Struktur Kristal
Kristal merupakan susunan atom-atom yang
teratur dalam ruang tiga
dimensi. Keteraturan susunan tersebut
terjadi karena harus
terpenuhinya kondisi geometris,
ketentuan ikatan atom, serta susunan
yang rapat. Walaupun tidak mudah untuk menyatakan
bagaimana
atom tersusun dalam padatan, namun ada
hal-hal yang bisa menjadi
faktor penting yang menentukan
terbentuknya polihedra koordinasi
susunan atom-atom. Secara ideal, susunan
polihedra koordinasi paling
stabil adalah yang memungkinkan terjadinya
energi per satuan volume
yang minimum. Keadaan tersebut dicapai
jika:
(1) kenetralan listrik terpenuhi,
(2) ikatan kovalen yang diskrit dan
terarah terpenuhi,
(3) gaya tolak ion-ion menjadi minimal,
(4) susunan atom serapat mungkin.
Penggolongan
Suatu kristal dapat digolongkan berdasarkan susunan partikelnya dan dapat pula berdasarkan jenis
partikel penyusunnya atau interaksi yang menggabungkan partikel tersebut.
Jenis-jenis
kristal
|
|||
Li
|
NaCl
|
Ar
|
C
(intan)
|
Ca
|
LiF
|
Xe
|
Si
|
Al
|
AgCl
|
Cl
|
SiO2
|
Fe
|
Zn
|
CO2
|
Sifat- Sifat Kristal
Kristal memiliki berbagai sifat khas, dimana kita dapat
menentukan kristal tersebut dengan menggunakan ke khasan dari suatu kristal.
Berikut sifat-sifat khas dari mineral:
A. Rasa
Rasa bukanlah yang pertama atau mungkin yang terakhir dalam mendiskripsi mineral. Namun, rasa kadang-kadang merupakan suatu karakteristik yang sangat baik dan suatu kunci dalam mengidentifikasi beberapa mineral. Umumnya mineral yang biasa dirasa/dicicipi adalah garam-batuan atau halit, tetapi ada beberapa lain mineral yang mempunyai suatu rasa yang membedakan.
Ketika merasakan suatu mineral, janganlah langsung menjilat mineral tersebut karena kemungkinan mineral tersebut beracun. Hal yang perlu dilakukan yaitu membasahi jari lalu sentuhkan jari tersebut ke mineral kemudian jilatlah jari tersebut. Dengan cara ini, seandainya mineral tersebut beracun maka hanya sedikit racun yang masuk ke mulut.
Beberapa mineral mempunyai rasa yang unik dan tidak dapat diuraikan kecuali garis besarnya, tetapi dengan berlatih dan mencoba, mineral bisa dengan mudah dikenali.
Berikut ini beberapa contoh mineral yang mempunyai rasa tertentu :
- Borax(alkali manis)
- Chalcanthit(logam manis)
- Glauberit(pahit agak asin)
- Halit (asin)
- Hanksit (asin)
- Silvit (pahit)
B. Ketembusan Cahaya
Ketembusan cahaya adalah kemampuan mineral untuk melewatkan cahaya/sinar. Sifat ini dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. TRANSPARAN MINERAL
Transparan mineral ialah sifat mineral dimana mineral tersebut mampu melewatkan cahaya dan tembus pandang seperti kaca.
Contoh transparan mineral :
- Topaz
- Kalsit
2. TRANSLUCENT MINERAL
Translucent mineral ialah sifat mineral dimana mineral tersebut tembus cahaya tetapi tidak tembus pandang.
Contoh translucent mineral :
- Witherit
- Gipsum
3. OPAK MINERAL
Opak adalah sifat mineral dimana mineral tidak tembus cahaya meskipun dalam bentuk helaian/lembaran yang sangat tipis. Biasanya mineral ini mempunyai kilap metalik.
Contoh Opak mineral :
- Bixbyite
- Hematit
C. BAU MINERAL
Beberapa mineral mempunyai bau tertentu. Pada umumnya, bau mineral tidaklah begitu tercium kecuali mineral tersebut baru saja digali. Contoh mineral yang memiliki bau yaitu :
- Mineral sulfur dan juga kelompok mineral sulfida ( markasit, galena, kalkosit, dll) mempunyai bau yang sangat menyengat dan khas.
- Arsenopirit (mineral arsenik yang beracun) berbau seperti bawang putih ketika mineral ini dihancurkan.
D. REAKSI DENGAN ASAM
Mineral yang dapat bereaksi dengan asam cenderung merupakan kelompok mineral karbonat. Kelompok ini dicirikan dengan adanya gugus anion kompleks, yaitu CO32-. Reaksi dengan asam akan menyebabkan mineral menjadi tidak stabildan akan memutuskan ikatan dan membentuk air dan CO2. Sebagai contoh kalsit, reaksinya yaitu:
CaCO3 + 2H(+1) -------> Ca(+2) + H2O + CO2 (gas)
Pada reaksi ini terjadi suatu gelembung dan buih. Gelembung dan buih ini merupakan reaksi yang menandai adanya ion karbonat. Untuk mendeteksi ion karbonat biasanya digunakan asam HCl.
Kisi atom raksasa
Suatu kisi
kristal yang terdiri dari atom yang saling berikatan dengan ikatan kovalen, misalnya, intan. Zat dengan kisi atomik raksasa sangat kuat serta mempunyai titik leleh
dan didih yang sangat tinggi.
Kisi ion raksasa
Suatu kisi
kristal yang terdiri dari ion
yang terikat satu sama lain dengan ikatan ion, misalnya, natrium klorida. Ikatan ion sangat kuat, ini berarti zat akan
mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Kisi logam raksasa
Suatu kisi
kristal yang terdiri dari atom logam yang saling berikatan dengan ikatan
logam, misalnya, zink. Elektron terdelokalisasi bebas bergerak, menjadikan logam penghantar
listrik dan panas yang baik. Lapisan logam dapat saling melipat di atas yang
lain, membuat logam dapat ditempa dan dapat ditarik.
Kisi molekular
Suatu kisi
kristal yang terdiri dari molekul yang saling berikatan dengan gaya-gaya antarmolekul, misalnya, iodin. Gaya ini lemah, sehingga kristal mempunyai titik leleh dan didih yang
rendah bila dibandingkan dengan senyawa
ion dan dapat dengan mudah
diputuskan. Ikatan kovalen di dalam
molekulnya lebih kuat dan tidak terlalu mudah untuk diputuskan.
Ada banyak
sekali sistem atau tipe kristal, akan tetapi
setidaknya ada 7 (tujuh) tipe
kristal yang banyak dijumpai di alam ini. Berikut adalah ke-tujuh sistem
kristal tersebut.
Kubik (atau isometrik)
Tipe
kristal ini memeiliki tiga sumbu yang saling berpotongan membentuk sudut
siku – siku, dan ketiganya memiliki panjang yang sama. Pirit (Fe2S3,
salah satu mineral besi) dan kristal
Halit (NaCl, garam) merupakan contoh dari kristal
yang berbentuk isometrik ini.
Tetragonal
Kristal
ini memiliki dua sumbu yang sama, sumbu horisontal yang bersudut 90 derajat dan
satu sumbu (yang lebih panjang dibandingkan dengan dua lainnya) tegak lurus
terhadap bidang antara dua sumbu yang sama tadi. Dengan kata lain, semua
sumbu membentuk sudut siku2 atau 90 derajat terhadap satu sama lain, dan
dua sumbu adalah sama panjang. Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida)
adalah contoh dari sitem kristal tetragonal ini.
Ortorombik
Tipe
kristal ini memiliki 3 (tiga) sumbu yang berbeda yang berpotongan
tepat 90 derajat dari sistem
kristalnya. Topas (sebuah silikat fluorin-alumunium) adalah contoh
yang sangat baik untuk menggambarkan sistem
kristal ortorombik ini.
Monoklin
Tipe
kristal ini memiliki 3 (tiga) sumbu yang tidak sama satu dengan yang
lainnya dan berpotongan membentuk sudut siku – siku terhadap sistem dan salah
satu sumbu memiliki sudut lebih miring terhadap bidang yang dibentuk oleh kedua
sumbu yang lainnya. Augit (sebuah silikat besi dan magnesium) adalah anggota
dari sistem
kristal monoklin ini.
Triklin
Tipe
kristal ini memiliki 3 (tiga) sumbu yang tidak sama yang saling
berpotongan pada sisi miringnya. Felspar-Albit (sebuah silikat natrium dan
aluminium) merupakan contoh dari mineral dengan sistem
kristal triklin.
Heksagonal
Kristal
ini memiliki tiga sumbu yang sama yang saling bersinggungan di sudut 60 derajat
pada bidang horizontal. Mereka juga memiliki (lebih panjang atau pendek)
keempat sumbu tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh tiga sumbu
lainnya. Atau ada empat sumbu, tiga dari panjang yang sama pada 120
derajat satu sama lain dan sudut terakhir membentuk siku terhadap bidang
sebelumnya. Beryl (batu permata dikenal sebagai silikat berilium) adalah bagian
dari sistem
kristal heksagonal.
Trigonal (Rombohedral)
Tipe
kristal ini memiliki sumbu – sumbu yang sama yang saling berpotongan
pada sisi miring sistem ini. Tipe
kristal ini biasanya memiliki kombinasi dengan sistem
kristal Hexagonal.
Kristal Kuarsa
Kisi
kristal yang biasa disebut kisi dapat dikatakan sebagai abstraksi dari kristal,
sehingga kisi merupakan pola dasar atau pola geometri dari kristal, ilustrasi
kisi dapat digambarkan seperti gambar 1.3
· · · · ·
· · · · ·
· · · · ·
· · · · ·
· · · · ·
Gambar 1.3. Kisi kristal
Titik-titik pada gambar 1.3
merupakan tempat kedudukan atom dalam suatu kristal, pada suatu kristal setiap
titik tersebut dapat ditempati oleh atom yang sama atau atom berbeda, namun
masing-masing posisi satu dengan yang lain tetap periodic.
Kisi ada dua kelompok: kisi Bravais dan non-Bravais. Kisi
disebut kisi Bravais jika semua titik kisinya equivalen, sedangkan kisi
non-Bravais jika ada beberapa titik kisi yang tidak equivalen. Gambar 1.3
merupakan ilustrasi dari kisi Bravais, sebab setiap titik pada gambar tersebut
sama, sedangkan gambar 1.4 merupakan ilustrasi dari kisi non-Bravais sebab ada
titk kisi yang berupa “ titik “yang bulat dan kecil.
· · · · ·
· · · · ·
· · · · ·
· · · · ·
· · · · ·
Gambar 1.4. Kisi non-Bravais
BAB IIDIFRAKSI SINAR-X OLEH KRISTAL
Sinar X
·
Merupakan radiasi elektromagnetik berenergi tinggi
·
Dihasilkan
akibat interaksi antara berkas berkas elektron eksternal dengan elektron pada
kulit atom.
·
Spektrum
sinar x memiliki:
panjang
gelombang antara10-5-1 nm,
frekuensi
antara 1017-1020 Hz,
Energi
antara 103-106 eV.
·
Panjang
gelombnag Sinar X memiliki orde yang sama dengan jarak antara atom.
Prinsip difraksi Sinar X
·
Sinar
X terpancar dari tabung Sinar X.
·
Difraksi
sinar X yang konvergen diterima slit.
·
Sinar
X diterima detektor,
diubah menjadi sinyal listrik.
·
Sinyal
ini dihitung sebagai analisa pulsa tinggi.
Interaksi Sinar X dengan material
1.
Energi berkas Sinar X terserap oleh atom.
2.
Energi berkas Sinar X dihamburkan oleh atom
Difraksi
Sinar X
- Proses hamburan sinar X oleh bahan kristal.
- Difraksi tergantung pada struktur kristal dan panjang gelombang.
- jika (λ) ukuran atom, tidak terjadi difraksi
- jika (λ) < ukuran atom, terjadi difraksi
Difraksi Sinar X
o Teknik yang
digunakan dalam karakterisasi material.
o Untuk mendapatkan
informasi mengenai ukuran atom.
Hukum Bragg
n = 1,2,3,…. orde pertama, kedua, ketiga dst
d jarak antara 2 bidang pantul yang berdekatan
θ sudut antara
sinar datang dan sinar pantul
Interferensi konstruktif terjadi jika selisih lintasan
antara dua sinar berurutan merupakan kelipatan dari panjang gelombangnya (λ)
SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor
adalah atom yang berisi empat elektron valensi. Karena jumlah elektron valensi
di dalam semikonduktor adalah ditengah antara satu (konduktor) dan delapan
(isolator) maka atom semikonduktor bukan konduktor yang baik dan bukan isolator
yang baik. Bahan semikonduktor yang banyak digunakan adalah silikon
(Si), germanium (Ge), dan karbon (C). Silikon dan germanium digunakan untuk
membuat komponen-komponen zat padat (solid state), sedangkan karbon terutama
untuk membuat resistor dan potensiometer.
Bila tidak ada
gaya luar yang menyebabkan konduksi, cacah elektron dan proton adalah sama.
Karena muatan elektron(negatif) dan proton (positif) adalah sama dan berlawanan
maka muatan netto pada atom adalah nol. Bila atom kehilangan elektron valensi
maka muatan atom menjadi positif, sebaliknya bila menerima elektron, muatan
netto menjadi negatif. Semikonduktor terbagi atas dua yaitu semikonduktor
intrinsik dan semikonduktor ekstrinsik.
1.
Semikonduktor Intrinsik
Atom-atom semikonduktor yang
mempunyai empat elektron valensi tersusun sebagai kristal tetrahedral oleh
adanya ikatan kovalen dengan mekanisme hantarannya digunakan gambaran dua
dimensi susunan kristalnya. Lingkaran dengan tanda +4 melukiskan ion
semikonduktor yakni atom beserta elektron-elektronnya selain empat elektron
valensi. Ikatan kovalen dilukiskan dengan garis lengkung dengan dua elektron
valensi di dalamnya. Pada suhu 0 K, elektron valensi terikat erat dengan ikatan
kovalen dan tidak ada elektron bergerak bebas. Kalau suhu kristal dinaikkan
sehingga ada elektron yang kenaikan tenaga termalnya melebihi celah tenaga maka
elektron-elektron ini akan meloncat ke bidang konduksi menjadi elektron bebas.
Kalau pada suatu ikatan kovalen
terbentuk lubang maka elektron valensi dari atom yang berdekatan akan
melepaskan diri dari ikatan kovalen untuk mengisi lubang tersebut. Elektron ini
akan meninggalkan lubang pada tempat yang ditinggalkan. Maka lubang akan
bergerak dengan arah yang berlawanan dengan elektron. Maka semikonduktor intrinsik
pada suhu 0K bersifat sebagai isolator, dan pada suhu yang sangat tinggi
bersifat sebagai konduktor karena terjadi pembentukan pasangan elektron bebas
dan lubang yang banyaknya sama dan berlaku sebagai pembawa muatan.
1.
Semikonduktor Ekstrinsik
Untuk menyusun devais elektronik diperlukan
bahan yang kaya akan satu jenis pembawa muatan saja yaitu lubang saja atau
elektron saja. Untuk itu diperlukan doping, yakni memasukkan atom asing
bervalensi 5 atau 3 dengan prosentasi kecil sehinga dihasilkan semikonduktor
ekstrinsik. Adapun semikonduktor terbagi atas 2 yaitu semikonduktor tipe n
dan semi kondutor tipe p. Pada semikonduktor tipe n diperoleh dengan
doping atom asing bervalensi 5, seperti fosfor(P), arsen(As), dan antimon(Sb),
kedalam semikonduktor intrinsik. Atom valensi 5 ini disebut sebagai atom donor
karena dalam membentuk ikatan kovalen dibebaskan kelebihan elektronnya. Atom
donor setelah membebaskan satu elektron valensi menjadi ion positif yang
terikat ditempat.Pada semikonduktor tipe p diperoleh dengan doping atom asing
bervalensi 3, seperti boron (B), alumunium (Al) dan galim (Ga) ke dalam
semikonduktor instrinsik. Atom bervalensi 3 ini disebut sebagai atom akseptor,
karena untuk membentuk ikatan kovalen memperoleh sebuah elektron. Karena
menerima sebuah elektron maka atom akseptor menjadi ion negatif yang terikat di
tempat.