Selasa, 26 Februari 2013

contoh skripsi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat, terutama dalam bidang fisika, Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak  bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika.
Dari sudut pandang pengklasifikasian bidang ilmu pengetahuan,
fisika termasuk ke dalam ilmu eksakta yang lebih memerlukan pemahaman
dibandingkan  hafalan. Untuk  dapat  memahami  suatu  pokok  bahasan  dalam fisika,  siswa  harus  benar-benar  menguasai  konsep-konsep  dalam  setiap  pokok bahasan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nyoman Kartiyasa (2003) bahwa fisika adalah ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman daripada penghafalan.
Selain itu, menurut Budi Purwanto (2003) kunci keberhasilan belajar fisika adalah menyenangi fisika. Siswa akan menyenangi fisika jika ia memahami konsep-konsep fisika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, hal pertama yang harus dilakukan oleh guru fisika adalah megenalkan dan menjelaskan konsep-konsep fisika serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, baru kemudian hitung-hitungan fisika. Perlu diingat, dalam pembelajaran guru harus mengembangkan metode sedemikian rupa sehingga siswa aktif. Keaktifan siswa sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Keberhasilan yang dimaksud di sini adalah siswa dapat mengkonstruk konsep-konsep fisika dengan bahasanya sendiri dan mampu mengaplikasikannya serta mengembangkan konsep-konsep fisika untuk menyelesaikan soal-soal atau memecahkan masalah-masalah fisika.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang menitik beratkan kepada pemahaman konsep sedangkan hafalan merupakan hal yang tidak terlalu penting karena dengan pemahaman suatu konsep maka dengan sendirinya konsep tersebut dapat dihafal.
Kemampuan memahami konsep merupakan faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal tersebut terutama pada saat para siswa harus memahami konsep-konsep dasar dari mata pelajaran yang biasanya dinyatakan dalam bentuk narasi. Di samping itu, kemampuan mengartikan lainnya yang dibutuhkan para siswa SMP dalam mempelajari mata pelajaran tersebut adalah kemampuan menunjang belajar siswa membaca (memahami) maksud materi (definisi), konsep, keterkaitan antara konsep yang satu dengan yang lainnya. Agar mereka dapat memahami isi dan kandungan mata pelajaran fisika.
Tujuan pendidikan dapat tercapai jika siswa melibatkan dirinya secara aktif dalam kegiatan belajar baik fisik, mental maupun emosional. Tetapi dalam kenyataannya hal tersebut kurang diperhatikan oleh tenaga pendidik dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Kebanyakan guru mementingkan target agar materi ajar habis tepat pada waktunya tanpa memperhatikan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Guru hanya memberikan penjelasan tentang suatu materi kemudian siswa diberikan latihan atau pekerjaan rumah  (metode konvensional) dan begitu berulang seterusnya. Tidak ada variasi dalam pemilihan metode pembelajaran, padahal banyak alternatif  metode pembelajaran yang dapat dapat digunakan agar  semua siswa menjadi aktif, kreatif, dan terbiasa berpikir kritis. Dengan kata lain, dalam proses belajar di kelas, siswa tidak lagi ditempatkan sebagai objek yang hanya menerima perlakuan tetapi menempatkan siswa sebagai subjek yang berati siswa dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan guru berperan sebagai moderator, fasilitator, mediator dan motivator sehingga pada akhirnya siswa mampu menguasai materi yang diajarkan dengan baik dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Metode Pembelajaran Course Review Horay merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan. Metode Pembelajaran  Course  Review  Horay,  merupakan  salah  satu  pembelajaran kooperatif  dengan  cara  pengelompokkan  siswa  ke  dalam  kelompok-kelompok kecil.  Metode  Course  Review  Horay  merupakan  suatu  pembelajaran  dengan permainan yang menggunakan kotak yang diisi dengan nomor soal dan siswa mengerjakan soal dengan nomor yang terdapat pada kotak tersebut. Soal yang diberikan dapat berupa soal yang bersifat pemecahan masalah. Siswa yang paling dahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak “horay” atau yel-yel lainnya.
Pada pembelajaran Course Review Horay aktivitas belajar lebih
banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak  sebagai  penyampai  informasi,  fasilitator  dan  pembimbing.  Suasana belajar  dan  interaksi  yang  menyenangkan  membuat  siswa  lebih  menikmati pelajaran  sehingga  siswa  tidak  mudah  bosan  untuk  belajar.  Hal  ini  dapat memupuk  minat  dan  perhatian  siswa  dalam  mempelajari  fisika,  yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Dengan  penerapan  metode  pembelajaran  Course  Review  Horay  ini pembelajaran  fisika  yang  menyenangkan  tersebut  sedikit  banyak  dapat terealisasikan, karena melalui metode pembelajaran tersebut siswa diajak untuk belajar sambil bermain. Dalam bermain tidak dapat dilakukan seorang diri, karena itu dibutuhkan teman ataupun kelompok bermain. Dalam penerapannya metode pembelajaran Course Review Horay, siswa akan dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa minat siswa terhadap pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting. Apabila siswa sudah berminat dengan pembelajaran maka pasti akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Hasil penelitian pendahuluan dalam kenyataannya di SMP Negeri 1 Unter Iwes masih ditemukan para guru yang menggunakan metode konvensional yaitu metode pembelajaran dengan memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran kemudian siswa diberikan soal sebagai latihan ataupun sebagai pekerjaan rumah, tidak ada variasi dalam proses pembelajaran.  Dengan demikian tentunya berdampak pada siswa, siswa akan cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran karena bentuk pembelajaran itu saja yang berulang di dapatkan, pembelajaran konvensional ini juga otomatis kurang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran padahal kurikulum sekarang menuntut untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu sebagian besar orang tua murid yang kurang dapat mengimbangi materi pembelajaran di sekolah sehingga tidak dapat member masukan kepada siswa yang pada akhirnya hanya siswa sendiri yang mencari solusinya. Akibatnya prestasi belajar siswa pelajaran IPA Terpadu khususnya materi besaran dan satuan pada tahun pelajaran sebelumnya yaitu tahun 2011/2012 rata-rata nilai siswa kelas VII adalah 5,7 sehingga peneliti terdorong untuk meneliti masalah yang tertuang dalam judulpengaruh penerapan metode Course Review Horay terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika SMP Negeri 1 Unter Iwes Tahun Pelaajaran 2012/2013

B.    Identifikasi Masalah
                Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1.     Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih kurang bervariasi;
2.     Siswa kurang dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga kurang aktif.

C.    Batasan Masalah
             Mengingat terbatasnya kemampuan, waktu, tenaga dan biaya maka ruang lingkup penelitian ini terbatas pada:
1.     Subyek penelitian terbatas pada siswa kelas VII SMP N 1 Unter Iwes Tahun Pelajaran 2012/2013;
2.     Waktu penelitian terbatas pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013;
3.     Materi pembelajaran terbatas pada pokok bahasan besaran dan satuan.

D.    Rumusan Masalah
                Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu ”Apakah ada pengaruh penerapan metode course review horay terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika SMP Negeri 1 Unter Iwes Tahun Pelajaran 2012/2013?”

E.    Tujuan Penelitian

Agar penelitian ini menjadi terarah maka perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan penelitiannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan metode course review horay terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika SMP Negeri 1 Unter Iwes Tahun Pelajaran 2012/2013.

F.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1.     Secara teoretis
          Hasil penelitian ini, diharapkan berguna untuk memperluas khasanah ilmu pengetahuan tentang pengaruh penerapan metode course review horay terhadap prestasi belajar siswa, serta diharapkan dapat mendorong para ahli pendidikan untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai pengaruh penerapan metode course review horay terhadap prestasi belajar siswa yang belum lengkap dalam penelitian ini.
2.     Secara praktis
a.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Dinas Pendidikan Nasional untik lebih meningkatkan upaya pembinaan terhadap mutu pendidikan, khususnya pengembangan profesional guru dalam penerapan ilmu dan penggunaan metode pembelajaran;
b.     Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam rangka melaksanakan tugas sebagai supervisor maupun dalam merancang dan melaksanakan pelayanan dan pembinaan profesional guru;
c.      Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi guru yaitu sebagai acuan dalam memilih metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran fisika di wilayah Kabupaten Sumbawa dalam rangka perbaikan, perbaharuan dan peningkatan metode pembelajaran;
d.     Hasil penelitian ini diharapkan agar penggunaan metode course review horay dapat menarik minat siswa pada kegiatan belajar sehingga memperoleh prestasi belajar yang optimal sesuai tujuan yang telah ditentukan.



BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Tinjauan Tentang Metode Course Review Horay
Metode  Course  Review  Horay  merupakan  suatu  metode  pembelajaran dengan permainan yang menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling dahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Metode pembelajaran  ini dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar fisika.
Menurut Budi Santoso (2011) metode Course Review Horay merupakan salah  satu  metode  pembelajaran  kooperatif  yaitu  kegiatan  belajar  mengajar dengan cara pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Selain itu,  Course  Review  Horay  menjadi  salah  satu  alternatif  pembelajaran  yang mengarah pada pemahaman konsep.
Dalam  aplikasinya  metode  pembelajaran  Course  Review  Horay  tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar keterampilan dari sisi akademik, namun juga  beberapa  aspek  kehidupan.  Novie Dheviana (2011) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode Course Review Horay juga melatih siswa untuk mencapai  tujuan-tujuan  hubungan  sosial  yang  pada  akhirnya  mempengaruhi prestasi akademik siswa. Pembelajaran seperti ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sifat ketergantungan yang positif  antar  sesama  siswa, penerimaan  terhadap perbedaan  individu  dan mengembangkan  keterampilan  bekerjasama  antar  kelompok.  Kondisi  ini  akan memberikan  kontribusi  yang  cukup  berarti untuk  membantu  siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep dalam fisika. Pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Agus Suprijono (2009: 129) menjabarkan langkah-langkah dalam penerapan metode Course Review Horay, yaitu sebagai berikut:
1.        Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2.        Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi.
3.        Memberikan kesempatan siswa tanya jawab.
4.        Untuk  menguji pemahaman,  siswa  disuruh membuat kotak  9/ 16/ 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.
3.     Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda silang (x).
4.  Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertikal atau horisontal, atau diagonal harus segera berteriak hore … atau yel-yel lainnya.
5.     Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah hore yang diperoleh.
6.     Penutup.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan  bahwa  metode  Course  Review  Horay  merupakan  suatu  metode pembelajaran menggunakan permainan dengan berkelompok, siswa dapat meluapkan  ekspresi  kegembiraannya  dalam  menyelesaikan  soal-soal  yang diberikan. Hal ini dapat memicu siswa lain untuk berusaha lebih keras dalam mengerjakan soal sehingga mereka dapat merasakan kepuasan yang sama.
Di dalam suatu metode pembelajaran tentu metode tersebut tidak lepas dari kekurangan dan kelebihan. Menurut Budi Santoso (2011) kelebihan dari metode course review horay adalah: a) pembelajarannya menarik dan mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya; b) pembelajarannya tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan; c) siswa lebih semangat belajar karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan; d) melatih kerjasama. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah: a) siswa aktif dan pasif nilainya disamakan; b) adanya peluang untuk curang.

B.    Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
1.     Pengertian prestasi belajar
            Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984: 4) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.
            Menurut Admin (2010) prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
            Menurut Muhibin Syah (2011) menerangkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang penting dan  dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.
            Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode tertentu yang dinyatakan dalam nilai baik berbentuk rapor dan laporan lain seperti nilai mid semester, angka mid semester tersebut mencerminkan keberhasilan seseorang dalam kegiatan belajarnya.
2.     Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
            Menurut Abu Ahmad dan Widodo Supriono (2004: 138) prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
            Menurut Slameto (2002: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern. Yang termasuk dalam faktor intern adalah:
a)        Faktor jasmaniah
1.     Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan tergangu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, cepat pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat indranya serta tubuhnya.
2.     Cacat tubuh
b)       Faktor psikologis meliputi: (1) intelegens; (2) perhatian; (3) minat; (4) bakat; (5) motif; (6) kematangan; (7) kesiapan.
c)        Faktor kelelahan
1.     Kelelahan jasmani
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan subtansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar  pada bagian-bagian tertentu.
2.     Kelelahan rohani
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Sedangkan yang termasuk faktor ekstern adalah:
a)     Faktor keluarga meliputi: (1) cara orang tua mendidik; (2) relasi antar anggota keluarga; (3) suasana rumah; (4) keadaan ekonomi keluraga; (5) Pengertian orang tua; (6) Latar belakang kebudayaan.
b)     Faktor sekolah meliputi: (1) metode mengajar; (2) kurikulum; (3) relasi guru dan siswa; (4) relasi siswa dengan siswa; (5) disiplin sekolah; (6) alat pelajaran; (7) waktu sekolah; (8) keadaan gedung; (9) metode belajar; (10) tugas rumah.
c)     Faktor masyarakat meliputi:  (1) kegiatan siswa dalam masyarakat; (2) mass media; (3) teman bergaul; (4) bentuk kehidupan masyarakat.
            Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sangat tergantung pada dua faktor utama diantaranya faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu dan faktor ekstern faktor yang ada di luar individu. Keduanya merupakan satu paket yang tidak dapat dipisahkan dan saling berpengaruh.

C.    Tinjauan Tentang Pembelajaran Fisika
Menurut Sumiati dan Asra (2009: 38) secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan prilaku, akibat interaksi individu dengan lingkunagan. Jadi perubahan prilaku adalah hasil belajar. Artinya seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya.
Menurut Gagne, 1984 (Udin S. Winataputra. dkk: 2005) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman.
Menurut Nani Nurifah (2011) pengertian belajar secara singkat adalah adanya perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman. Pada hakikatnya, belajar adalah suatu proses kejiwaan yang terjadi dalam diri individu. Apabila proses belajar berjalan dengan baik, maka hasil belajar yang didapat pun akan baik pula.
Berdasarkan keterangan di atas tergambar bahwa belajar merupakan suatu proses dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan yang baru yang menghasilkan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, sehingga seseorang yang akan belajar mengalami perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dibandingkan sebelum mengalami proses belajar. Hal ini tidak terlepas dari usaha individu itu dalam berinteraksi dengan individu lainnya dan lingkungannya.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran baik secara fisik maupun mental mampu memberikan kontribusi terhadap hasil belajar secara optimal. Menurut Nani Nurifah, 2011 pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sehingga, dalam pembelajaran terkandung lima konsep dasar yaitu interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar.
Berdasarkan pengertian tentang pembelajaran di atas, maka pembelajaran fisika hendaknya selalu melibatkan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan siswa antara lain kemampuan mengamati, mengaplikasikan konsep dan melaksanakan penelitian serta mengkomunikasikan hasil penemuan. Pembelajaran dengan menggunakan model course review horay mengharapkan siswa mampu belajar aktif dan dapat menggali lebih banyak konsep-konsep yang sedang dipelajari. Pembelajaran fisika merupakan suatu proses belajar yang menuntut siswa untuk lebih banyak melakukan kegiatan melalui pengamatan terhadap fakta.
Salah satu cara guru untuk mewujudkan pembelajaran fisika yang benar-benar dapat mengembangkan kemampuan siswa adalah dengan menerapkan suatu pembelajaran yang dapat memotivasi siswa belajar secara aktif. Siswa akan termotivasi belajar bila ia mengetahui apa manfaat dari pelajaran itu dan dapat bekerjasama dengan teman. Hal ini merupakan prinsip dari pembelajaran kooperatif.

D.    Tinjauan Materi Pembelajaran Besaran dan Satuan
Tinjauan materi besaran dan satuan di SMP Negeri 1 Unter Iwes tentang materi pembelajaran besaran dan satuan. Pokok pembahasan besaran dan satuan dibagi atas beberapa sub pokok pembahasan yaitu: Besaran dan satuan.
1.     Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan (Sandy Hermawan. 2012 : 2).
Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu: (1) dapat diukur atau dihitung, (2) dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai, (3) mempunyai sauan. Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat dikatakan sebagai besaran.
Menurut Baromeus Rudi (2012) Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
1)     Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
2)     Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.
Menurut Sumarwan (2007: 4) besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2                                                                                                                            
1)     Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.
2)     Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
2.     Pengertian Satuan
Satuan adalah ukuran dari suatu besaran yang digunakan untuk mengukur (Sandy Hermawan. 2012 : 4).  
Menurut Sandy Hermawan (2012: 2) besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam
a.      Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain.
b.     Besaran sekalar adalah besaranyang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan, perlajuan dan lain-lain.
3.     Satuan Sistem Internasional
Sistem satuan internasional (SI) adalah sistem satuan yang paling banyak digunakan diseluruh dunia, yang berlaku secara internasional (Sandy Hermawan, 2012: 3). Satuan SI dipergunakan untuk memperoleh kemudahan-kemudahan, sebagai berikut:
a.      Dalam SI, setiap besaran hanya memiliki satu satuan pokok. Satuan-satuan yang lebih besar atau lebih kecil dihubungkan dalam satuan pokok dengan member awalan.
b.     Satuan SI berdasarkan sistem decimal, yaitu dengan kelipatan 10.
4.     Konversi Satuan Panjang, Massa dan Waktu
Menurut Sumarwan, dkk (2007: 8) Konversi satuan-satuan dalam SI melalui tangga konversi adalah sebagai berikut:
a.      Konversi bilangan menuruni tangga konversi
1)     jika turun satu langkah bilangan asal harus dikalikan 10
contoh: apabila satuan asal meter (m) dikonversikan ke dalam satuan desimeter (dm), maka harus memulai 1 tangga konversi, sehingga harus dikalikan 10, jadi 1 m= 1 x 10 dm = 10 dm
2)     jika turun dua langkah bilangan asal harus dikalikan 100
contoh: apabila satuan asal meter (m) dikonversikan ke dalam satuan sentimeter (cm), maka harus melalui dua tangga konversi, sehingga harus dikalikan 100 jadi, 4,5 m = 4,5 x 100 cm = 450
b.     Konversi bilangan menaiki tangga konversi
1)     Jika naik satu tangga bilangan asal harus dibagi 10.
Contoh: apabila satuan asal dekagram (dag) dikonversikan ke dalam satuan hectogram (hg), maka harus melalui 1 tangga konversi sehingga harus dibagi 10. Jadi, 1 dag = 1 : 10 hg = 0,1 hg.
2)     Jika naik dua tangga, bilangan asal harus dibagi 100.
Contoh: apabila satuan asal g (gram) dikonversikan ke dalam satuan hg (hektogram), maka harus melalui dua tangga konversi, sehingga harus dibagi 100. Jadi, 500 g = 500 : 100 hg = 5 hg.

c.      Konversi satuan waktu
Satuan waktu telah ditetapkan secara internasional, yaitu sebagai berikut:
1 hari         = 24 jam
1 jam         = 60 menit
1       menit   = 60 detik (sekon)
d.     Konversi Besaran Turunan
1)       Satuan luas
Untuk menentukan luas persegi panjang, pengukuran dilakukan secara tidak langsung yaitu sebagai berikut :
Luas persegi panajang = panjang x lebar = m x m = m2
2)       Satuan Volume
Untuk menentukan volume balok, pengukuran dilakukan secara tidak langsung sebagai berikut :
Volume balok = panjang x lebar x tinggi = m x m x m = m3
3)    Satuan kecepatan
Besaran kecepatan dapat diukur secara langsung dengan spidometer yang biasanya terpasang pada motor atau mobil. Pengukuran besaran kecepatan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan mengukur jarak (panjang) dan mengukur waktu tempuh, misalnya jarak dalam satuan km dan waktu dalam satuan jam, sehingga dapat di tuliskan sebagai berikut:
Kecepatan = jarak/ waktu = km/ jam
Apabila satuan km/ jam dikonversikan ke dalam satuann m/s, maka cara mengubahnya adalah sebagai berikut:
1 km/ jam = 1km/ 1 jam = 1000 m/ 3600 s = 0,2777 m/s
Jadi 1 m/s = 1/ 0,2777 x 1 km/ jam = 3,6 km/ jam
      (sumarwan, 2007: 9).
E.    Kerangka Berpikir
              Tujuan pendidikan dapat tercapai jika siswa melibatkan dirinya secara aktif dalam kegiatan belajar baik fisik, mental maupun emosional. Tetapi dalam kenyataannya hal tersebut kurang diperhatikan oleh tenaga pendidik dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Kebanyakan guru mementingkan target agar materi ajar habis tepat pada waktunya tanpa memperhatikan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Guru hanya memberikan penjelasan tentang suatu materi kemudian siswa diberikan latihan atau pekerjaan rumah  (metode konvensional) dan begitu berulang seterusnya. Tidak ada variasi dalam pemilihan metode pembelajaran, padahal banyak alternatif  yang dapat gunakan untuk dapat melibatkan siswa secara langsung. Hal tersebut tentunya kurang dapat memancing kemauan peserta didik untuk belajar dan pada akhirnya dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa dalam belajar.
                  Metode Pembelajaran Course Review Horay merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan. Metode Pembelajaran  Course  Review  Horay,  merupakan  salah  satu  pembelajaran kooperatif  dengan  cara  pengelompokkan  siswa  ke  dalam  kelompok-kelompok kecil.  Metode  Course  Review  Horay  merupakan  suatu  pembelajaran  dengan permainan yang menggunakan kotak yang diisi dengan nomor soal dan siswa mengerjakan soal dengan nomor yang terdapat pada kotak tersebut. Soal yang diberikan dapat berupa soal yang bersifat pemecahan masalah. Siswa yang paling dahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak “horay” atau yel-yel lainnya.
                  Pada pembelajaran Course Review Horay aktivitas belajar lebih
banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak  sebagai  penyampai  informasi,  fasilitator  dan  pembimbing.  Suasana belajar  dan  interaksi  yang  menyenangkan  membuat  siswa  lebih  menikmati pelajaran  sehingga  siswa  tidak  mudah  bosan  untuk  belajar.  Hal  ini  dapat memupuk  minat  dan  perhatian  siswa  dalam  pembelajaran,  yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
      Dengan  penerapan  metode  pembelajaran  Course  Review  Horay  ini pembelajaran  yang  menyenangkan  tersebut  sedikit  banyak  dapat terealisasikan, karena melalui metode pembelajaran tersebut siswa diajak untuk belajar sambil bermain.

F.     Hipotesis Penelitian
Menurut Punaji Setyosari (2010: 92) harapan yang menyatakan ramalan atau prediksi hasil yang diperoleh melalui penelitian itulah yang dikatakan sebagai hipotesis. Secara umum, hipotesis dapat didefinisikan sebagai sesuatu prediksi (yang mungkin terjadi) berkenaan dengan hasil penelitian. Sebuah pernyataan hipotesis mengandung sebuah harapan yang (bisa saja terbukti atau tidak) dikemukakan oleh peneliti berkaitan penelitian atau studi yang dilakukan.
Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 281) Hipotesis berisi dugaan, atau perkiraan hubungan antar dua variable atau lebih dari dua variabel. Dengan demikian hipotesis hanya berkenaan dengan satu tujuan yang bersifat korelasional dan deskriptif. Hipotesis dirumuskan dalam kalimat pernyataan.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sehingga perlu membuktikan kebenarannya melalui penelitian.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja atau hipotesis alternative (Ha) yaitu “bahwa ada pengaruh penerapan metode Course Review Horay terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika di SMP Negeri 1 Unter Iwes Tahun Pelajaran 2012/2013”
  



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
                  Jenis  yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen, karena penelitian ini melihat pengaruh penerapan metode  Course  Review  Horay  terhadap prestasi belajar siswa, keduanya merupakan variabel dalan penelitian ini. Pembelajaran dengan metode Course Review Horay sebagai variabel bebas dan peningkatan prestasi belajar siswa  sebagai variabel  terikat.  Selain  itu, menurut Sugiono (2008: 74), penelitian quasi eksperimen adalah jenis penelitian yang belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel dependen. Jadi hasil penelitian yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
                  Quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain pre-test dan post-test group Design. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 78) pola dari pre-test dan post-test group design adalah sebagai berikut:

01 X 02

                 

                 
Di dalam disain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen, observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post-test. Perbedaan antara 01 dan 02 yakni 02  - 01 diasumsikan merupakan efek dari treatmen atau eksperimen.
                  Dari pemaparan di atas dapat disimpudalam  penelitian  ini  terdapat  kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kondisi dari masing-masing kelompok akan dikontrol secara ketat, dimana siswa kelompok eksperimen dijaga agar tidak memperoleh  pembelajaran  yang  diperoleh  kelompok  eksperimen. Kelompok eksperimen  memperoleh  perlakuan  penerapan  pembelajaran dengan  metode  Course  Review  Horay,  sedangkan  pada kelompok  kontrol pembelajaran  fisika  akan  dilakukan  dengan  metode konvensional.  Pada kedua kelompok tersebut akan dibandingkan tingkat prestasi belajar siswa.

B.    Subjek Penelitian
1.        Populasi
                      Populasi adalah “kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita” Nana Syodiah Sukmadinata (2010: 250). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108), populasi adalah keseluruhan subjeck penelitian.
                      Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan dari subyek yang menjadi sasaran untuk memperoleh informasi atau data terhadap permasalahan yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII dari SMP Negeri 1 Unter Iwes Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah enam kelas yaitu kelas VII1, VII2, VII3 , VII4, VII5 dan VII6. Populasi tersebut diambil dengan pertimbangan anak usia SMP yang baru beranjak dari SD, sehingga masih senang dengan suatu pembelajaran yang bersifat permainan. Oleh karena itu, metode Course Review Horay dirasa cocok sehingga diharapkan dapat menambah minat belajar siswa.
2.     Sampel
      Sampel adalah “Sebagian atau wakil populasi yang diteliti” Suharsimi Arikunto (2002: 109). Sedangkan menurut Sugiyono (2008: 81) sampel adalah jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
                            Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan perwakilan dari suatu populasi yang mana dapat mewakili baik sifat maupun karakterisik dari populasi tersebut. Untuk penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling.
                            Menurut Punaji satyosari (2010: 173) cluster random sampling digunakan apabila populasi atau sampel yang tersedia adalah berupa unit-unit atau rumpun-rumpun. Sedangkan menurut Bambang Prasetyo dan Jannah (2011: 132) cluster random sampling digunakan jika sifat atau karakteristik kelompok adalah homogen. Menurut Sugiyono (2008:83) teknik cluster random sampling digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama  menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada di daerah itu secara sampling juga. Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa cluster random sampling adalah teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi yang berupa kelompok berkarakteristik homogen dan tahap pengambilannya yaitu dengan menentukan sampel daerah terlebih dahulu kemudian baru menentukan orang-orang yang ada di daerah itu secara sampling juga.
                            Adapun yang menjadi sampel dari kelas VII di SMP Negeri 1 Unter Iwes yang memiliki enam kelas  diambil sebanyak dua kelas. Dari kedua kelas tersebut kelas VII1 denagn jumlah siswa 36 orang berperan sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang memperoleh perlakuan berupa pembelajaran dengan metode Course Review Horay, dan kelas VII2 dengan jumlah siswa 35 orang berperan sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang tidak mendapat perlakuan khusus atau mendapat perlakuan biasa dengan pembelajaran konvensional.

C.    Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2008: 38) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2008: 39): a) variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat); b) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dari penjelasan di atas tentang variabel bebas dan variabel kontrol dapat disimpulkan bahwa:
1).      Yang menjadi variabel bebas adalah perlakuan yang diberikan kepada siswa kelompok eksperiman yaitu metode pembelajaran course review horay.
2).      Variabel terikat adalah prestasi belajar siswa setelah diberi perlakuan.
      Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Data primer, yaitu data yang langsung diambil oleh peneliti dari sumbernya yaitu data prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan metode pembelajaran course review horay.

D.    Teknik Pengeumpulan Data
                  Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2008: 137) adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1.     Metode tes
            Munurut Suharsimi Arikunto (2009: 53) tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang ditentukan.
            Berlandaskan pada pemaparan Suharsimi Arikunto (2002: 198) bahwa untuk manusia, instrument yang berupa tes dapat dugunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Untuk mengukur kemampuan dasar antara lain: tes untuk mengukur intelegensi (IQ), tes minat, tes bakat khusus, dan sebagainya. Khusus untuk tes prestasi belajar yang biasa digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) tes buatan guru (2) tes standar.
Pengertian tes buatan guru dan tes standar menurut Suharsimi Arikunto (2002:198) a) Tes buatan guru yang disusun oleh guru dengan prosedur tertentu, tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikannya; b) Tes berstandar (standardized test) yaitu tes yang biasanya sudah tersedia dilembaga testing, yang sudah terjamin keampuhannya. Tes terstandar adalah tes yang sudah mengalami ujicoba berkali-kali, direvisi berkali-kali sehingga sudah dapat dikatakan cukup baik.
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes buatan guru yang mana peneliti menyusun tes dengan prosedur tertentu  yang akan diujicobakan sebelum pelaksanaan penelitian. Uji coba yang dimaksud adalah uji validitas soal berguna untuk mengetahui layak tidaknya soal tersebut digunakan, setelah mendapatkan soal yang layak uji berikutnya dalah uji reliabilitas berguna untuk mengetahui soal yang telah valid tersebut bisa dipercaya atau tidak.  Setelah melalui kedua uji tersebut barulah tes tersebut dapat digunakan.
Dalam teknik tes ini ada 2 teknik pengumpuan data yang digunakan yaitu:
1)       Pretest
Pretest digunakan untuk mengetahui homogenitas kedua kelas yaitu kelas VII1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII2 sebagai kelas kontrol.
Cara menentukan nilai akhir pretest tiap siswa :



2)       Post Test
Post test digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode course review horay terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Unter Iwes Tahun Pelajaran 2012/2013.
Cara menentukan nilai akhir postest tiap siswa :




2.     Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 206) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagaiya. Sedangkan menurut Sugiyono (2008: 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bias berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
        Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode dokumentasi adalah dokumentasi yang ditunjukkan atau memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, pengaturan-pengaturan laporan kegiatan, dan foto-foto. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah siswa dan nama siswa kelas VII SMP Negeri 1 Unter Iwes Tahun Pelajaran 2012/2013. Data ini nantinya digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode course review horai terhadapa peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Unter Iwes.

E.    Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian menurut suharsimi arikunto (2002: 136) adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Menurut Sugiyono (2008: 222) ada dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitaif, kualitas instrument penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Sedangkan yang mempengaruhi pada penelitian kualitatif adalah: a) instrumen penelitian: peneliti itu sendiri; b) instrumen penelitian pada penelitian kualitatif.
Instrumen penelitian yang digunakan tersebut adalah Tes Prestasi Belajar. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes objektif (pilihan ganda). Tes disusun berdasarkan kisi-kisi yang sesuai dengan indikator. Sebelum soal tes tersebut diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, soal tes tersebut dicobakan dahulu pada kelas VII3 di SMP Negeri 1 Unter Iwes. Dalam penelitian ini uji coba soal yang dilakukan di SMP Negeri 1 Unter Iwes kelas VII3, dengan alasan siswa kelas VII3 mempunyai kemampuan setara dengan kelas eksperimen maupun kontrol. Setelah dilakukan uji coba tes, selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil yang telah diperoleh tersebut. Hal ini bertujuan untuk menentukan soal yang baik dan yang jelek. Surapranata: 2004 (Harun Rasyid dan Mansyur (2009: 239) menyatakan bahwa “salah satu tujuan dilakukannya analisis adalah untuk meningkatkan kualitas soal, yaitu apakah suatu soal (1) dapat diterima karena didukung oleh data statistik yang memadai, (2) diperbaiki, karena terbukti beberapa kelemahan, atau bahkan (3) tidak digunakan sama sekali karena terbukti secara empiris tidak berfungsi sama sekali”.  Maka dapat disimpulkan dengan analisis soal diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan untuk mengadakan perbaikan.
Sebelum instrumen penelitian disusun, perlu dibuat dulu kisi-kisi penyusunan instrumen tersebut. Kisi-kisi penyusunan instrumen minimal memuat tiga komponen yaitu: variabel atau aspek yang akan diukur/dihimpun datanya, teknik pengumpulan data, dan sumber data atau responden.
Tabel kisi-kisi instrumen (tes)
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
NO
SOAL
1.     Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajarai benda-benda alam dengan menggunakan peralatan.
1.1.  Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya.







-    Mengindentifikasikan    besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari kemudian megelompokkan dalam besaran pokok dan turunan.

-    Menggunakan satuan Internasional dalam pengukuran.

-    Mengkonversi satuan panjang, masa, dan waktu secara sederhana
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13





6, 11, 14,17


15, 16, 18, 19, 20


F.           Validitas Tes dan Reliabelitas Instrumen Pengumpulan Data
1.     Validitas Tes
Validitas menurut Ngalim Purwanto (2002:137) adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Sedangakan validitas menurut Mardapi, 2004 (Harun Rasyid dan Mansur, 2009: 133) adalah ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi pengukurannya. Tes hanya dapat melakukan fungsinya dengan cermat kalau ada “sesuatu” yang diukurnya. Jadi untuk dikatakan valid, tes harus mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa syat validnya suatu tes adalah harus ada yang diukur dan instrument atau alat untuk mengevaluasi suatu tes harus valid pula. Setelah mendapatkan soal yang valid dan tidak maka langkah selanjutnya adalah memakai soal yang valid untuk uji reliabilitas sedangkan yang tidak valid tidak lagi digunakan (dibuang). Teknik yang digunakan untuk mencari validitas dalam penelitian ini adalah rumus koefisien korelasi biserial:



Keterangan:
         : koefisien korelasi biserial.
Mp       : rerata dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari   validitasnya.
Mt : rerata skor soal
St  : standar deviasi dari skor rotal
p   : proporsi yang menjawab benar
q   : proporsi siswa yang menjawab salah
       ( q = 1 – p)
(Suharsimi Arikunto, 2009: 79)

2.       Reliabilitas Tes
Releabilitas atau keandalan menurut ngalim purwanto (2002: 139) adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Sesuatu tes alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi yang dipentingkan di sini ialah ketelitiannya: sejauh mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya kebenarannya.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2009: 90) reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama.  
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat reliabel (keterandalan) dari sebuah alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur tersebut memberikan hasil yang konsisten dan stabil. Setelah mengetahui tes tersebut relibel maka tes tersebut dapat langsung digunkan untuk melakukan pretes maupun postes dan apabila tidak reliabel maka semua tes tersebut tidak dapat digunakan untuk pretes maupun postes
Untuk menentukan indeks reliabilitas tes dipakai rumus kuder-Richardson (K-R 21) yang dikemukankan oleh Suharsimi Arikunto (2009: 101) :
 



Keterangan:
r11        = Reliabilitas tes secara keseluruhan
k          = Banyaknya item
SB       = Simpangan baku
p          = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q          = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
∑pq     = jumlah hasil perkalian antata p dan q

G.         Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sebaran data tersebut homogen atau tidak, yaitu dengan membandingkan kedua variansnya. Jika dua kelompok data atau lebih mempunyai varians yang besarnya sama, maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena datanya sudah dianggap homogen. Uji homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam distribusi normal. Untuk menentukan homogenitas, maka digunakan rumus uji F, yaitu:




      Untuk Kelas eksperimen.                 
      Untuk kelas kontrol.              
Keterangan  :
X                 = nilai kelas eksperimen
         Y                        = nilai kelas kontrol
         N                        =  jumlah siswa
                                 =  jumlah
         V                        =  varian
         SD                      = standar deviasi
   Jika Fhitung < Ftabel maka kedua kelompok tersebut homogen dengan V1 =. derajat kebebasan pembilang dan V2 = derajat kebebasan penyebut (V = N-1), (Sugiyono, 2008: 277). Seperti pendapat di atas bahwa uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan kelas kontrol dan kelas eksperimen sama. Apabila homogen maka kedua kelas tersebut layak untuk dijadikan subjek eksperimen dan bila tidak homogen maka harus mencari kelas lain yang mempunya kemampuan yang sama (homogen).

H.         Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dicari dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat yaitu:
 



Keterangan :
X2             = Chi-kuadrat
F0             = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
Fh             = frekuensi yang diharapkan
      Dimana f0 menyatakan frekuensi yang diobservasi dan fh menyatakan frekuensi kurva normal teoritik.
      Data terdistribusi normal jika x2hitung  lebih kecil dari x2tabel pada taraf signifikasi 5 porsen dengan derajat kebebasan, dk = k-1, dimana k menyatakan jumlah kelas interval, (Suharsimi Arikunto, 2002: 286). Apabila nantinya tes tersebut normal maka dapat disimpulkan bahwa tes tersebut terdistribusi dengan normal atau dengan kata lain ada peningkatan nilai siswa setelah diberikan materi pembelajaran dan dapat dilanjutkan ke penghitungan uji t. Apabila tidak maka tidak ada peningkatan nilai siswa setelah diberikan materi.

I.            Teknik Analisis Data
Analisis dilakukan untuk menentukan apakah prestasi belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran course review horay lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk pengujiannya dilakukan dengan uji t dengan rumus yang dikemukan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 280) yaitu:
 




Keterangan :
M           = nilai rata-rata data hasil per kelompok
N           = banyaknya subjek
x            = Deviasi setiap nilai x1 dan x2
y            = Deviasi setiap nilai y1 dan y2
Ingat Bahwa:
Nilai     dapat diperoleh dari 
Nilai     dapat diperoleh dari 
Bila Nx = Ny, maka rumusnya adalah:
 






           Langkah langkah analisi data adalah sebagai berikut:
1.       Merumuskan Hipotesis Nol
Hipotesis nol yang dirumuskan dalam penelitian ini bahwa tidak ada pengaruh penerapan metode course review horay terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Unter Iwes Tahun Pelajaran 2012/2013.
2.        Membuat table kerja
3.        Memasukkan data ke dalam rumus
4.       Menguji Nilai t
Bila t hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan metode pembelajaran course review horay terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Unter Iwes Tahun Pelajaran 2012/2013.
5.      Menarik kesimpulan
                               Dengan menerapkan kriteria di atas, disimpulkan bahwa menerima atau menolak hipotesis nol yang diajukan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar