BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rene Descartes dikenal sebagai ahlli
filsafat modern pertama yang besar. Ia juga penemu biologi modern, ahli fisika,
dan matematikawan. Ia lahir di Touraine, Prancis, putra dari seorang ahli
hukum, yang lumayan kekayaannya. Ayahnya mengirimnya ke sekolah Jeswit pada umur 8 tahun. Karena kesehatannya
yang kurang baik, Descartes diizinkan menghabiskan waktu paginya belajar di
tempat tidur, suatu kebiasaan yang dipandangnya berguna sehingga dilanjutkannya
sepanjang hidupnya. Pada umur 20 tahun, ia mendapat gelar sarjana hukum dan
selanjutnya menjalani kehidupan seorang tuan yang terhormat, menjalani dinas
militer beberapa tahun dan tinggal beberapa waktu di Paris dan kemudian di
Belanda. Ia pergi ke Swedia diundang untuk mengajari Ratu Christina, di mana ia
meninggal karena pneumonia pada tahun 1850.
Descartes menyelidiki suatu metode
berfikir yang umum yang akan memberikan perkalian pada pengetahuan dan menuju
kebenaran dalam ilmu-ilmu. Penyelidikan itu mengantarnya ke matemtika, yang ia
simpulkan sebagai sarana pengembangan kebenaran di segala bidang. Karya
matematikanya yang paling berpengaruhu
adalah La Geometrie, yang diterbitkan tahun 1637. Di dalamnya ia mencoba
suatu penggabungan dari geometri tua dan patut dimuliakan dengan AlJabar yang
masih bayi. Bersama dengan orang Prancis lainnya, Pierre Fermat (1601-1665), ia
diberi pujian dengan gabungan tersebut
yang saat ini kita sebut geometri analitik atau geometri koordinat.
Makalah ini akan menyajikan terobosannya khusus mengenai sistem koordinat,
diantaranya sistem koordinat kartesius, koordinat polar, dan koordinat bola.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini
adalah apakah yang dimaksud dengan sistem koordinat itu dan apa saja macam-macam
sistem koordinat?
C. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, adapun tujuan
dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Memberikan pemahaman mengenai sistem koordinat secara umum.
2.
Mendeskripsikan sistem koordinat kartesius.
3.
Mendeskripsikan sistem koordinat polar.
4.
Mendeskripsikan sistem koordinat bola.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem koordinat Kartesius
Istilah Kartesius
digunakan untuk mengenang ahli matematika sekaligus filsuf dari Perancis Descartes, yang perannya besar dalam
menggabungkan aljabar dan geometri (Cartesius adalah latinisasi untuk Descartes). Hasil kerjanya
sangat berpengaruh dalam perkembangan geometri
analitik,
kalkulus, dan kartografi.
Ide dasar sistem ini dikembangkan
pada tahun 1637 dalam dua tulisan karya Descartes.
Pada bagian kedua dari tulisannya Discourse
on Method, ia memperkenalkan ide baru untuk menggambarkan posisi titik atau obyek pada sebuah permukaan,
dengan menggunakan dua sumbu yang bertegak lurus antar satu dengan yang lain. Dalam
tulisannya yang lain, La Géométrie, ia memperdalam konsep-konsep yang
telah dikembangkannya.
Gambar 1 Sistem
koordinat Kartesius.
Terdapat empat titik yang ditandai: (2,3) titik hijau,
(-3,1) titik merah, (-1.5,-2.5) titik biru, dan (0,0), titik asal, yang
berwarna ungu.
Dalam matematika, Sistem koordinat Kartesius
digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x dan koordinat y dari titik
tersebut.
Untuk mendefinisikan koordinat
diperlukan dua garis berarah yang tegak lurus satu sama lain (sumbu x dan sumbu
y), dan panjang unit, yang dibuat tanda-tanda pada kedua sumbu tersebut (lihat
Gambar 1).
Sistem koordinat Kartesius dapat
pula digunakan pada dimensi-dimensi yang lebih tinggi, seperti 3 dimensi,
dengan menggunakan tiga sumbu (sumbu x, y, dan z).
Gambar 2
Sistem koordinat Kartesius disertai lingkaran merah yang
berjari-jari 2 yang berpusat pada titik asal (0,0). Persamaan lingkaran merah
ini adalah x² + y² = 4.
Dengan menggunakan sistem koordinat
Kartesius, bentuk-bentuk geometri seperti kurva dapat diekspresikan dengan persamaan aljabar. Sebagai contoh, lingkaran yang
berjari-jari 2 dapat diekspresikan dengan persamaan x² + y² = 4 (lihat Gambar
2).
Sistem Koordinat 1 Dimensi
SISTEM
KOORDINAT 1-DIMENSI
Satu sumbu koordinat
Sistem Koordinat 2 Dimensi
Pada halaman pertama telah
dikenalkan mengenai Sistem koordinat Kartesius dalam dua dimensi. Pada umumnya
didefinisikan dengan dua sumbu yang saling bertegak lurus antar satu dengan
yang lain, yang keduanya terletak pada satu bidang (bidang xy). Sumbu
horizontal diberi label x, dan sumbu vertikal diberi label y.
Pada sistem koordinat tiga dimensi, ditambahkan sumbu yang lain yang sering
diberi label z. Sumbu-sumbu tersebut ortogonal antar satu dengan yang
lain. (Satu sumbu dengan sumbu lain bertegak lurus.)
Titik pertemuan antara kedua sumbu,
titik asal, umumnya diberi label 0. Setiap sumbu juga mempunyai besaran
panjang unit, dan setiap panjang tersebut diberi tanda dan ini membentuk
semacam grid. Untuk mendeskripsikan suatu titik tertentu dalam sistem
koordinat dua dimensi, nilai x ditulis (absis), lalu diikuti
dengan nilai y (ordinat). Dengan demikian, format yang dipakai
selalu (x,y) dan urutannya tidak dibalik-balik.
Gambar 3 - Keempat kuadran sistem koordinat Kartesius.
Panah yang ada pada sumbu berarti panjang sumbunya tak
terhingga pada arah panah tersebut.
Pilihan huruf-huruf didasari oleh
konvensi, yaitu huruf-huruf yang dekat akhir (seperti x dan y) digunakan untuk
menandakan variabel dengan nilai yang tak diketahui, sedangkan huruf-huruf yang
lebih dekat awal digunakan untuk menandakan nilai yang diketahui.
Sebagai contoh, pada Gambar 3, titik
P berada pada koordinat (3,5).
Karena kedua sumbu bertegak lurus
satu sama lain, bidang xy terbagi menjadi empat bagian yang disebut kuadran,
yang pada Gambar 3 ditandai dengan angka I, II, III, dan IV. Menurut konvensi
yang berlaku, keempat kuadran diurutkan mulai dari yang kanan atas (kuadran I),
melingkar melawan arah jarum jam (lihat Gambar 3). Pada kuadran I, kedua
koordinat (x dan y) bernilai positif. Pada kuadran II, koordinat x bernilai
negatif dan koordinat y bernilai positif. Pada kuadran III, kedua koordinat
bernilai negatif, dan pada kuadran IV, koordinat x bernilai positif dan y
negatif (lihat tabel dibawah ini).
Kuadran
|
nilai
x
|
nilai
y
|
I
|
>
0
|
>
0
|
II
|
<
0
|
>
0
|
III
|
<
0
|
<
0
|
IV
|
>
0
|
<
0
|
Penjelasan tambahan (penjelas)
Sistem koordinat kartesius
dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari dua salib sumbu yang
saling tegak lurus, biasanya sumbu X dan Y, seperti digambarkan pada gambar 3.1
di bawah ini :
Gambar 3.1. Sistem Koordinat Kartesian 2 Dimensi
Jika dilihat dari gambar 3.1 diatas, koordinat P mempunyai jarak
pada sumbu X yang disebut absis sebesar 3 dan mempunyai jarak pada sumbu
Y yang disebut ordinat sebesar 5. Sedangkan d merupakan jarak
dari pusat sumbu koordinat (O) ke titik P. Nilai d dapat dihitung dengan
persamaan :
d = (3.1)
jika d merupakan jarak antara dua titik, secara umum d dapat
dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
d =
(3.2)
dimana
i dan j menunjukkan nama titik.
Gambar 3.2. Jarak
dari dua titik
Dari gambar 3.2 diperoleh bahwa,
(3.3)
B. Sistem
Koordinat Polar
Dalam koordinat polar, koordinat suatu
titik didefinisikan fungsi dari arah dan jarak dari titik ikatnya. Selanjutnya
dapat dijelaskan pada gambar 3.3 berikut ini.
Gambar
3.3. Sistem Koordinat Polar
Jika O merupakan titik pusat koordinat
dan garis OX merupakan sumbu axis polar, maka titik P dapat ditentukan
koordinatnya dalam sistem koordinat polar berdasarkan sudut vektor (θ) dan
radius vektor (r) atau (garis OP) yaitu P (r, θ). Sudut vektor (θ) bernilai
positif jika mempunyai arah berlawanan dengan arah putaran jarum jam, sedangkan
bernilai negatif jika searah dengan putaran jarum jam.
Hubungan
Koordinat Kartesian dengan Koordinat Polar
Kedua sistem koordinat, yaitu koordinat
kartesian dan koordinat polar, dapat saling berhungan secara matematis.
Perhatikan gambar 3.4 berikut ini.
Gambar
3.4. Hubungan Sistem Koordinat Kartesian dan Polar
Dari gambar 3.4 di atas, maka dapat
diketahui hubungan secara matematis antara koordinat kartesian dan polar,
x = r.cosθ dan y = r.sinθ (3.4)
r = dan
θ = t (3.5)
Sistem
Koordinat 3 Dimensi
Koordinat
Kartesian
Sistem Koordinat Kartesian 3 Dimensi,
pada prinsipnya sama dengan sistem koordinat kartesian 2 Dimensi, hanya
menambahkan satu sumbu lagi yaitu sumbu Z, yang ketiganya saling tegak lurus,
seperti yang terlihat pada gambar 3.5.
Gambar
3.5 Sistem Koordinat Kartesian 3 Dimensi
Titik O merupakan titik pusat dari
ketiga sumbu koordinat X, Y, dan Z. Sedangkan titik P didefinisikan dengan P
(x, y, z). Penggunaan sistem koordinat kartesian 3 Dimensi banyak digunakan
dalam pengukuran menggunakan sistem GPS.
C. Sistem
Koordinat Bola
Posisi suatu titik dalam ruang, selain
didefinisikan dengan sistem kartesian 3 Dimensi, dapat juga didefinisikan dalam
sistem koordinat bola (pronsip dasarnya sama dengan koordinat polar, yaitu
sudut dan jarak).
Gambar
3.6. Sistem Koordinat Bola
Pada gambar 3.6, koordinat titik P
didefinisikan dengan nilai P (r, φ, λ). Jika kita cermati, koordinat ini sama
halnya dengan koordinat lintang dan bujur yang sering digunakan dalam globe,
atau peta, atau lainnya.
Terdapat hubungan antara sistem koordinat
bola dan sistem koordinat kartesian 3 dimensi, seperti ditunjukan dalam
persamaan matematis berikut ini :
x = r.cos,
y = r.cos z = r.sin(3.6)
atau
r = , Ø = arctan (3.7)
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Sistem
koordinat Kartesius
digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x dan koordinat y dari titik
tersebut.
2. Untuk mendefinisikan koordinat
diperlukan dua garis berarah yang tegak lurus satu sama lain (sumbu x dan sumbu
y), dan panjang unit, yang dibuat tanda-tanda pada kedua sumbu tersebut.
3. Sistem koordinat Kartesius dapat pula
digunakan pada dimensi-dimensi yang lebih tinggi, seperti 3 dimensi, dengan
menggunakan tiga sumbu (sumbu x, y, dan z).
4.
Sistem
koordiat kartesius 1 dimensi merupakan sistem koordiant yang hanya terdiri atas
satu sumbu horizontal.
5.
Sistem
koordinat kartesius dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari
dua salib sumbu yang saling tegak lurus, biasanya sumbu X dan Y.
6.
Sistem Koordinat
Kartesius 3 Dimensi, pada prinsipnya sama dengan sistem koordinat kartesian 2
Dimensi, hanya menambahkan satu sumbu lagi yaitu sumbu Z, yang ketiganya saling
tegak lurus.
7.
Dalam koordinat polar,
koordinat suatu titik didefinisikan fungsi dari arah dan jarak dari titik
ikatnya.
8.
Posisi suatu titik
dalam ruang, selain didefinisikan dengan sistem kartesian 3 Dimensi, dapat juga
didefinisikan dalam sistem koordinat bola (pronsip dasarnya sama dengan
koordinat polar, yaitu sudut dan jarak).
DAFTAR
PUSTAKA
Jimly, Walles. 2009. Kalkulus sistem koordinat. Tersedia pada
http://id.wikipedia.org/wiki.
diakses pada tanggal 2 November 2010.
Purcell, J.. 2000. Kalkulus I jilid 1. Bandung: PT
Gramedia.
Sutrisno. 1997. Seri Fisika Dasar. Bandung: ITB.
Suara, media. 2010. Sistem Koordinat. Tersedia pada http://www.suaramedia.com.
Diakses pada tanggal 30 Oktober 2010.