengan  cara   mengumpulkan   catatan   yang   diperoleh   melalui   pertemuan, observasi, portofolio, proyek, produk, ujian serta data hasil interview dan survey.
Dalam penilaian terdapat salah satu penilaian yang disebut Asessment Proyek. Proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian,   pengevaluasian,   hingga   penyajian  data karena  dalam pelaksanaan proyek bersumber pada primer atau skunder, evaluasi dan hasil kerjasama dengan pihak lain.
Jadi, Penilaian proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik. Teknik  Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Pada praktik di kelas, guru dapat menekankan penilaian proyek pada prosesnya dan menggunakannya sebagai sarana untuk mengembangkan dan memonitor keterampilan siswa dalam merencanakan, menyelidiki, dan menganalisis proyek. Siswa dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan pada suatu topik, membuat pertanyaan, dan menyelidiki topik tersebut melalui bacaan, wisata, dan wawancara.

B.      Karakteristik Asessment Proyek
Karakteristik Asessment Proyek dititikberatkan pada dua hal yaitu penilaian pada fokus proses dan pada fokus produk akhir.
1.     Fokus proses menyajikan informasi tentang
a.        perencanaan dan pengelolaan,
b.       bekerja dalam kelompok,
c.        bekerja sendiri, dan
d.       pemecahan masalah.
2.     Fokus produk akhir menyajikan informasi tentang:
a.         Pengidentifikasian dan pengumpulan informasi yang relevan,
b.       menafsirkan dan mengevaluasi penemuan, serta
c.        menyajikan hasil.
Kemampuan yang dinilai dari Asessment Proyek yaitu :
1) keterampilan menyelidiki secara umum;
2) pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu;
3) kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dalam suatu penyelidikan;
4) kemampuan menginformasikan subjek secara jelas.
Beberapa materi penilaian yang dapat dikategorikankan pada Asessment Proyek, diantaranya:
(1) poster
(2) esai
(3) majalah dinding
(4) laporan perjalanan
(5) laporan wawancara tokoh tertentu.

C.      Langkah-langkah Pembuatan Asessment Proyek
Pada dasarnya penilaian proyek ini lebih menitikberatkan pada penilaian proses. Langkah-langkah penilaiannya sebagai berikut:
1) Merencanakan Penilaian
a) Penilai melihat kesesuainnya dengan kompetensi yang dituntut kurikulum.
b) Penilai meyakini bahwa proyek dapat dikelola, yaitu tidak terlalu luas atau terlalu sempit; tidak terlalu sulit atau terlalu mudah.
2) Merancang spesifikasi proyek yang berfokus pada proses:
a) memilih topik (dapat dipilih siswa dari topik yang disediakan guru);
b) memetakan area yang akan dicakup (dihasilkan dari curah pendapat).
3) Melaksanakan pencatatan kegiatan oleh siswa sendiri,
a)     Merancang rincian langkah;
b)     memantau pelaksanaan;
4) Melaksanakan pelaporan hasil kegiatan oleh guru
a) kombinasi bukti pengamatan terhadap pelaksanaan proyek dan bukti lain
b) pemantauan perkembangan kompetensi antarmata pelajaran



D.      Contoh-contoh Asessment Proyek
1)     Contoh pencatatan rancangan kegiatan oleh siswa
Contoh 1
Nama Kelompok      :       Mawar Putih
Nama anggota          :       1. Ery Tomeri
                                         2. Yulya Kesuma Wangi
                                         3. Dinasti Han
Kelas                            :       VIII
1. Tema poster          :      Penghijauan Alam
2. Bahan yang diperlukan:
    a. kertas berukuran 50 cm x 40 cm
    b. cat minyak warna hijau, hitam, merah, kuning
    c. kuas besar dan kecil
    d. alat tulis
3. Langkah-langkah:
    a. menentukan kata-kata yang hendak digunakan
    b. menentukan gambar/ilustrasi yang akan dibuat
    c. menentukan komposisi warna
    d. membuat rancangan poster
    e. membuat poster




Contoh 2
RANCANGAN RINCIAN LANGKAH

Pertanyaan penelitian saya :
…………………………………………………………………………………………………………………………….
Hipotesis saya :
…………………………………………………………………………………………………………………………….
Refrensi yang akan saya gunakan :
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
Bahan yang diperlukan :
………………………………………           ………………………………………            ……………………….
………………………………………           ………………………………………            ……………………….
………………………………………           ………………………………………            ……………………….
Prosedur yang akan ditempuh :
1.      …………………………………………………………………………………………………………………….
2.      …………………………………………………………………………………………………………………….
3.      …………………………………………………………………………………………………………………….
4.      Dst.

2)     Contoh pencatatan kegiatan oleh siswa
Contoh 1.
Nama Kelompok   :    Pantang Menyerah
Nama anggota       :    1. Ery Tomeri
                                   2. Yulya Kesuma Wangi
                                   3. Dinasti Han
Kelas                     :    VIII
Aspek
Kriteria
Mudah
Sedang
Sukar
1. Menentukan tema
2. Menyiapkan bahan
3.Menentukankata-kata yang hendak digunakan
4.Menentukan gambar/ilustrasi yang akan dibuat
5. Menentukan komposisi warna
6. Membuat rancangan poster
7. Membuat poster










Contoh 2
Nama Kelompok              :        Pantang Menyerah
Nama anggota                  :        1. Ery Tomeri
                                                  2. Yulya Kesuma Wangi
                                                  3. Dinasti Han
Kelas                                    :         VIII
1. Bagaimana kerja sama antaranggota kelompok?
(sangat baik – baik – tidak baik)
2. Bagaimana tingkat hasil kerja kelompok kamu?
(sangat baik – baik – tidak baik)
3. Bagian mana dari kerja kelompok kamu yang terbaik?
……………………………………………………………………………………
4. Bagaimana agar hasil kerja kelompok kamu dapat ditingkatkan?
…………………………………………………………………………………….
5. Jika ditempatkan dalam skala (1 – 10), kelompok kamu ada di  posisi berapa?
……………………………………………………………………………………..




Contoh 3.
Nama-nama anggota kelompok:
…………………………………………………………..
…………………………………………………………..
…………………………………………………………..
1. Bagaimana kerja sama antar-anggota kelompok (sangat baik, baik, jelek)
2. Bagaimana tingkat hasil kerja proyek kelompok anda (sangat baik, baik, jelek)
3. Menurut anda, bagaian mana dari kerja proyek  kelompok anda yg terbaik ?
4. Menurut anda, bagaimana hasil kerja proyek di kelompok anda dapat ditingkatkan ?
5. Jika ditempatkan dalam skala 1-10 (10 tertinggi), menurut anda kelompok anda di posisi mana?

3) Contoh pencatatan kegiatan oleh guru
Contoh 1
Nama kelompok
Aspek
Kriteria
Baik
Sedang
Kurang
1. …………..
a. kerja sama
b. tingkat hasil kerja
c. sikap positif terhadap
     tugas



2. …………..
a. kerja sama
b. tingkat hasil kerja
c. sikap positif terhadap      tugas



dst.








            Contoh 2
Aspek yang dinilai
Berapa kali diamati
Catatan
1. Terlibat aktif mendiskusikan masalah


2. Menerapkan konsep dalam menyelesaikan masalah


3. Menunjukkan Sikap positif


4. Menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah


5. Kemampuan menggunakan pendekatan inter-kompetensi maple


6. Kemampuan menggunakan pendekatan multi-kompetensi antar-mapel


8.  Hal lain yang diobservasi






BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.       Penilaian proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
2.      Karakteristik Asessment Proyek :
1.       Fokus proses
2.       Fokus produk akhir
3.       Kemampuan Asessment Proyek
4.       Materi penilaian Asessment Proyek
3.       Langkah-langkah penilaiannya sebagai berikut:
1)     Merencanakan Penilaian
2)     Merancang spesifikasi proyek yang berfokus pada proses
3)     Melaksanakan pencatatan kegiatan oleh siswa sendiri
4)     Melaksanakan pelaporan hasil kegiatan oleh guru

B.      Saran
Dari makalah ini, kami sangat berharap susunan mengenai Asessment Proyek ini dapat dijadikan acuan untuk melaksanakan evaluasi pembelajaran bagi para peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dari peserta didik dan juga menjadi pegangan bagi guru dalam mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.