Sabtu, 27 April 2013
Selasa, 09 April 2013
makalah motivasi belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada
umunya dalam proses kegiatan belajar mengajar, peserta didik sering mengalami
kesulitan dalam menyerap materi yang sampaikan oleh guru. Hal ini mengakibatkan
prestasti belajar peserta didik menurun. Kesulitan tersebutdapat disebabkan
oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, diperlukan votivasi peserta didk. Pada
dasarnya, untuk setiap perserta didik memiliki motivasi dari dalam dirinya
sendiri akan tetapi tingkat kesadaran motivasi setiap peserta didik
berbeda-beda. Tinggi rendahnya kesadaran motivasi ( motivasi intrinsik )
menjadi penyebab perlunya ada motivasi dari luar ( motivasi ekstrinsik ).
Diharapkan
dengan memberikan motivasi belajar, prestasi peserta didik meningkat. Perlu
diketahui bahwa tidak hanya motivasi yang mempengaruhi prestasi peserta didik,
tetapi tingkat intelegensi, faktor lingkungan, suasana pembelajaran, cara
penyampaian juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
peserta didik. Namun, motivasi adalah salah satu faktor yang sangat kompleks
dan dapat mencakup semua faktor.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian motivasi belajar
?
2.
Apa saja jenis-jenis motivasi ?
3.
Mengapa perlu ada motivasi ?
4.
Apa saja kiat-kiat motivasi
yang efektif ?
5.
Apa saja faktor-faktor
pendukung dan penghambat munculnya motivasi belajar pada peserta didik ?
C.
Tujuan
1.
Memahami pengertian motivasi
belajar.
2.
Mengetahui jenis-jenis
motivasi.
3.
Memahami pentingnya motivasi
belajar.
4.
mengetahui cara-cara memotivasi
peserta didik.
5.
Mengetahui faktor-faktor
pendukung dan penghambat munculnya motivasi belajar peserta didik.
D.
Manfaat
Diharapkan
dengan pemberian motivasi belajar, peserta didik dapat memahami pelajarannya
sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar. Selain itu,
pemberian motivasi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajara pada peserta
didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Motivasi
Belajar
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud motivasi adalah dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu. Motivasi
berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada
di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi
intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling"
dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam
motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi,
ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi
sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar,
tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Ada
6 konsep penting dari motivasi belajar, yaitu :
1.
Motivasi belajar adalah proses
internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke
waktu. Individu termotivasi
karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai
misal, seorang siswa dapat
tinggi motivasinya untuk menghadapi
tes ilmu sosial dengan tujuan
mendapatkan nilai tinggi (motivasi
ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena
tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).
2. Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya,
dapat merupakan suatu konsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu ukuran
kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu atribusi
dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang
keberhasilan.
3. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan
penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi.
4. Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara rasa ingin
tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi
pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan
balik (feed back) dengan sering dan segera.
5. Motivasi belajar dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan ganjaran yang memiliki
kontingen, spesifik, dan dapat dipercaya.
6. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecendrungan umum
untuk mengupayakan
keberhasilan dan memilih
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada keberhasilan
atau kegagalan. Siswa dapat termotivasi dengan
orientasi ke arah tujuan-tujuan penampilan. Mereka mengambil mata pelajaran-mata
pelajaran yang menantang. Siswa
yang berjuang demi tujuan-tujuan penampilan berusaha untuk mendapatkan
penilaian positif terhadap kompetensi mereka. Mereka berusaha untuk mendapat nilai baik
dengan cara menghindar dari mata pelajaran yang sulit. Guru dapat membantu siswa
dengan mengkomunikasikan bahwa keberhasilan itu mungkin dicapai. Guru dapat menunggu siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan
dan sejauh mungkin menghindari perbedaan prestasi di antara para siswa yang tidak perlu.
B.
Jenis-jenis motivasi
Motivasi ada dua,
yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi Ektrinsik.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari
dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas
dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis
motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena
adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan
demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,
bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi,
yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri
memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi
pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat
mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka
motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak
diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik
sehingga ia mau melakukan belajar.
C.
Perlunya Ada Motivasi
D.
Strategi Motivasi yang Efektif
Ada beberapa
strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa, yaitu sebagai berikut :
1.
Menjelaskan tujuan belajar ke
peserta didik
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang
guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya
kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2.
Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal
ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping
itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa
yang berprestasi.
3.
Saingan atau kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara
siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil
prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4.
Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk
diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5.
Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat
kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan
agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6.
Membangkitkan dorongan anak
didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian
maksimal ke peserta didik.
7.
Membentuk kebiasaan belajar
yang baik
8.
Membantu kesulitan belajar anak
didik secara individual maupun kelompok
9.
Menggunakan metode yang
bervariasi
10.
Menggunakan media yang baik dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran
E.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MOTIVASI
Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi pembentukan motivasi belajar ? Ada 8 faktor diperkirakan berpengaruh terhadap
pembentukan motivasi belajar:
1. Faktor Pengetahuan
Seseorang harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang detail perbuatan
belajar yang sedang dipertimbangkan. Misalnya, ia sedang ingin mengikuti
pelatihan bahasa inggris disela-sela kuliahnya. Maka, ia harus memiliki
pengetahuan untuk mempertimbangkan untung ruginya, berapa lama? berapa
biayanya?dan sebagainya.
2. Faktor Kebutuhan untuk Belajar
Untuk dapat termotivasi, seseorang juga harus tahu apakah kegiatan yang akan
dilakukan itu menjanjikan kepemilikan suatu kompetensi yang dibutuhkannya untuk
menghindari sesuatu yang tidak dikehendakinya, atau untuk mendatangkan kepuasan
kepada dirinya.
- Faktor Kemampuan Melakukan Kegiatan Belajar
Jika seseorang merasa mampu untuk melakukan suatu kegiatan dan ia
memperkirakan bahwa kemungkinan keberhasilannya tinggi, ia akan lebih
termotivasi untuk ikut serta dalam kegiatan itu.
- Faktor Kesenangan Terhadap Ide Melakukan Kegiatan Belajar
Rasa senang dapat timbul jika dirinya pernah mengalami sendiri kesenangan
dan kepuasan dari perbuatan dan hasil belajarnya. Untuk dapat membuat
pertimbangan dengan baik, ia perlu memiliki informasi tentang pengalaman orang
lain, dan pengalaman dirinya sendiri.
- Faktor Pelaksanaan Kegiatan Belajar
Setelah seseorang memutuskan untuk melakukan suatu kegiatan, maka ia akan
mempertimbangkan kembali faedah dari kegiatan yang ia lakukan tersebut.
- Faktor Hasil Belajar
Mempertimbangkan hasil kegiatan sementara juga merupakan salah satu
pertimbangan untuk termotivasi melanjutkan kegiatan tersebut.
- Faktor Kepuasan Terhadap Hasil Belajar
Setelah mengetahui hasil dari kegiatan tersebut, seseorang akan merasakan
kepuasan atau sebaliknya. Kepuasan yang dimaksud adalah bagaimana kegiatan
tersebut dapat memberi perubahan yang berarti pada dirinya. Rasa puas
kemungkinan bukan hanya akan membuat dirinya memutuskan untuk menyelesaikan
kegiatan itu bahkan melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi jika
hasil yang tidak memuaskan dapat menyebabkan ia mengambil keputusan untuk
berhenti.
- Faktor Karakteristik Pribadi dan Lingkungan
Karakteristik pribadi adalah faktor kemampuan diri seseorang untuk membuat
perhitungan yang benar tentang keadaaan pengetahuan, kebutuhan, kesenangan,
kemampuan, dan kepuasan. Sebab perhitungan yang salah akan menghasilkan
keputusan yang salah, sehingga merugikan diri sendiri dan orang lain, begitupun
sebaliknya. Yang dimaksud dengan
karakteristik lingkungan adalah karakteristik keluarga, masyarakat, kelembagaan
tempat bekerja, dan lingkungan fisik. Termasuk didalamnya adalah faktor budaya.
Misalnya budaya nrima ing pandum /
menerima nasib, dapat mengurangi kekuatan motivasi berusaha. Keadaan
faktor-faktor tersebut dapat menunjang atau menghambat motivasi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
contoh makalah mengenai down syndrom
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
merupakan hal yang sangat penting, karena itu semua orang mempunyai hak untuk
mendapatkan pendidikan di dalam undang-undang dengan jelas diterangkan tentang
pendidikan. Dengan demikian anak-anak yang cacat dan menyimpang juga perlu
mendapatkan pendidikan, seperti anak-anak penderita Sindrom down atau “mongol”.
Penyakit
keterbelakangan mental dalam spesifikasinya ada yang di sebut dengan down
syndrome. Penyakit down syndrome ini kebanyakan di sebabkan karena faktor
keturunan atau kesalahan pada pembelahan
kromosom. Selain itu, banyak juga faktor yang menyebabkan penyakit down
syndrome ini. Diantara kita mungkin tidak banyak mengenal dan tidak memahami
akan adanya penyakit ini, sehingga sering terjadi pada anak karena
ketidaktahuan kita selama ini.
Kelainan
yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini
pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr. John Longdon Down. Karena
ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek, kepala
mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongolia maka sering juga dikenal
dengan Mongoloid.
Saat
ini jumlah anak-anak yang lahir dengan berbagai kelainan kromosom semakin besar
sekali, bahkan sangat sedikit dari penderiata semacam ini yang mampu bertahan
hidup kecuali kolompok anak penderita down sindrom yang dari penampilannya
biasa disebut “mongol”. Saat ini
sangat besar kemungkinan untuk mereka bertahan hidup dengan baik sampai usia
dasawarsa kedua atau ketiga bahkan mungkin lebih lama lagi. Kebanyakan dari
anak-anak penderita semacam ini lahir dari ibu-ibu yang usianya lebih tua
daripada usia rata-rata untuk melahirkan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu down sindrom?
2.
Bagaiman gejala dan tanda-tanda
anak-anak penderita down sindrom?
3.
Bagaiman cara mengatasi
anak-anak penderita down sindrom?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui apa itu down sindrom
2.
Mengetahui gejala dan
tanda-tanda anak-anak penderita down sindrom
3.
Mengetahui cara mengatasi
anak-anak penderita down sindrom
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Down Syndrom
Sebelum mengetahui bagaiman
terjadinya down sindrom, kita perlu memahami sedikit mengenai kromosom.
Kromosom merupakan struktur makromolekul besar yang memuat DNA yang membawa
informasi genetik dalam sel. DNA terbalut dalam satu atau lebih kromosom.
Down syndrome (DS)
merupakan suatu bentuk kelainan kromosom yang paling sering terjadi. Menurut
penelitian, DS menimpa satu di antara 700 kelahiran hidup. Di Indonesia sendiri
terdapat 300 ribu kasus DS. Normalnya, tubuh manusia memiliki miliaran sel yang
memiliki pusat informasi genetik di kromosom.
Manusia umumnya memiliki 23
pasang kromosom, sehingga total berjumlah 46. Tetapi, bayi dengan Down Syndrome
memiliki jumlah kromosom lebih banyak dari seharusnya, biasanya sekitar 47 buah
(salah satu pasang, terdiri dari 3 kromosom). Kelebihan kromosom tersebut,
menyebabkan sejumlah masalah, terutama dengan perkembangan tubuh.
Akibat jumlah
kromosom 21 yang berlebihan tersebut, terjadi guncangan sistem metabolisme di
sel yang berakibat munculnya DS. Dari hasil penelitian, 88 persen kromosom 21
tambahan tersebut berasal dari ibu, akibat kesalahan pada proses pembentukan
ovum. Delapan persen lagi berasal dari ayah, dan dua persen akibat penyimpangan
pembelahan sel setelah pembuahan.
Dari penelitian terbukti
pula, DS yang diturunkan dari orang tua hanya lima persen dari keseluruhan kasus. Kesalahan
penggandaan kromosom 21 tersebut juga bukan karena penyimpangan perilaku orang
tua ataupun pengaruh pencemaran lingkungan.
B.
Gejala dan Tanda-tanda Penderita Down Syndrom
Gejala yang muncul akibat
sindrom down dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak
minimal sampai muncul tanda yang khas. Penderita dengan tanda khas sangat mudah
dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang
relatif kecil dari normal dengan bagian anteroposterior kepala mendatar. Pada
bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan
lidah yang menonjol keluar. Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian
tengah membentuk lipatan. Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan
yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan
kedua baik pada tangan maupun kaki melebar. Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput. Kelainan kromosom ini
juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang
lain.
Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa congenital
heart disease. kelainan ini yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat
meninggal dengan cepat. Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa
sumbatan pada esofagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal
atresia).
C.
Cara
Pencegahan terhadap Penderita Down Syndrom
Down Syndrome tidak bisa dicegah, karena merupakan
kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlah kromosom 21 yang
harusnya cuma 2 menjadi 3. Penyebabnya masih tidak diketahui pasti. Namun Pencegahan dapat
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi
para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu
hamil yang pernah mempunyai anak dengan down sindrome
atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau
perkembangan janinnya karena mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan down sindrome lebih tinggi.
Sampai
saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi
kelainan ini. Pada tahap perkembangannya, penderita down syndrome juga dapat
mengalami kemunduran dari sistim penglihatan, pendengaran maupun kemampuan
fisiknya mengingat tonus otot-otot yang lemah. Dengan demikian penderita harus
mendapatkan support maupun informasi yang cukup serta kemudahan dalam
menggunakan sarana atau fasilitas yang sesuai berkaitan dengan kemunduran
perkembangan baik fisik maupun mentalnya. Pembedahan biasanya dilakukan pada
penderita untuk mengoreksi adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar
penderita lebih cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada jantung
tersebut. Selain itu dapat juga
dilakukan pemeriksaan diagnostic yaitu untuk
mendeteksi adanya kelainan pada kromosom, ada beberapa pemeriksaan yang dapat
dilakukan, antara lain:
·
Pemeriksaan fisik penderita
·
pemeriksaan kromosom,
Meski Down Syndrome dapat terjadi pada anak
dari pasangan manapun, namun kebiasaan bergaya hidup sehat kemungkinan
dapat membantu mencegah terjadinya down syndrome pada janin. Menurut
Parentsguide (2007) Gaya hidup sehat yang dimaksud antara lain meliputi: Konsumsi
makanan bergizi, makanlah sayuran dan buah-buahan segar, hindari kebiasaan
merokok, hindari kebiasaan minum-minuman beralkohol dan Olah raga yang teratur.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Down syndrome (DS) merupakan suatu bentuk kelainan kromosom yang
paling sering terjadi. Menurut penelitian, DS menimpa satu di antara 700
kelahiran hidup.
Gejala
yang muncul akibat sindrom down dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak
sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas. Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa congenital
heart disease. kelainan ini yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat
meninggal dengan cepat. Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa
sumbatan pada esofagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal
atresia).
Down Syndrome tidak bisa dicegah, karena merupakan kelainan yang disebabkan oleh
kelainan jumlah kromosom. Namun Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom
melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan
awal kehamilan.
B. Saran
Setiap pembelajaran di kelas bersifat individual,
yang pada umunya hal ini masih dianggap sulit bagi beberapa guru. Pengetahuan
guru tentang perkembangan, kemampuan, dan kelemahan sangatlah penting seperti
kita ketahui bahwa Sindrom down adalah suatu kondisi keterbelakangan
perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas
perkembangan kromosom. Dengan demikian kita harus bisa memahami mereka dalam
pembelajaran agar mereka bisa hidup seperti anak-anak yang normal lainnya.
Rabu, 03 April 2013
asesmen proyek dalam evaluasi pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam PP No.19 tahun 2005 tentang
standar Nasional Pendidikan dalam pasal 64 ayat 1 dinyatakan bahwa penilaian
hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan
untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan. Pasal 19 ayat 3 dinyatakan
bahwa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah penilaian menggunakan berbagai
teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai, dan teknik
penilaian tersebut dapat berupa tes tertulis, observasi, praktek dan penugasan.
Dalam mewujudkan hal tersebut maka
perlu adanya proses – proses penilaian serta pendokumentasian pengetahuan,
keterampilan, sikap dan keyakinan peserta didik untuk memperoleh informasi
tentang apa yang diketahui, dilakukan dan dikerjakan peserta didik yang disebut
asesmen.
Asesmen
merupakan proses mendokumentasikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
keyakinan peserta didik untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui,
dilakukan dan dikerjakan peserta didik. Metode dan alat asesmen meliputi,
observasi, skala penilaian, proyek, asesmen mandiri oleh peserta didik, laporan
tertulis, tes tertulis, review kinerja, asesmen portofolio.
Asesmen menuntut guru untuk kreatif
dan inovatif sehingga dapat mengambangkan instrument untuk mengukur kemampuan
siswa dengan cara yang lebih baik. Menurut Hart (1994) kalau guru
mengubah cara mangakses siswa, maka guru juga akan penting untuk peningkatan
pendidikan, tetapi juga penting bagi siswa, guru, dan mengubah bagaimana dia
mengajar dan bagaimana siswa belajar.
Bentuk-bentuk asesmen alternatif menurut O’Malley and Pierce
(1996):
- Asesmen kinerja (Performance assessment)
- Observasi dan pertanyaan (Observation and Question), Presentasi dan Diskusi (Presentation and Discussion).
- Proyek/ Pameran (Project/ Exhibition)
- Eksperimen/ demonstrasi (Experiment/ demonstration)
- Bercerita (Story or text reteling)
- Evaluasi diri oleh siswa (Self assessment)
- Portofolio dan jurnal.
Dalam makalah ini akan dihabas
secara spesifik mengenai salah satu bentuk asesmen yang penting dalam melakukan
penilaian terhadap kinerja peserta didik yaitu asesmen proyek / pameran
(Project / Exhibition).
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran ?
2. Bagaimana
karakteristik dari Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran ?
3. Bagaimana
langkah-langkah pembuatan Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran ?
4. Bagaimana
Contoh-contoh Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran ?
C.
Tujuan
1. Menjelaskan
pengertian Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran.
2. Mengidentifikasi
karakteristik dari Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran.
3. Menjelaskan
langkah-langkah pembuatan Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran.
4. Menjelaskan
Contoh-contoh Asessment Proyek dalam Evaluasi Pembelajaran.
D.
Manfaat
Agar kita dapat mengetahui tentang
asesmen proyek yang terdapat dalam evaluasi Pembelajaran serta dapat
mengidentifikasi karakteristiknya dari asesmen proyek dan juga dapat
menjelaskan langkah – langkah bagaimana cara pembuatan asesmen proyek serta
contoh – contoh asesmen proyek yang dibuat untuk mempermudah dalam melakukan
penilaian terhadap peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Asessment Proyek
Asesment atau Penilaian dalam proses Pembelajaran merupakan kegiatan
menghimpun fakta- fakta dan dokumen belajar peserta didik yang dapat dipercaya
sebagai bagian dari program Pembelajaran di kelas, oleh
karenanya penilaian berfungsi membantu guru untuk
merencanakan kurikulum dan program Pembelajaran, maka
kegiatan penilaian membutuhkan informasi yang bervariasi
dari setiap individu atau kelompok peserta didik serta guru. Guru
dapat melakukan penilaian dengan cara mengumpulkan
catatan yang diperoleh melalui
pertemuan, observasi, portofolio, proyek, produk, ujian serta data hasil
interview dan survey.
Dalam penilaian terdapat salah satu penilaian yang disebut Asessment Proyek.
Proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan,
pengorganisasian, pengevaluasian, hingga
penyajian data karena dalam pelaksanaan proyek bersumber
pada primer atau skunder, evaluasi dan hasil kerjasama dengan pihak lain.
Jadi, Penilaian proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan
menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan
konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian
proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan
dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu
secara jelas.
Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap proyek peserta didik. Teknik Penilaian Proyek dilakukan
mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Pada
praktik di kelas, guru dapat menekankan penilaian proyek pada prosesnya dan
menggunakannya sebagai sarana untuk mengembangkan dan memonitor keterampilan
siswa dalam merencanakan, menyelidiki, dan menganalisis proyek. Siswa dapat
memberikan pengalaman dan pengetahuan pada suatu topik, membuat pertanyaan, dan
menyelidiki topik tersebut melalui bacaan, wisata, dan wawancara.
B.
Karakteristik
Asessment Proyek
Karakteristik
Asessment Proyek dititikberatkan pada dua hal yaitu penilaian pada fokus proses
dan pada fokus produk akhir.
1.
Fokus proses menyajikan informasi tentang
a.
perencanaan dan pengelolaan,
b. bekerja
dalam kelompok,
c.
bekerja sendiri, dan
d. pemecahan
masalah.
2. Fokus
produk akhir menyajikan informasi tentang:
a.
Pengidentifikasian dan pengumpulan informasi yang relevan,
b. menafsirkan
dan mengevaluasi penemuan, serta
c.
menyajikan hasil.
Kemampuan
yang dinilai dari Asessment Proyek yaitu :
1) keterampilan menyelidiki secara umum;
2) pemahaman dan pengetahuan dalam bidang
tertentu;
3) kemampuan mengaplikasikan pengetahuan
dalam suatu penyelidikan;
4) kemampuan
menginformasikan subjek secara jelas.
Beberapa materi penilaian yang dapat dikategorikankan pada
Asessment Proyek, diantaranya:
(1) poster
(2) esai
(3) majalah dinding
(4) laporan perjalanan
(5) laporan
wawancara tokoh tertentu.
C.
Langkah-langkah
Pembuatan Asessment Proyek
Pada dasarnya penilaian proyek ini lebih menitikberatkan pada
penilaian proses. Langkah-langkah penilaiannya sebagai berikut:
1)
Merencanakan Penilaian
a)
Penilai melihat kesesuainnya dengan kompetensi yang dituntut kurikulum.
b) Penilai meyakini bahwa proyek dapat dikelola,
yaitu tidak terlalu luas atau terlalu sempit; tidak terlalu sulit atau terlalu
mudah.
2)
Merancang spesifikasi proyek yang berfokus pada proses:
a)
memilih topik (dapat dipilih siswa dari topik yang disediakan guru);
b) memetakan area yang akan dicakup (dihasilkan dari
curah pendapat).
3) Melaksanakan
pencatatan kegiatan oleh siswa sendiri,
a) Merancang rincian langkah;
b) memantau pelaksanaan;
4)
Melaksanakan pelaporan hasil kegiatan oleh guru
a)
kombinasi bukti pengamatan terhadap pelaksanaan proyek dan bukti lain
b) pemantauan perkembangan kompetensi antarmata
pelajaran
D.
Contoh-contoh
Asessment Proyek
1)
Contoh
pencatatan rancangan kegiatan oleh siswa
Contoh 1
Nama Kelompok :
Mawar Putih
Nama anggota : 1. Ery Tomeri
2.
Yulya Kesuma Wangi
3.
Dinasti Han
Kelas : VIII
|
1. Tema poster : Penghijauan Alam
2. Bahan yang diperlukan:
a. kertas berukuran 50 cm x 40 cm
b. cat minyak warna hijau, hitam, merah, kuning
c. kuas besar dan kecil
d. alat tulis
3. Langkah-langkah:
a. menentukan kata-kata yang hendak digunakan
b. menentukan gambar/ilustrasi yang akan dibuat
c. menentukan komposisi warna
d. membuat rancangan poster
e. membuat poster
|
Contoh 2
RANCANGAN RINCIAN LANGKAH
Pertanyaan
penelitian saya :
…………………………………………………………………………………………………………………………….
Hipotesis saya :
…………………………………………………………………………………………………………………………….
Refrensi yang akan
saya gunakan :
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
Bahan yang diperlukan :
……………………………………… ……………………………………… ……………………….
……………………………………… ……………………………………… ……………………….
……………………………………… ……………………………………… ……………………….
Prosedur yang akan ditempuh :
1.
…………………………………………………………………………………………………………………….
2.
…………………………………………………………………………………………………………………….
3.
…………………………………………………………………………………………………………………….
4.
Dst.
2)
Contoh
pencatatan kegiatan oleh siswa
Contoh 1.
Nama
Kelompok : Pantang Menyerah
Nama anggota : 1. Ery Tomeri
2. Yulya
Kesuma Wangi
3. Dinasti
Han
Kelas : VIII
|
|||
Aspek
|
Kriteria
|
||
Mudah
|
Sedang
|
Sukar
|
|
1. Menentukan tema
2. Menyiapkan bahan
3.Menentukankata-kata yang hendak digunakan
4.Menentukan gambar/ilustrasi yang akan dibuat
5. Menentukan komposisi warna
6. Membuat rancangan poster
7. Membuat poster
|
√
|
√
√
√
√
|
√
√
|
Contoh 2
Nama Kelompok : Pantang Menyerah
Nama anggota : 1. Ery Tomeri
2. Yulya Kesuma Wangi
3. Dinasti Han
Kelas : VIII
|
1. Bagaimana kerja sama
antaranggota kelompok?
(sangat baik – baik – tidak baik)
2. Bagaimana tingkat hasil kerja
kelompok kamu?
(sangat baik – baik – tidak baik)
3. Bagian mana dari kerja kelompok
kamu yang terbaik?
……………………………………………………………………………………
4. Bagaimana agar hasil kerja kelompok
kamu dapat ditingkatkan?
…………………………………………………………………………………….
5. Jika ditempatkan dalam skala (1
– 10), kelompok kamu ada di posisi
berapa?
……………………………………………………………………………………..
|
Contoh 3.
Nama-nama anggota kelompok:
…………………………………………………………..
…………………………………………………………..
…………………………………………………………..
1. Bagaimana kerja sama antar-anggota kelompok
(sangat baik, baik, jelek)
2. Bagaimana tingkat hasil kerja proyek kelompok
anda (sangat baik, baik, jelek)
3. Menurut anda, bagaian mana dari kerja proyek kelompok anda yg terbaik ?
4. Menurut anda, bagaimana hasil kerja proyek di
kelompok anda dapat ditingkatkan ?
5. Jika ditempatkan dalam skala 1-10 (10 tertinggi),
menurut anda kelompok anda di posisi mana?
3) Contoh pencatatan kegiatan oleh guru
Contoh 1
Nama
kelompok
|
Aspek
|
Kriteria
|
||
Baik
|
Sedang
|
Kurang
|
||
1. …………..
|
a. kerja sama
b. tingkat hasil kerja
c. sikap positif terhadap
tugas
|
|||
2. …………..
|
a. kerja sama
b. tingkat hasil kerja
c. sikap positif
terhadap tugas
|
|||
dst.
|
Contoh 2
Aspek yang dinilai
|
Berapa kali diamati
|
Catatan
|
1. Terlibat aktif
mendiskusikan masalah
|
||
2. Menerapkan konsep dalam
menyelesaikan masalah
|
||
3. Menunjukkan Sikap
positif
|
||
4. Menunjukkan kemampuan menyelesaikan
masalah
|
||
5. Kemampuan menggunakan pendekatan
inter-kompetensi maple
|
||
6. Kemampuan menggunakan pendekatan
multi-kompetensi antar-mapel
|
||
8. Hal lain yang diobservasi
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Penilaian
proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum
secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan
pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran
tertentu secara jelas.
2.
Karakteristik Asessment Proyek :
1. Fokus
proses
2. Fokus
produk akhir
3. Kemampuan
Asessment Proyek
4. Materi
penilaian Asessment Proyek
3.
Langkah-langkah penilaiannya sebagai
berikut:
1) Merencanakan
Penilaian
2) Merancang
spesifikasi proyek yang berfokus pada proses
3) Melaksanakan
pencatatan kegiatan oleh siswa sendiri
4) Melaksanakan
pelaporan hasil kegiatan oleh guru
B.
Saran
Dari makalah
ini, kami sangat berharap susunan mengenai Asessment Proyek ini dapat dijadikan
acuan untuk melaksanakan evaluasi pembelajaran bagi para peserta didik untuk
meningkatkan kemampuan dari peserta didik dan juga menjadi pegangan bagi guru
dalam mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
Langganan:
Postingan (Atom)