A. Sistem pembelajaran
Sistem mengajar sering ditafsirkan berbeda-beda
sesuai dengan teori belajar yang digunakan. Masalah mengajar telah menjadi
persoalan para ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang. Dalam buku proses
belajar mengajar dalam sistem kedit semester, Drs. Slameto ( 1991) menyatakan
bahwa “bak konteks maupun isi pendidikan harus beerubah bersama – sama saling
menguatkan, sehingga diperlukan usaha pembaharuan pendidikan. Pendidkan haarus
diorientasikan ke masa depan, terhadap tuntutan – tuntutan baru sesuai
perubahan zaman yang makin cepat. Kalau tidak berorientasi ke depan, bahkan
dengan pendekatan yang lebih pragmatis, pendidikan tak akan memeadai lagi,
bahkan lulusannya akan semakin tidak menahu tentang kebutuhan zamannya
yang terus berkembang. Ada yang menyatakan bahwa mengajar adalah
mewariskan kebudayaan nenek moyang pada masa lampau kepada generasi baru secara
turun-temurun sehingga terjadi konservasi kebudayaan. Mengajar bukanlah tugas
yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok
siswa yang memerlukan bimbingan, dan pembinaan untuk menuju kedewasaan.
Usaha pembaharuan pendidikan
melalui pemecahan masalah menurut mudhoffir (1987:5 ), “ pemecahan masalah pembelajaran dengan
pendekatan sistem ini berdasarkan konsepsi teknologi instruksional yang
merupakan bagian dari teknologi pendidikan,karena dalam teknologi
instruksional, usaha pemecahan masalah itu akan berbentuk sistem instruksional
yang lengkap, yang merupakan kombinasi dari komponen sistem instruksional yang
sengaja di rancang, dipilih, dan digunakan secara terpadu”.
B. Pola dasar pembelajaran
Ada beberapa pendapat tentang
pola dasar pengajaran. Menurut Hamalik (1990:59) pola mengajar dapat diurakan
menjadi lima bagian sebagai berikut:
1. Pola dasar mengajar yang sederhana, terdiri atas lima
komponen yaitu tujuan instruksional yang dirumuskan secara khusus dan
operasional, perilaku dasar siswa yang perlu dikenali sebelum pembelajaran
dimulai, prosedur instruksional yang meliputi penilain materi pembelajaran dan
metode belajar, penilaian untuk mengetahui keberhasilan siswa, dan balikan
yaitu informasi yang diperoleh melalui prosedur penilaian yang pada gilirannya
memberikan umpan balik terhadap tujuan instruksional
2. Pola mengajar formal step, pola ini terdiri atas lima
langkah yaitu
Ø persiapan di mana guru berusaha mengungkapkan kembali
bahan yang tujuannya untuk membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran,
Ø penyajian atau presentation, guru menyampaikan bahan
baru kepada kelas berupa bahan pokok dalam mengajar dilenkapi dengan contoh dan
ilustrasi
Ø asosiasi dan perbandingan, guru menghubungkan bahan
yang terkait baik dengan materi pelajaran maupun dengan hal-hal praktis di
masyarakat.
Ø Kesimpulan(generalization). Guru bersama para siswa
mengambil kesimpulan berdasarkan bahan pelajaran yang baru disajikan.
Ø Penerapan. Pada langkah ini guru memberikan tugas
kepada siswa dan sejumlah petanyaan ulangan.
3. Pola mengajar morrison plan, pola ini diterapka dalam
rangka metode proyek yang secara mendasar dilandasi oleh teori gestalt. Urutan prosedur belajar
mengajar dalam pola ini adalah:
Ø Eksplorasi. Pada langkah ini guru melakukan penjajakan
terhadap pengalaman siswa dan menghubungkannya dengan unit.
Ø Presentasi. Pada langkah ini guru menyajikan garis
besar tentang unit yang akan dilaksanakan.
Ø Asimilasi. Dalam langkah ini siswa mempelajari masalah
tersebut dan mempelajari bahan dari berbagai sumber serta berusaha
menguasainya.
Ø Organisasi. Anak diberi kesemptan untuk mengungkapkan,baik
secara lisan maupun tulisan, materi yan telh dikuasainya.
Ø Resitasi. Pada langkah ini diadakan penilaian yang
bertujuan untuk melengkapi bukti-bukti bahwa dia telah mnguasai materi.
4. Pola mengajar yang diajukan oleh the commission on the
relation of school and collage. Terdiri atas tiga langkah kerja yaitu
menyiapkan masalah, periode kerja, dan tahap kulminasi yaitu siswa melakukan
berbagai kegiatan seperti laporan individu dan kelompok, dramatisasi, dan
penilaian.
5. Pola pengajaran unit, yaitu suatu sistem belajar yang
bertitik tolak dari suatu masalah, topik, atau proyek yang bertujuan membentuk
pribadi siswa yang terintegrasi secara harmonis, yang mampu bertindak untuk
menghadapi berbagai situasi problematis sesuai dengan kemampuan individual, dan
berorientasi pada kehidupan masyarakat, dan menuntut keaktifan secara seimbang
antara guru dan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Slameto.
1991. Proses belajar mengajar dalam system kredit semester. Jakarta :
Bumi aksara
Mudhoffir.
1987. Teknologi inruksional. Remadja Karya . Bandung
Kopertis
wilayah VIII. 2002. Makalah langkah – langkah penuliasan buku ajar,
Denpasar,
Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.