MODUL
FISIKA MODERN
KODE MATA KULIAH
MODUL 1
RELATIVITAS
Pendahuluan
Teori
relativitas memeriksa bagaimana pengukuran kuantitas fisis bergantung pada
pengamat seperti juga pada peristiwa yang diamati. Dari relativitas muncul
mekanika baru yang menyiratkan kaiyan yang sangat erat antara ruang dan waktu,
massa dan energi kelistrikan dan magnetisme-tanpa kaitan itu tidak mungkin
mengerti dunia fisika.
Materi
1.1
Postulat Relativitas Khusus
“Semua gerak adalah relative, kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama
bagi semua pengamat”
Teori relativitas khusus bersandar
pada dua postulat. Postulat pertama, prinsip relativitas, menyatakan bahwa
hokum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam semua
kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu dengan lainnya.
Postulat ini menyatakan ketiadaan kerangka acuan yang universal. Jika hukum
fisika berbeda untuk pengamat yang berbeda dalam keadaan gerak relative, maka
kita dapat menentukan mana yang dalam keadaan diam dan mana yang bergerak dari
perbedaan tersebut. Tetapi karena tidak terdapat kerangka acuan universal,
perbedaan itu tidak terdapat, sehingga muncul postulat tersebut.
Postulat
kedua menyatakan bahwa kepesatan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk
semua pengamat, tidak bergantung dari keadaan gerak pengamat itu.
1.2
Pemuaian Waktu
Sebuah lonceng yang bergerak terhadap
pengamat kelihatanya berdetak lebih lambat daripada jika lonceng itu diam
terhadapnya. Ini berarti jika seorang pengamat dalam suatu roket mendapatkan
selang waktu antara dua kejadian dalam roket itu to, orang di bumi mendapatkan bahwa selang waktu
tersebut lebih panjang, yaitu t.
kuantitas to yang
ditentukan oleh kejadian yang terdapat pada
tempat yang sama dalam kerangka acuan pengamatnya disebut selang waktu proper antara kejadian itu. Bila
diamati dari bumi, kejadian yang menandai permulaan dan akhir selang waktu itu
terjadi pada tempat yang berbeda, dan mengakibatkan selang waktunya kelihatan
lebih panjang dari waktu proper. Efek ini disebut pemuaian waktu (memuai adalah bertambah besar).
Pemuaian waktu =
Dimana :
to = selang waktu pada lonceng
yang diam relative terhadap pengamat
t = selang waktu pada lonceng dalam keadaan gerak relatif
terhadap pengamat itu
v = kelajuan gerak relatif
c = kelajuan cahaya
1.3
Efek Doppler
Gerak relative antara pengamat dan suber bunyi mengubah frekuensi
yang diterima
Kita mengenal pertambahan tinggi nada
jika sumbernya mendekati kita (atau kita mendekati sumbernya) dan
penurunantinggi nada jika sumbernya menjauhi kita (atau kita menjauhi sumber).
Perubahan frekuensi ini merupakan efek doppler yang asal usulnya dapat kita
cari secara langsung. Misalnya, gelombang berurutan yang dipancarkan oleh
sumber yang bergerak ke arah pengamat lebih berdekatan daripada normal karena
majunya sumber tersebut, dan karena jaraknya ialah panjang gelombang bunyi,
maka frekuensinya menjadi lebih tinggi. Hubungan antara frekuensi sumber vo dan frekuensi pengamat v ialah :
Efek doppler untuk bunyi
Disini c = menyatakan kelajuan bunyi
v = kelajuan pengamat (+ jika bergerak ke
arah sumber, - jika menjauhi sumber)
V = kelajuan sumber(+ jika bergerak ke arah pengamat, - jika
bergerak menjauhinya)
Efek doppler untuk bunyi jelas
berubah bergantung dari apakah sumbernya, atau pengamatnya atau keduanya
bergerak yang seakan-akan bertentangan dengan prinsip relativitas, semuanya
hanya bergantung dari gerak relatif antara sumber dan pengamat. Tetapi
gelombang bunyi hanya terjadi dalam medium materi seperti udara atau air, dan
mediumnya itu sendiri merupakan kerangka acuan: terhadap kerangka ini gerak
sumber dan pengamat dapat diamati dan diukur. Jadi tidak ada kontradiksi. Dalam
kasus cahaya, tidak berkaitan dengan medium dan hanya gerk relatif antara
sumber dan pengamat saja yang berarti. Jadi efek doppler dalam cahaya ahrus berbeda dengan efek tersebut dalam
bunyi.
Efek
doppler transversal
1. Pengamat bergerak tegak lurus pada baris
antara ia dengan sumber cahaya
2.
Pengamat menjauhi sumber cahaya
3.
Pengamat mendekati sumber
cahaya
1.4
Pengerutan Panjang
Lebih cepat berarti lebih pendek
Pengukuran panjang
seperti juga selang waktu dipengaruhi oleh gerak relative. Panjang L benda
bergerak terhadap pengamat kelihatannya lebih pendek dari panjang Lo
bila diukur dalam keadaan diam terhadap pengamat. Gejala ini dikenal sebagai pengerutan Lorentz Fitz Gerald.
Pengerutan serupa itu hanya terjadi dalam arah gerak relatif. Panjang Lo suatu benda dalam kerangka
diamnya disebut panjang proper.
Pengerutan
relativistik dari jarak merupakan contoh umum dari pengerutan panjang
Lorentz-fitz Gerald dalam arah gerak :
Pengerutan Lorentz
1.5
Paradoks Kembar
Hidup yang lebih panjang, tetapi tampaknya tidak demikian
Paradoks ini berkaitan
dengan dua lonceng identik, yang satu ditinggal di bumi, sedangkan yang lain
dibawa ikut dalam perjalanan ke ruamg amgkasa dengan kecepatan v, kemudian dikembalikan ke bumi.
Biasanya loncengnya diganti dengan sepasang orang kembali A (pria) dan B (wanita);
suatu penggantian yang boleh dilakukan , karena proses kehidupan-detak jantung,
respirasi dan sebagainya-merupakan lonceng biologis yang keteraturannya baik.
Si kembar yang mengembara lebih muda
daripada yang ditinggal
Si kembar A pergi ketika berumur 20 tahun dan mengembara dengan kelajuan
v = 0,8 c ke suatu bintang berjarak 20 tahun cahaya, kemudian ia kembali ke
bumi (satu tahun cahaya sama dengan jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun
dalam ruang hampa. Jarak itu sama dengan 9,46 x 1015 m). terhadap
saudara wanitanya B yang berada di bumi, A kelihatabbya hidup lebih lambat
selama perjalanan itu, kelajuannya hanya dari B. untuk setiap tarikan napas yang
diambil A,B mengambil kali; untuk setiap suap A makan, B makan nya;
untuk setiap hal A berpikir, B berpikir nya.
Akhirnya , setelah 50 tahun berlalu menurut perhitungan B (to = 2Lo/v = 50 tahun). A kembali dari perjalanan yang
mengambil waktu 60 persennya, sehingga A telah meninggalkan bumi 30 tahun
lamanya dan ia kini berumur 50 tahun, sedangkan B berumur 70 tahun.
1.6
Kemagnetan dan Kelistrikan
Relativitas adalah jembatannya
Gaya magnetic adalah
modifikasi dari gaya listrik sebagai akibat dari gerak relative antara muatan.
Karena pada umumnya muatan bergerak (biasanya elektron) yang interaksinya
menimbulkan berbagai gaya magnetic yang kita kenal mempunyai kelajuan jauh lebh
kecil daripada c , maka tidak jelas
bagi kita bahwa operasi suatu motor listrik, misalnya, bekerja berdasarkan efek
relativistic. Gagasan ini menjadi lebih jelas jika kita pertimbangkan kekuatan
gaya listrik. Gaya tarik menarik antara electron dan proton dalam atom
hydrogen, misalnya, 1039 kali lebih besar dripada gaya gravitasi
antara keduanya. Sehingga walaupun muatan kecil yang menyebabkan gaya semacam
ini yang ditimbulkan oleh gerak relative, yang dinyatakan oleh gaya magnetic,
akibatnya lebih besar. Lebih lanjut lagi, walaupun kelajuan efektif electron
individu dalam kawat pembawa arus (<1 mm/s)lebih kecil dari kelajuan ulat
yang kelelahan, tetapi terdapat sekitar 1020 atau lebih electron
yang bergerak per sentimeter kawat senacan itu, sehingga efek totalnya bias
teramati.
Kelistrikan dan
kemagnetan merupakan manifestasi dari interaksi yang sama. Jelaslah bahwa
konduktor pembawa arus yang terlihat netral dari suatu kerangka acuan dapat
terliha tidak netral dari kerangka yang lain. Bagaimanakah pengamatan ini dapat
disesuaikan dengan invariansi muatan? Jawabannya ialah kita harus meninjau
seluruh rangkaian dimana konduktor itu merupakan bagian. Karena rangkaian harus
tertutup supaya ada alirab arus , maka untuk setiap unsur arus pada suatu arah
yang terlihat oleh pengamat yang bergerak mempunyai muatan positif, misalnya,
harus terdapat unsur arus lain yang arahnya berlawanan yang terlihat oleh
pengamat tersebut mempunyai muatan negatif. Jadi gaya magnetik selalu beraksi
antara bagian yang berbeda dari suatu rangkaian, walaupun rangkaian itu secara
keseluruhan terlihat netral terhadap semua pengamat.
1.7
Relativitas Massa
Massa diam paling kecil
Tumbukan
elastis dilihat oleh pengamat yang berbeda.
Kita mulai
dengan meninjau tumbukan elastis (lenting-yaitu tumbukan yang energi kinetiknya
kekel) antara dua partikel A dan B , yang disaksikan oleh pengamat dalam
kerangka acuan S dan S’ yang berada dalam gerak relatif uniform. Sifat A dan B
identik jika ditentukan terhadap kerangka acuan tempat partikel itu diam.
Sebelum
tumbukan, partikel A dalam keadaan diam terhadap kerangka S dan partikel B
terhadap kerangka S’. Kemudian pada saat yang sama , A dilemparkan dalam arah +y dengan kecepatan VA , sedangkan B dalam arah –y’ dengan kecepatan V’B,
dengan
(1.10)
Jadi
perilaku A seperti terlihat dari S sama benar dengan perilaku B seperti
terlihat dari S’. Ketika kedua partikel bertumbukan, A memantul dalam arah –y dengan kecepatan VA , sedangkan B memantul dalam arah +y’
dengan kecepatan V’B.
Jika partikel tersebut dilemparkan dari kedudukan yang berjarak y, pengamat di S menemukan bahwa
tumbukannya terjadi pada y = ½ Y dan pengamat di S’ menemukan tumbukannya
terjadi pada y’ = ½ Y. Waktu pulang
pergi To untuk A diukur
dari kerangka S menjadi
(1.11)
Dan waktunya sama untuk B
dalam S’.
Jika
momentum kekal dalam kerangka S, harus berlaku bahwa
(1.12)
Dengan mA menyatakan massa A dan B, dan VA dan VB
menyatakan kecepatan diukur dari kerangka S. Dalam kerangka S, VB didapat dari
(1.13)
Dengan T menyatakan waktu yang
diperlukan B untuk melakukan pulang-pergi seperti diukur dari S’, perjalanan B memerlukan waktu To, dengan
(1.14)
Menurut hasil yang lalu.
Walaupun pengamat dalam kedua kerangka melihat kejadian yang sama, mereka
melihat perbedaan waktu yang diperlukan partikel yang dilemparkan dari kerangka
lain untuk melakukan tumbukan kemudian kembali ke tempat semula.
Dengan
mengganti T dalam pers. (1.13) dengan
besaran yang sama dinyatakan dalam To,
kita peroleh
Dengan
memasukkan persamaan ini untuk VA
dan VB dalam pers (1.12)
kita lihat momentum kekal jika dipenuhi
(1.15)
Hipotesis
kita semula adalah A dan B identik bila dalam keadaan diam terhadap pengamat;
perbedaan antara mA dan mB berarti pengukuran massa,
seperti juga ruang dan waktu, bergantung dari kecepatan relatif antara pengamat
, kejadian apapun yang sedang diamati.
Dalam contoh
di atas baik a maupun b bergerak terhadap S. supaya kita mendapat rumusan massa
suatu benda yang terukur dalam keadaan diam, kita perlu meninjau contoh yang
serupa dengan VA dan V’B sangat kecil. Dalam hal ini pengamat di S
akan melihat B mendekati A dengan kecepatan v,
membuat tumbukan yang luput (karena V’B
<< v), dan kemudian melanjutkan
perjalanannya. Dalam S
dan
Sehingga
Massa
relativistik (1.16)
1.8
Massa dan Energi
Dimana E = mc2
Perhitungan energi kinetik secara relativistik dengan F menyatakan
komponen gaya yang beraksi dalam arah perpindahan ds dan s menyatakan jarak selama gaya tersebut beraksi. Dengan memakai
bentuk relativistik hukum gerak kedua
Rumus energi kinetik menjadi
=
Integrasi parsial
=
=
= (1.19)
Hasil ini
menyatakan bahwa energi kinetik suatu benda sama dengan pertambahan massanya
sebagai akibat gerak relatifnya dikalikan dengan kuadrat kelajuan chaya.
Energi
total termasuk massa diam.
Energi
total
(1.20)
Jika kita
tafsirkan mc2 sebagai energi total benda E dengan sendirinya, bila
benda itu dalam keadaan diam K 0, tetapi
benda tetap memiliki energi m0c2. dengan demikian m0c2
disebut energi diam Eo dari benda yang massa diamnya mo. Sehingga kita peroleh
Dengan
Energi diam (1.21)
Jika benda bergerak maka
energi totalnya adalah
(1.22)
Massa dapat
diciptakan dan dimusnahkan. Karena massa dan energi bukan merupakan kuantitas
yang bebas, maka hukum kekekalan massa dan energi sebenarnya menjadi satu,
hukum kekekalan massa dan energi. Massa dapat diciptakan atau dimusnahkan,
tetapi jika hal ini terjadi, sejumlah energi yang setara akan hilang atau
muncul dan sebaliknya. Massa dan energi merupakan aspek yang berbeda dari suatu
kuantitas yag sama.
merupakan aproksimasi energi kinetik untuk
kelajuan rendah. Jika kecepatan relatif v
terhadap c , rumusan energi kinetik
harus dapat tereduksi menjadi bentuk yang dikenal ½ , yang
telah terbukti secara eksperimen untuk kecepatan kecil. Marilah kita periksa
kebenaran rumus itu. Rumus relativistik untuk energi kinetik adalah
Karena << 1, kita dapat
menggunakan uraian binomial (1 + x)n
≈ 1 + nx, yang berlaku untuk |x| << 1, untuk mendapatkan
Jadi kita peroleh hasil
v
<< c
1.9
Partikel tak Bermassa
Partikel akan memiliki massa diam hanya bila partikel
itu bergerak dengan kelajuan cahaya.
Dalam
mekanika klasik, suatu partikel harus mempunyai massa diam supaya dia memiliki
energi dan momentum, tetapi dalam mekanika relativistik persyaratan sepeti itu
tak berlaku.
Energi total
(1.22)
Momentum relativistik
(1.17)
Pembatasan lain pada partikel tak bermassa. Dari pers (1.22)
Dan dari pers
(1.17)
Dengan mengurangi p2c2 dari E2
menghasilkan
=
Sehingga
Semua
partikel
(1.23)
Menurut
rumusan itu, bila ada partikel dengan mo
= 0, maka hubungan antara energi dan momentumnya harus diberikan dengan
Partikel
tak bermassa
(1.24)
1.10 Transformasi Lorentz
awalnya diturunkan dari teori elektromagnetik transformasi ini
berlaku untuk setiap kejadian dalam kerangka inersial
Transformasi lorentz
Transformasi lorentz balik
1.11 Penjumlahan Kecepatan
Akal sehat dikalahkan
Postulat relativitas khusus menyatakan bahwa kelajuan cahaya dalam ruang
hampa c mempunyai harga yang sama
untuk semua pengamat, tidak bergantung dari gerak relatifnya. Tetapi akal sehat
menyatakan bahwa jika kita melempar bola ke depan dengan kelajuan 10 m/s dari
sebuah mobil yang bergerak pada kecepatan 30 m/s , maka kelajuan bola terhadap
jalan ialah 40 m/s, yang merupakan jumlah kedua kelajuan tersebut. Jadi kita bisa
mengharapkan bahea seberkas cahaya yang dipancarkan dalam kerangka acuan S’
pada arah geraknya dengan kelajuan v
relativ terhadap kerangka S (jalan) akan mempunyai kelajuan c + v
diukur dari S. Tetapi bertentangan dengan postulat di atas “akal sehat“ bukanlah
metupakan suatu panduan yang bisa dipercaya dalam ilmu seperti juga dalam
bidang lain, dan kita harus bersandar pada persamaan transformasi Lorentz untuk
mendapatkan skema yang benar untuk penjumlahan kecepatan.
Jawaban soal-soal bab RELATIVITAS
1. tp = 1,25 × 10-8 ,karena pengamat diam
bersama partikel
t =to
t =1,25 × 10-8 × 0,6
t =7,5 × 10-9
2. Waktu yang diperlukan lonceng dalam kapal
agar berbeda 1 detik dengan lonceng di bumi.
v = 300 m/s =
= 1 detik
3. Kelajuan
Roket V Dapat Dicari Dari Persamaan
t =
T = 2 hari , to = 1 hari
2 = 1- =
= v = 0,86c
4. Kelebihan waktu sehari dalam pesawat dibandingkan dengan sehari di
bumi
v =
1 hari di
bumi = 24 jam
8. Dalam laboratorium o = 4000 Ǻ, dari galaksi 𝝀 = 6000 Ǻ. Jika kecepatan galaksi itu
v,maka
V = vO atau karena v = , maka
=
=
(
1+ ) =
1- = ,maka v =0,38c
11. Tinggi astronaut di bumi = Lo = 6 ft
Kelajuan relatif terhadap bumi = 0,9c
a.) Tinggi
astronaut jika diukur oleh pengamat dalam pesawat adalah tetap 6 ft
b.) Tinggi
pengamat jika diukur oleh pengamat di bumi adalah = . . . . . ?
= 2,6 ft
12. Panjang batang meteran = 50 cm = L’
Panjang batang meteran
= 1 meter = Lo
Kelajuan relatif = . . . . . ?
15. Massa
diamnya mO = 100 kg
Massa dalam roket m = 101 kg
Kelajuan roket v dapat dicari
dari persamaan
m =
= =
1-
V = 0,1c
8. dik
: EK =
EK =
=
γ =
. =1
=
=
V = c = 0,60c
26. Bentuk
hukum 2 newton relativistik
F = (mv)
F = ()
Atau dengan
F = mO -1\2+ v)-1\2
F = mO-3\2 ( +),maka
F = mO-3\2 (terbukti)
27. Apakah
keberatan yang dapat dikemukakan jika kita definisikan momentum linear p = mov
sebagai pengganti dari bentuk yang lebih rumit ?
Jawaban :
Jika p = mov, kejadian dengan momentum kekal,
dalam suatu kerangka inesial, jika momentumnya tidak kekal dipandang dari
kerangka inersial lain yang relatif bergerak terhadapnya, sehingga momentum
bukan merupakan kuantitas yang berguna dalam fisika.
31. Terhadap
A:
Kita pakai transformasi kecepatan relativistik
V = , bulan akan mendekati A
dengan kelajuan v = 0,8c
Menurut klasik B terhadap Aialah 0,8c +0,6c = 1,7c
,tetapi menurut relativistik
V = =
0,98c
MODUL 2
SIFAT PARTIKEL DARI GELOMBANG
2.1
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Pada
tahun 1864 akhli fisika inggris mengemukakan bahwa perubahan medan listrik
menimbulkan medan magnetik. Medan listrik yang ditimbulkan oleh imbasan
elektromagnetik dapat diperlihatkan dengan mudah karena logan memiliki hambatan
listrik yang kecil, medan yang lemah dapat menimbulkan arus listrik dalam logam
sehingga dapat diukur. Sedangkan medan magnetik yang lemah sulit diukur.
Dalam
gelombang elektromagnetik, kelajuan gelombang dalam ruang hampa dapat
dinyatakan dalam persamaaan :
Dimana
merupakan permeativitas ruang hampa dan permeabilitas magnetik, hal ini sama dengan
laju cahaya. Simpulannya cahaya terdiri dari gelombang elektromagnetik yang
dapat ditangkap oleh mata serta memiliki frewensi yang pendek. Dimulai dari untuk cahaya merah hingga sekitar untuk
cahaya ungu
Sifat
karakteristik semua gelombang adalah memenuhi prinsip superposisi yaitu bila
dua atau lebih gelombang yang alamnya sama melalui satu titik pada saat yang
sama, maka amplitude sesaat disitu ialah jumlah dari amplitude sesaat dari
masing masing gelombang.
Bila dua buah atau lebih deretan gelombang bertemu
dalam satu daerah, gelombang itu akan berinterferensi menghasilkan gelombang
baru yang amplitude sesaatnya merupakan jumlah dari dari amplitudo sesaat
gelombang semula. Interferensi konstruktif (membangun)
berarti geelombang tersebut saling menguatkan dengan fase sama sehingga
menghasilkan amplitude yang lebih besar sedangkan interferensi destruktif
(menghancurkan) berarti gelombang rersebut sebagian atau sepenuhnya saling
meniadakan karena fasenya berbeda.
Eksperimen
celah ganda young juga memperlihatkan sifat gelombang dari cahaya,muka
gelombang adalah permukaan khayal yang menghubungkan titik dimana gelombang itu
berfase sama. Penyebaran gelombang sekunder dari kedua celah seolah berasal
dari situ merupakan gejala gelombang kharakteristik yang disebut difraksi.
Interferensi konstruktif terjadi pada tempat dimana muka gelombang dari kedua
celah itu bertemu.
2.2
EFEK FOTOLISTRIK
Gejala
efek foto listrik terjadi akibat Energi elektron yang dibebaskan cahaya yang
bergantung pada frekuensi cahaya. Eksperimen ini merupakan lanjutan eksperimen
Hertz yang dijelaskan dalam skema berikut :
Terdapatnya efek fotolistrik tidak mmengherankan,
sebab gelombang cahaya membawa energi dan sebagian energi yang diserap oleh
logam terkontaminasi pada elektron tertentu dan muncul sebagai energi kinetik
oleh karena itu fotoelekton dapat dipancarkan dengan segera. Energi fotoelektron
dapat bertambah seiring bertambahnya frekwensi cahaya yang datang bukan
intensitasnya.
Dalam
hal ini hubungan antara Kmax dan frekwensi v mengandung tetapan
pembanding yang dapat dinyatakan dalam bentuk.
Dimana h adalah tetapan nilainya sebesar 6,626 x 10-34 (merupakan
tetapan dan tidak bwerubakuntuk logam yang berlainan disinari) dan vo adalah
frekwensi ambang.
2.3 TEORI KUANTUM CAHAYA
Cahaya dengan
frekwensi tertentu terdiri dari foton yang energinya berbanding lurus dengan
frekwensi itu
Radiasi
kalor yang dipancarkan oleh suatu benda bergantung pada suhunya, makin
tinggisuhu suatu benda, makin besar pula energi kalor yang dipancarkan. Joseph
Stefan dan Ludwig Boltzman telah melakukan pengukuran laju energi kalor radiasi
yang dipancarkan oleh suatu benda, kemudian dikenal dengan Hukum
Stefan-Boltzman
Keterangan
:
P : daya
radiasi (laju energi yang dipancarkan)
Q : energi
kalor (J)
t : waktu (t)
σ : konstanta Stefan-Boltzman (5,67 10-8 W/m2 K4)
A : luas
permukaan benda (m2)
T : suhu mutlak
permukaan benda (K)
Emisivitas suatu benda menyatakan kemampuan
benda untuk memancarkan radiasi kalor, semakin besar emisivitas maka semakin
mudah benda tersebut memancarkan energi. Benda hitam sempurna memiliki
emisivitas (e = 1) yaitu benda yang dapat menyerap semua energi kalor yang datang dan dapat memancarkan
energi kalor dengan sempurna. Energi kuantum
Tetapan plank
2.4
PENGERTIAN CAHAYA
Cahaya
adalah partikel gelombang secara eksplisit (berkaitan dengan frekwensi cahaya)
dan merupakan konsep gelombang. Menurut teori kuantum cahaya menyebar dari
sumbernya sebagai sederetan energi yang terlokalisasi masing masin cukup kecil
sehingga dapat diserap oleh elektron
Pada
tiap kejadian yang khusus, cahaya daat memperihatkan sifat gelomban atau sifat
partikel, tidak pernah terjadi sekaligus. Bila cahaya melalui celah cahaya
berlaku sebagai gelombang dan ketika tiba di layar cahaya brlaku sebagai
partikel.
2.5
SINAR-X
Dalam
tahun 1895 wilhelm rontgen mendapatkan bahwa radiasi yang kemampuan tembusnya
dan sifatnya belum diketahui ditimbulkan jika elektron cepat menumbuk materi.
Jadi sinar–x merupakan gelombang elektromagnetik yang berfrekuensi tinggi.
Produksi sinar-x:
Prinsip difraksi Sinar X
·
Sinar X terpancar dari tabung
Sinar X.
· Difraksi sinar X yang konvergen diterima
slit.
·
Sinar X diterima detektor,
·
diubah menjadi sinyal listrik.
· Sinyal ini dihitung sebagai analisa pulsa
tinggi.
·
Interaksi Sinar X dengan
material
· Energi berkas Sinar X terserap oleh atom.
- Energi berkas Sinar X dihamburkan oleh atom
2.6
EFEK COMPTON
Arthur Holy Compton mempelajari gejala tumbukan
antara foton dan elektron· Setelah terjadi tumbukan antara foton dengan
elektron, maka foton kehilangan energinya sebesar
DE = hf
- hf '
panjang
gelombang setelah tumbukan bertambah besar (l‘ > l)
· berdasarkan
hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum diperoleh :
‘ : panjang
gelombang foton setelah tumbukan (m)
:
panjang gelombang foton sebelum tumbukan (m)
h :
konstanta Planck (6,626 . 10-34 Js)
m : massa elektron (me = 9,1 . 10-31 kg)
c : kecepatan cahaya (c = 3 . 108 m/s)
: sudut hamburan (sudut penyimpangan
arah foton setelah tumbukan terhadap arah mula-mula)disebut
sebagai “panjang gelombang Compton”
2.7
PRODUKSI PASANGAN
Proses
produksi pasangan hanya terjadi bila foton datang / 1,02 MeV. Apabila foton
semacam ini mengenai inti atom berat, foton tersebut akan lenyap dan sebagai
gantinya timbul sepasang elektron-positron. Positron adalah partikel yang
massanya sama dengan elektron dan bermuatan listrik positif yang besarnya juga
sama dengan muatan elektron.
Oleh karena itu proses ini hanya bisa
berlangsung bilamana energi foton yang datang minimal adalah massa diam elektron dan c adalah kecepatan
cahaya.
Berkaitan dengan uraian ini maka nilai atau besaran absorpsi akan bergantung pada energi foton yang datang disamping bergantung pada jenis media/materi/zat yang dilaluinya atau bergantung pada nomor atom (Z) media/materi yang dilaluinya.
Berkaitan dengan uraian ini maka nilai atau besaran absorpsi akan bergantung pada energi foton yang datang disamping bergantung pada jenis media/materi/zat yang dilaluinya atau bergantung pada nomor atom (Z) media/materi yang dilaluinya.
2.8
FOTON DAN GRAFITAS
Cahaya memiliki evek grafitas.
Walaupun foton memiliki masa diam, tetapi ketika bertumbukan foton seakan
memiliki massa.
Energi potensial sebuah massa m pada permukaan
bintang adalah
Maka jumlah energi kuantumnya adalah
MODUL 3
SIFAT GELOMBANG DARI PARTIKEL
3.1
GELOMBANG DE BROGLIE
Berdasarkan ide yang dikemukakan oleh Einstein, sebuah foton dengan
energi hv (frekuensi v dan panjang gelombang λ) memiliki momentum
linear searah dengan arah pergerakannya dan dengan besarannya p yang dinyatakan
sebagai berikut
Sifat gelombang dari sebuah elektron disebut sebagai gelombang elektron
dan secara umum sifat gelombang dari materi disebut sebagai gelombang materi
atau gelombang de Broglie,karena pada tahun 1942 de broglie mengusulkan bahwa
materi mempunyai sifat gelombang di samping sifat partikel. Panjang gelombang λ
untuk gelombang materi diberikan oleh persamaan berikut, di mana juga ekivalen
dengan persamaan di atas :
karena maka panjang gelombang de Broglienya adalah
3.2 FUNGSI GELOMBANG
Kuantitas variabel yang memberi karakteristik gelombang
de broglie di sebut fungsi gelombang yang di beri lambang Ψ (huruf yunani psi).
Harga fungsi gelombang yang berikatan
dengan sebuah benda bergerak pada suatu titik tertentu x, y,z dalam
ruang pada saat t bertautan dengan peluang untuk mendapatkan benda
tersebut di tempat tersebut pada saat t.Namun Ψ sendiri tidak
memiliki arti fisis lansung.
Untuk |Ψ|2,
kuadrat dari harga mutlak fungsi gelombang yang dikenal sebagai kerapatan
peluang. Peluang untuk secara
eksperimental mendapatkan benda yang diberikan oleh fungsi gelombang Ψ pada titik x, y, z, pada saat
t berbanding lurus dengan harga |Ψ|2 di tempat itu pada saat t.Harga |Ψ|2
yang besar menyatakan pelusng yang besar untuk mendapatkan benda
itu,sedangkan harga |Ψ|2 yang
kecil menyatakan peluang yang kecil untuk mendapatkan benda itu. Selama |Ψ|2 tidak
nol,terdapat peluang mendapatkan benda tersebut di situ.
3.3 KECEPATAN GELOMBANG DE
BROGLIE
Bila kita beri lambang kecepatan de broglie w ,maka kita peroleh rumus:
Untuk menentukan harga w.
panjang gelombang merupakan panjang
gelombang de broglie :
Dan untuk mendapatkan frekuensinya,maka kita
menyamakan pernyataan kuantum dengan rumus relativitik untuk energi total untuk mendapatkan :
Sehingga kecepatan gelombang de
broglienya menjadi :
Kecepatan partikel v harus lebih besar dari kecepatan cahaya c, dan
kecepatan de broglie w lebih besar dari kecepatan cahaya.
3.4
KECEPATAN FASE DAN KECEPATAN GROUP
Group gelombang ialah dengan menyatakannya sebagai
superposisi dari gelombang induvidual yang mempunyai panjang gelombang
berbeda-beda yang interferensinya menghasilkan variasi amplitude yang
mendefinisikan bentuk group gelombang.
Gambar gelombang group
Untuk menghitung kecepatan group gelombang anggaplah
group gelombang timbul dari kombinasi dua gelombang yang beramplitude sama
A,tetapi frekuensi sudutnya berbeda dω dan dk
Kecepatan fase besarnya
Kecepatan group gelombang
frekuensi sudut dan bilangan gelombang dari gelombang de Broglie
yang berpautan dengan sebuah benda yang massa diamnya m0 yang bergerak dengan
kecepatan v ialah
kecepatan group u dari gelombang de Broglie yang berkaitan
dengan benda itu adalah
Sehingga kecepatan groupnya menjadi u = v
3.5 DIFRAKSI PARTIKEL
Ø Pada tahun 1927 Davisson dan Germer di AS dan G.P.Thomson di Inggris
secara bebas meyakinkan hipotesis de Broglie dengan menunjukkan berkas elektron
terdifraksi bila berkas itu dihamburkan oleh kisi atom yang teratur dari suatu
kristal.
Ø Hipotesis de Broglie mendorong tafsiran bahwa gelombang elektron
didifraksikan oleh target sama seperti sinar-x didifraksian oleh bidang-bidang
atom dalm kristal.
Ø Pada suatu percobaan tertentu berkas elektron 54eV diarahkan tegak
lurus pada target nikel, dan maksimum yang tajam dalam distribusi elektron
terjadi pada suhu 500 dari berkas semula. Sudut datang dan sudut hambur relatif
terhadap suatu keluarga bidang Bragg keduanya bersudut 650. jarak antara bidang
dalam keluarga itu yang bisa melalui difraksi sinar x ialah 0,91 Å.
3.6 PARTIKEL DALAM KOTAK
Sifat gelombang partikel bergerak mengarah pada
konsekuensi yang jelas jika partikel out dibatasi pada suatu daerah tertentu
dalam ruang yang dapat bergerak bebas. Kasus yang tersederhana ialah suatu
partikel yang terpantul bolak-balik antara dinding kotak. Kita akan menganggap
dinding kotak itu keras sekali, sehingga partikelnya tidak kehilangan energi
setiap kali partikel itu menumbuk dinding dan kecepatannya cukup kecil sehingga
kita dapat mengabaikan konsiderasi reletivistik.
Panjang gelombang de Broglie yang mungkin dari pertikel dalam kotak
ditentukan oleh lebar kotak L.
Panjang gelombang yg terbesar ditentuka olh ג=2L, berikutnya olh ג=L, kemudian ג=2L/3,dan seterusnya.
n=1,2,3,….
energi kinetik sebuah partikel bermomentum ialah
Karena גh/mv, mv=h/ג
Panjang gelombang yang diijinkan ialah גn=2L/n,dan karena paaartikel itu tidak memiliki energi potensial dalam
model ini,maka energi yang bisa dimilikinya ialah
n=1,2,3,……….
SOAL: carilah tingkat energi sebuah elektron dalam kotak yang lebarnya 1 Å.
Pemecahan: m = 9,1 x 10-31 kg dan L = 1 Å = 10-10 m,sehingga energi
elektron yang diijinkan ialah
3.7 PRINSIP KETAKTENTUAN
Apabila sebuah partikel
bergerak, maka partikel tersebut akan dipandang sebagai group gelombang de
broglie. Pada suatu kuantitas yang terlokalisasi menimbulkan batas dasar pada
ketepatan pengukuran sifat partikel. Partikel yang dapat kita ukur misalnya :
kedudukan momentum.
Jika group gelombang itu
sempit,kedudukan partikel itu terdifinisikan lebih baik, tetapi panjang gelombangnya sukar ditentukan. Karena
terdapat hubungan timbal balik antara ketaktentuan (ketakpatian) kedudukan yang
inheren Δx dari partikel itu dan ketaktentuan
momentumnya yang inheren Δp : bertambah kecilnya Δx, maka harus bertambah besar dan
sebaliknya.Analisis yang formal mendukung kesimpulan tersebut dan membuat kita
mampu untuk menyatakannya secara kuantitatif. Contoh yang paling sederhana dari
pembentukan group gelombang diberikan pada gambar 3.4, disitu dua gelombang
berjalan dengan frekuensi sudut ώ yang sedikit berbeda
dan bilangan gelombang k disuperposisikan menghasilkan sederet group gelombang
seperti dalam gambar 3.4.Sebuah benda bergerak yang bersesuaian dengan suatu
group gelombang tunggal, (bukan barisan dari group gelombang), tetapi group
gelombang tunggal dapat juga dipikirkan sebagai superposisi dari gelombang
harmonik
Ø Pada suatu waktu tertentu (t),group gelombang ψ(x) dapat dinyatakan dengan integral fourier.
Dengan fungsi g ( k )
menggambarkan amplitudo gelombang yang memberi sumbangan ( kontribusi ) pada ψ ( x );g(x) berubah terhadap bilangan gelombang k fungsi ini disebut
transform fourier dari ψ ( x ) dan memberi spesipikasi pada group gelombang sama lengkapnya seperti
yang diberi oleh ψ ( x ).
Bilangan gelombang yang
diperlukan untuk menyatakan suatu group dari k = 0 hingga k = ∞ , tetapi untuk group yang panjangnya
berhingga , gelombang yang amplitudo g ( k ) nya besar; memiliki bilangan
gelombang yang terletak dalam selang yang berhingga k.
Hubungan antara jarak Δx dan pelebaran bilangan gelombang bergantung dari bentuk group gelombang
dan bergantung dari cara Δx dan Δk didefinisikan. Harga perkalian Δx dikali k yang minimum
terjadi jika group gelombang berbentuk fungsi gaussian. Dalam hal ini, ternyata
transform fouriernya juga merupakan fungsi gaussian. Jika Δx dan Δk diambil deviasi standar dari fungsi ψ (x) dan g(k)
harga minimum Δx Δk = hubungan antara Δx dan Δk
dinyatakan sebagai berikut:
Ø Panjang gelombang de broglie untuk sebuah
partikel bermomentum p ialah :
Ø Oleh karena itu ketidakpastian Δk dalam jumlah gelombang
pada gelombanggelombang broglie berhubungan dengan hasil-hasil partikel dalam
suatu ketidakpastin Δp dalam momentum partikel menururt rumus
beikut :
Ø Karena Δx Δk
,maka Δx dan
Persamaan merupakan salah satu
bentuk prinsip ketaktentuan (ketakpastian) yang diperoleh Werner
Heisenberg pada tahun 1927. Persamaan ini menyatakan perkalian ketaktentuan
kedudukan benda Δx pada suatu saat dan ketaktentuan
komponen momentum dalam arah Δx yaitu Δp pada saat yang sama lebih besar atau sama dengan h/4π
Kuantitas h/2π sering muncul pada fisika modern, karena
kuantitas ini merupakan dasar dari momentum sudut dan disingkat h/2π dengan lambang ħ :
ħ sebagai pengganti dari h/2π. Dinyatakan dalam ħ prinsip ketaktentuan menjadi :
Misalnya kita bisa memeriksa
elektron dengan pertolongan cahaya panjang gelombang λ, seperti pada gambar 3-13. Dalam proses ini proton cahaya menumbuk
elektron dan terpantul kearah lain. Setiap foton memiliki momentum h/λ. Apabila foton itu bertumbukan dengan elektron,maka momentum semula (p)
akan mengalami perubahan. Perubahan yang tepat tidak bisa diramalkan,akan
tetapi perubahan tersebut mempunyai orde yang besarnya sama dengan momentum
foton h/λ. Jadi pengukuran telah menimbulkan
ketaktentuan pada momentum elektron.
Cahaya memiliki sifat
gelombang,kita tidak dapat menentukan kedudukan elektron dengan ketepatan tak
berhingga dalam segala keadaan, tetapi kita dapat mengharapkan secara nalar
untuk mempertahankan ketaktentuan tak tereduksi Δx dari keudukannya. Panjang gelombang
dari cahaya yang dipakai seperti :
Δx ≈ λ
Apabila panjang gelombang
lebih kecil maka, ketaktentuan dari kedudukan elektron itu juga mempunyai nilai
yang lebih kecil.
λ = Δx disubsitusikan kedalam persamaan Δp =h/λ menjadi
Δx Δp ≈ h
3.8 PEMAKAIAN PRINSIP KETAKTENTUAN
Tetapan Planck h berharga
sangat kecil yaitu
sehingga pembatas yang ditimbulkan prinsip ketaktentuan hanya penting
dalam dunia atom. Perlu diingat bahwa batas bawah ħ/2 untuk Δx Δp sangat jarang dicapai sehingga, Δx Δp ≈ ħ atau
Δx Δp ≈ h.
Bentuk lain dari prinsip
ketaktentuan. Apabila kita ingin mengukur energi E yang sama dengan bilangan yang kita hitung dibagi
dengan selang waktu, ketaktentuan frekuensi (Δv) seperti :
Ø Ketaktentuan energi yang bersesuaian ialah :
ΔE = h Δv
Sehingga ;
Atau
Ø Perhitungan yang lebih teliti berdasarkan
sifat group gelombang merubah hasil tersebut menjadi :
Sehingga,
perkalian ketaktentuan pengukuran energi ΔE dan ketaktentuan waktu
Δt selama pengukuran itu dilakukan harus sama atau
lebih besar dari ħ/2.
Soal :
1. Atom hidrogen berjejari menggunakan
prinsip ketaktentuan untuk memperkirakan energi elektron yang dimilikinya dalam
atom itu.
Penyelesaian :
Dik
:Δx =
ħ =
Dit : Δp…….?
Jawab
v Elektron yang
momentumnya sebesar itu bertindak sebagai partikel klasik dan energi kinetiknya
adalah :
2.
Cari panjang
gelombang de broglie dari sebutir pasir 1 mg yang ditiup angin dengan kelajuan
20 m/s.
Penyelesaian :
dik: m = 1 x 10-6 kg
v =
20 m/s
dit: λ = .........?
=
= 0,3315
x 10-28 m
= 3,315 x
10-29 m
= 3,315 x
10-19 Ǻ
3. Cari panjang gelombang de broglie sebuah
proton 1 MeV. Karena massa diam proton 938 MeV/C2 , perhitungan
dapat dilakukan dengan non relativistik.
Penyelesaian :
dik: energi kinetik = 1 Mev
energi diam (m0C2) = 938 Mev/C2
maka perhitungan dapat dilakukan dengan
non relativistik
dit: λ = ............?
m = 938 MeV/C2
= 1,667.10-27 Js/m
E = ½ mv2
1 MeV = ½ . 938 MeV/C2.V2
1 MeV = 469 MeV/(3x108)2 . V2
= 0,7172 x 10-7 Ǻ
4.
Tunjukkan panjang gelombang de
broglie molekul oksigen dalam kesetimbangan termal dalam atmosfer bertemperatur
200 C lebih kecil dari diameternya ~ 4 x 10-10 m.
Penyelesaian :
Dik: T = 293 K
K = 1,38 x 10-23 J/K
m0 =
32 x1,66 x 10-27 kg = 5,312 x 10-26 kg
1/2mv2 = 3/2KT
½ . 5,312 . 10-26 kg.v2 =
3/2 . 1,38.10-23
J/K . 293 K
2,056 x 10-26 kg. V2 =
6,0651 x 10-21 J
= 2,61 x 10-11 m
=2,61 x 10-1 Ǻ
= 0,261 Ǻ
5. Sebuah foton dan sebuah partikel memiliki
panjang gelombang sama. Dapatkah kita mengatakan sesuatu bagaimana perbandingan
momentum linearnya ? bagaimana perbandingan energi foton dengan energi total
partikel ? bagaimana perbandingan energi foton dengan energi kinetik partikel ?
Penyelesaian :
λfoton = λpartikel = λ
momen linearnya :
foton:
partikel:
Pf = Pp = P
Energi totalnya:
Foton:
Partikel:
Energi kinetiknya:
Foton:
Partikel:
Energi total partikel umumnya
jauh lebih besar dari energi foton itu karena umumnya v << c. Energi kinetik partikel jauh lebih kecil dari energi
kinetik foton karena umumnya v
<< c.
6. Kecepatan fase riak pada permukaan cairan
ialah , dengan S menyatakan tegangan permukaan dan ρ kerapatan
cairan. Cari kecepatan group riak tersebut.
Penyelesaian :
Kecepatan fase riak gelombang
W = ;
Kecepatan groupnya ialah
7. Energi terendah yng mungkin dimiliki
sebuah partikel yang terperangkap dalam
sebuah kotak ialah 1 eV. Berapakah energi dua tingkat berikutnya yang dapat
dimiliki partikel itu ?
Penyelesaian :
dik: E1 = 1 eV = 1,6 x 10-19
J
dit: E2 dan E3
E2 = 22 . E1 = 4
eV
E3 = 32 . E1 = 9
eV
8. Carilah bentuk tingkat energi (dalam MeV)
sebuah newtron dalam kotak 1 dimensi yang lebarnya 10-14 m.
Berapakah energi minimum newtron ? (diameter inti atomik berorde besar sama
dengan lebar tersebut).
Penyelesaian :
Dik: L = 10-14 m
Dit: energi minimum newtron
Untuk energi minimum, maka n = 1 maka En
= 2,05 MeV
9. Bandingkan ketaktentuan kecepatan sebuah
elektron dan sebuah proton yang terperangkap dalam kotak 10 Ǻ.
Penyelesaian :
∆x ∆p ≈ h
Dalam kotak 10 Ǻ = ∆x ≈ 10 Ǻ
= 10 x 10-10 m
∆p ≈
Untuk elektron
∆v ≈
7,29 x 105 m/s
Untuk proton
10. Atom dalam zat padat memiliki suatu harga
minimum energi titik nol walaupun pada 0 K, sedangkan tidak terdapat pembatasan
seperti itu pada molekul gas ideal. Gunakan prinsip ketaktentuan untuk
menerangkan pernyataan tersebut.
Penyelesaian :
Masing-masing atom dalam zat
padat letaknya terbatas pada daerah tertentu. Jika tidak demikian kumpulan atom
itu tidak membentuk zat padat. Jika ketaktentuan kedudukan masing-masing atom
berhingga, sehingga momentum dan juga energinya tidak sama denngan nol.
Kedudukan sebuah molekul gas ideal tidak dibatasi, sehingga ketaktentuan dalam
kadudukannya secara efektif tak berhingga, sehingga momentumnya, dan juga
energinya berharga nol.
MODUL 4
ATOM
4.1
MODEL ATOM
4.1.1 Model Atom Thomson
|
JJ. Thomson
Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson,
eksperimen yang dilakukannya tabung sinar kotoda. Hasil eksperimennya
menyatakan ada partikel bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron.
Thomson mengusulkan model atom seperti roti kismis atau kue
onde-onde. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel
lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat netral.
Model atom Thomson seperti roti kismis
Kelemahan model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan
positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
4.1.2 Model Atom Rutherford
Rutherford
Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng
tipis dengan partikel alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan,
dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunan-susunan
partikel bermuatan positif dan negatif.
Hipotesa dari Rutherford adalah atom yang tersusun dari inti atom
dan elektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom.
Model atom Rutherford seperti tata surya
Kelemahan dari Rutherford tidak dapat
menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori
fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga
lama - kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan
mendekati inti dan jatuh ke dalam inti
Ambilah seutas tali dan salah satu
ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan ujung yang lain Anda pegang.
Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama kelamaan
putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena putarannya lemah dan
Anda pegal memegang tali tersebut.
Karena Rutherford adalah telah dikenalkan
lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.
4.1.3 Model Atom Niels
Bohr
Kelemahan dari Rutherford
diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa spektrum warna dari
atom hidrogen yang berbentuk garis.
Hipotesis Bohr adalah : a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang.
Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi. Model atom Bohr digambarkan sebagai berikut
Hipotesis Bohr adalah : a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang.
Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi. Model atom Bohr digambarkan sebagai berikut
Model atom Bohr
Kelebihan atom Bohr adalah
bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron.
Kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan spekrum warna dari
atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna
dari model atom Bohr.
Apakah Anda sudah memahami uraian materi
pada kegiatan belajar 1 ini?
Silahkan Anda kerjakan latihan berikut ini untuk mengetahui pemahaman materi yang telah dipelajari.
Silahkan Anda kerjakan latihan berikut ini untuk mengetahui pemahaman materi yang telah dipelajari.
5.1 TINGKATAN ENERGI ELEKTRON DALAM ATOM HIDROGEN
Model Bohr hanya akurat untuk sistem satu
elektron seperti atom hidrogen atau helium yang
terionisasi satu kali. Bagian ini hendak menurunkan rumusan tingkat-tingkat
energi atom hidrogen menggunakan model Bohr.
Penurunan rumus didasarkan pada tiga asumsi sederhana:
1) Energi sebuah elektron dalam
orbit adalah penjumlahan energi kinetik dan energi potensialnya:
|
|
|
|
dengan k = 1 / (4πε0),
dan qe adalah muatan elektron.
2) Momentum sudut elektron
hanya boleh memiliki harga diskret tertentu:
dengan n = 1,2,3,… dan disebut bilangan kuantum utama,
h adalah konstanta Planck, dan .
3) Elektron berada dalam orbit diatur oleh gaya coulomb.
Ini berarti gaya coulomb sama dengan gaya
sentripetal:
Dengan mengalikan ke-2 sisi persamaan (3)
dengan r didapatkan:
Suku di sisi kiri menyatakan
energi potensial, sehingga persamaan untuk energi menjadi:
Dengan menyelesaikan persamaan (2) untuk r, didapatkan
harga jari-jari yang diperkenankan:
Dengan memasukkan persamaan (6) ke
persamaan (4), maka diperoleh:
Dengan membagi kedua sisi persamaan (7) dengan mev
didapatkan
Dengan memasukkan harga v pada persamaan energi (persamaan
(5)), dan kemudian mensubstitusikan harga untuk k dan , maka energi pada tingkatan orbit
yang berbeda dari atom hidrogen dapat ditentukan sebagai berikut:
|
|
|
|
|
|
Dengan memasukkan harga semua konstanta, didapatkan,
|
Dengan demikian, tingkat energi terendah untuk atom hidrogen (n
= 1) adalah -13.6 eV. Tingkat energi berikutnya (n = 2)
adalah -3.4 eV. Tingkat energi ketiga (n = 3) adalah -1.51 eV, dan
seterusnya. Harga-harga energi ini adalah negatif, yang menyatakan bahwa berhubungan dengan atom yang berada dalam
keadaan terionisasi
yaitu ketika elektron tidak lagi terikat, tetapi dalam keadaan tersebar.
5.2 HAMBURAN PARTIKEL ALFA
Konsep atom mula-mula dikemukakan
oleh Democritus, seorang filosof Yunani yang hidup pada abad ke-3 sebelum
masehi (460-370 SM). Pada saat itu berdasarkan pemikirannya tanpa disertai
dengan eksperimen, Democritus menyatakan bahwa atom adalah bagian terkecil dari
suatu zat atau materi yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Berdasarkan eksperimen
yang lebih rinci, teori tentang atom mulai dikembangkan pada abad-abad
berikutnya.
Barulah pada awal abad ke-19,
teori atom berhasil dirumuskan. Berdasarkan eksperimen yang dilakukannya,
Dalton merumuskan teori tentang atom yang dikenal dengan teori atom Dalton. Teori atom
Dalton menjadi dasar dalam perkembangan ilmu kimia, ilmu tentang unsur dan
perubahannya. Melalui percobaan tetes minyak, Robert Millikan dapat menentukan
besar muatan listrik fundamental (yang paling kecil) dari zat. Diyakini bahwa
muatan total dari zat merupakan kelipatan bulat dari nilai muatan fundamental
ini. di kemudian hari muatan fundamental ini ditetapkan sebagai muatan listrik
dari sebuah elektron. Di pihak lain, J J Thomson melalui percobaannya dapat
menentukan rasio muatan dan massa (nilai e/m) dari elektron. Dua Penemuan ini
menguak sedikit fakta bahwa atom masih mengandung struktur yang lebih mendasar.
Atom tidaklah
sesederhana seperti yang diperkirakan semula.
Model atom Thomson mencoba melihat lebih detail struktur atom dengan
menyatakan bahwa atom terdiri atas materi bermuatan positif yang mengandung
elektron di dalamnya. Ini dapat dibayangkan seperti kue cookies yang ditaburi
kismis. Model ini didasarkan pada hasil eksperimen tetes minyak Millikan dan
percobaan Thomson yang menemukan fakta bahwa terdapat elektron yang bermuatan
negatif yang mengisi bagian dari atom.
Melalui percobaan hamburan partikel alfa, Rutherford melangkah maju
dalam usaha untuk memahami struktur atom. Dalam percobaan hamburan partikel
alfa, partikel alfa yang ditembakkan ke lempeng emas sebagian besar menembus
lempeng tersebut dan
Sedikit saja yang dibelokkan, namun yang mengejutkan adalah ada juga
partikel alfa yang dipantulkan kembali ke arah semula. hasil eksperimen dimana
ada sebagian partikel alfa yang dipantulkan kembali ditafsirkan oleh Rutherford
dengan menyatakan bahwa terdapat bagian yang sangat masif di dalam atom yang
mengandung sebagian besar massa atom tersebut. Bagian ini disebut inti atom
yang memiliki massa 99% dari massa atom.
Berdasarkan hasil percobaan hamburan partikel alfa, Rutherford
mengemukakan gagasannya tentang struktur atom. Model atom Rutherford menyatakan
bahwa atom terdiri atas inti atom dengan elektron yang berputar mengelilinginya
dalam lintasan atau orbit. Ini dapat dibayangkan seperti tatasurya dimana inti
atom sebagai matahari dengan elektron-elektron sebagai planet yang berputar
mengelilinginya.
5.3 DIMENSI INTI
Jika kita katakana bahwa data hasil experimental
hamburan partikel alfa oleh selaput tipis membuktikan anggapan bahwa inti
atomic merupakan partikel-titik, arti yang sebenarnya ialah di mensi inti dapat
di abaiakn trehadap jarak minimum yang dipakai untuk mendekati inti oleh
partikel alfa. Jadi hamburan Rutherford mengijinkan kita untu menentukan batas
atas dimensi inti. Hitung jarak pendekatan terpendek ro dari sebagian besar
partikel alfa yang energetic yang di pakai pada eksperimen terdahulu. Partikel
alfa akan mempunyai ro terkecil jika mendekati inti bertatatpan yang akan
diikuti dengan hamburan . Pada saaat pendekata terpendek energi
kinetic awal K dari partikel seluruhnya di ubah menjadi energi potensial
listrik, sehingga pada saat itu.
Karena muatan partikel alfa 2e dan muatan inti Zejadi
Harga K maksimum yang di dapati pada partikel alfa yang di dapati
secaraalamiah ialah 7,7 MeVyaitu sama dengan
Bilangan atomic emas untuk selaput emas yang biasa ialah Z=79 sehingga
Jadi jejari inti emas kurang dari lebih
kecil dari 1/1000 jejari atom secara keseluruhan .
5.1
ORBIT ELEKTRON
Model atom rutherford yang
telah diteguhkan oleh eksperimen, memberi gambaran sebuah inti bermuuatan
positif yang kecil dan massif yang dilingkungi pada jarak yang relatif besar
oleh elektron sehingga atom secara keseluruhan bermuatan
netral.model atom Bohr, elektron tidak dapat diam, karena tidak ada sesuatupun
yang dapat mempertahankannya ditempatnya melawan gaya tarikan listrik dari
inti.inilah kelemahan model atom Rutherford dan kemudian disempurnakan oleh
Bohr.
Rumus energi elektron :
E =
= -
Energi total elektron bertanda
negatif ; hal ini berlaku untuk setiap elektron atomik, dan mencerminkan bahwa
elektron itu terikat pada inti.jika E lebih besar dari nol, elektron tidak akan
mengikuti orbit tertutup disekeliling inti.( sebenarnya energi E bukan hanya
milik elektron saja tetapi merupakan milik sitem elektron + inti.
Hukum gerak Newton dan hukum
Coulomb mengenai gaya listrik keduanya merupakan tonggak fisika klasik – dan
sesuai dengan pengamatan atom.Namun tidak sesuai dengan teori elektron magnetik
– tonggak lain dari fisika klasik yang menyatakan bahwa muatan listrik yang
dipercepat memancarkan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik.ketika
teori ini dites secara langsung, ramalan teori elektromagnetik selalu cocok
dengan eksperimen. Kontradiksi ini hanya mungkin berarti satu hal : hukum
fisika yang berlaku dalam dunia makroskopik tidak berlaku dalam duna
mikroskopik atom. Penyebab kegaglaan
fisika klasik untuk mengghadilka analisis struktur atomik yang berarti
ialah kenyataan fisika klasik menghampiri alam secara eksklusif dalam konsep
abstrak partikel ˝murni ˝dan “gelombang murni’. Partikel dan gelombang
mempunyai mempunyoai banyak sifat yang sama, walaupun kecilnya tetapan Planck
menyebabkan dualitas partikel – gelombang tidak teramati dalam dunia
makroskopik. Kesalahan fisika klasik menurun ketika skala gejala dipelajari
menurun, dan model atomik Bohr menggabungkan pengertian klasik dan modern.
5.1
SPEKTRUM ATOMIK
Kemantapan teori atom Bohr
untuk menerangkan asal usul garis spektrum merupakan salah satu hasil yang
menonjol, sehingga dirasakan pantas untuk memulai membuka teori itu dengan
menerapkannya pada spektrum atomik. Zat padat dan zat cair pada setiap
temperatur memancarkan radiasi dimana
setiap panjang – gelombang terdapat,walaupun dengan intensitas yang berbeda –
beda. Radiasi ini dapat diterangkan atas dasar teori kuantum cahgaya tak
bergantung dari perincian proses radiasi itu sendiri atau dari sifat
materialnya. Atom atau molekul pada gas bertekanan rendah berjarak rata – rata
cukup jauh sehingga interaksi hanya terjadi pada saat tumbukan yang kadang –
kadang terjadi. Jika gas aomik atau uap atomik yang bertekanan sedikit dibawah
tekanan atmosfer “dieksitasikan “, biasanya dengan melakukan arus listrik,
radiasi yang dipancrkan mempunyai spektrum yang berisi hanya panjang-gelombang
tertentu saja.
Spektrometer yang sesungguhnya
memakai kisi difraksi menunjukkan spektrum atomik untuk beberapa unsur;
spektrum seperti itu disebut spektrum garis emisi.. spektrum gas molekular atau
uap molekular berisi pita-pita yang terduri dari banyak sekali garis yang
terletak sangat berdekatan (Gambar 4-13). Pita timbul dari rotasi dan vibrasi
atau getaran atom dalam molekul yang tereksitasi elektronis. (Gambar 4-14).
Bila cahaya putih dilewatkan melalui gas, ternyata gas itu akan menyerap cahaya
dengan panjang gelombang tertentu dari panjang – gelombang yang terdapat pada
spektrum emisi.spektrum garis absorpsi yang terjadi terdiri dari latar belakang
yang terang ditumpangi oleh garis gelap yang bersesuaian dengan panjang
gelombang yang diseerap. Panjang gelombang yang terdapat pada spektrum atomik
jatuh pada kumpulan tertentu yang disebut deret spektral. Panjang gelombang
dalam setiap deret dapat dispesifikasikan dengan rumus empiris yang sederhana
dengan keserupaan yang mengherankan antara rumusan dari berbagai deret yang
menyatakan spektrum lengkap suatui unsur. Deret spektral pertama yang serupa
itu didapatkan oleh J.J. Balmer dalam tahun 1885 ketika ia mempelajari bagian
tampak dari spektrum hidrogen.
Rumus Balmer untuk panjang gelombang dalam deret
ini memenuhi
= R (- ) n = 3,4,5
Kuantitas R, dikenal
sebagai tetapan rydberg,
R=1,097 x 10 m
= 1,097 x 10Ǻ
Deret Balmer hanya
berisi panjang gelombang pada bagian tampak dari spektrum hidrogen. Garis
spektral hidrogen dalam daerah ultra ungu (ultra violet) dari infra merah jatuh
pada beberapa deret lain. Dalam daerah ultra ungu terdapat deret Lyman yang
mengandung panjang-gelombang yang ditentukan oleh rumus
n=2, 3, 4........
Terdapatnya keteraturan
yang mengherankan ini dalam spektrum hidrogen, bersamaan dengan
keteraturan yang serupa itu dalam unsur
yang lebih kompleks, membuka test yang menentukan untuk teori struktuir atomik.
5.1 ATOM BOHR
• Secara elektrostatika, elektron harus bergerak mengelilingi inti
agar tidak tertarik ke inti•Namun berdasarkan fisika klasik benda yang bergerak
memutar akan melepaskan energi yang lama kelamaan akan menghabiskan energi
elektron itu sendiri Niels Bohr mengungkapkan bahwa dilema diatas dapat
dipecahkan oleh teori Planck
Gagasan Bohr dalam menggabungkan teori klasik dan
kuantum
• Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diizinkan bagi satu
elektron dalam atom hidrogen
• Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke yang
lainnya dengan melibatkan sejumlah energi menurut Planck
• Lintasan stasioner yang diizinkan mencerminkan sifat-sifat elektron
yang mempunyai besaran yang khas. Momentum sudut harus merupakan kelipatan
bulat dari h/2p atau menjadi nh/2p.
• Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada
lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau
tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yang
terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin
tinggi tingkat energinya
• Model Bohr untuk atom hidrogen bukan jalan yang ditempuh Bohr,tetapi
sebelumnya sudah diperkenalkan oleh de Broglie,namun hasil yang diperoleh sama.
• Orbit elektron dalam atom hidrogen bersesuaian dengan satu gelombang
elektron de Broglie yang titik ujung pangkalnya dihubungkan.
• Keliling orbit lingkaran berjejari r ialah 2πr, jadi dapat kita
tuliskan syarat kemantapan orbit sebagai berikut:
Marilah kita meninjau pentingnya rumus Rydberg berdasarkan teori
kuantum yang diperkenalkan oleh Planck dan Einstein. Hakekat dari proses
absorpsi atau emisi cahaya (gelombang elektromagnetik) adalah sebuah proses
yang memberikan atau menerima foton hv, di mana hukum kekekalan energi
selalu harus dipenuhi. Dengan mengalikan pada kedua sisi di persamaan (1.14)
dengan hc dan dengan menggunakan hubungan c = vλ, energi
foton hv yang terlibat pada saat penyerapan dan pemancaran cahaya
dapat dinyatakan sebagai perbedaan antara dua suku berikut
(1.15)
Dalam hubungannya dengan interpretasi efek fotolistrik yaitu bahwa keseimbangan
e nergi dari sebuah elektron adalah sama dengan hv, setiap suku baik
dikiri maupun dikanan pada persamaan (1.15) berkaitan dengan energi dari
keadaan elektron sebelum atau sesudah proses penyerapan atau pemancaran cahaya.
Dikarenakan energi sebuah elektron yang ditangkap dalam material adalah negatif
sebagaimana dalam kasus pada persamaan (1.10), sebuah rumus untuk tingkat
energi dari sebuah elektron dalam atom hidrogen dapat diperoleh
sebagai berikut,
(1.16)
Di mana n adalah bilangan bulat positif 1, 2, 3,…. Dengan
menggunakan persamaan ini untuk tingkat-tingkat energi, persamaan (1.15) dapat
diperluas dalam bentuk sebagai berikut dengan asumsi bahwa En > Em.
(1.17)
Gambar 1.7 Penyerapan dan pemancaran cahaya
dan kondisi dari frekuensi Bohr.
Sebagaimana ditunjukkan oleh anak
panah pada Gambar 1.7, pada saat penyerapan cahaya sebuah elektron akan
terangkat dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih
tinggi dan pada saat pelepasan cahaya sebuah elektron akan turun dari tingkat
energi yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Persamaan (1.17) akan
menjadi persamaan berikut untuk frekuensi v.
(1.18)
Persamaan ini pertama kali diusulkan
oleh N.H.D. Bohr pada tahun 1913 dan disebut sebagai kondisi frekuensi Bohr.
Sekarang marilah kita memperhatikan arti dari persamaan (1.16) dan Gambar 1.7.
Tingkat keadaan elektron pada n = 1 adalah tingkat energi terendah dan disebut
sebagai keadaan dasar. Tingkat yang lebih tinggi n ≥ 2 disebut sebagai keadaan
tereksitasi. Dalam tingkat n → ∞ energi elektron menjadi 0, dan elektron akan
dilepaskan dari gaya tarik-menarik oleh inti. Hal ini berkaitan dengan keadaan
ionik (keadaan terionisasi) di mana sebuah proton dan sebuah elektron pada atom
dipisahkan pada jarak tak berhingga.
4.8 SPEKTRUM GARIS ATOMIK DAN MODEL ATOM BOHR
4.8.1 Spektrum Garis Atomik
Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung
kemudian arus listrik dialirkan ke dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya.
Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan
karakteristik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan
bukan spektrum yang kontinu.
Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam
bentuk spektrum garis diyakini berkaitan erat dengan struktur atom. Dengan
demikian, spektrum garis atomik dapat digunakan untuk menguji kebenaran dari
sebuah model atom.
Pada tahun 1911, E. Rutherford mengusulkan
sebuah model dari struktur atom yang didasarkan pada studi eksperimen tentang
partikel α (aliran atom helium) yang dihamburkan oleh lembaran tipis logam seperti
lembaran tipis emas. Pada model ini, sebuah atom hidrogen terdiri atas sebuah
proton dan sebuah elektron yang berkeliling di sekitar proton.
Gambar Model atom Bohr.
Bohr berhasil menurunkan persamaan untuk tingkat energi dari atom
hidrogen pada tahun 1913 dengan memperkenalkan suatu ide baru dalam sistem
fisis dari sebuah elektron yang bergerak di sekitar proton pada jarak yang
konstan dengan radius r. Gerak m elingkar dari sebuah elektron dengan kecepatan
v di sekitar sebuah proton dengan radius r memberikan persamaan berikut yang
menghubungkan gaya listrik dari hukum Coulomb dan gaya sentripetal dari gerak
melingkar.
(1.20)
Di sini, bagian sisi kiri dari persamaan di atas adalah gaya Coulomb
dan bagian sisi kanan adalah gaya sentripetal. Secara umum, gaya sama dengan (masa) x
(percepatan), berdasarkan hukum Newton tentang gerak. Dalam kasus ini, masa
adalah masa elektron m, dan gaya sentripetal adalah v2/ r .
Bohr mengasumsikan sebuah kondisi kuantum yang meminta sebuah produk operasi
antara momentum (masa, m x kecepatan, v) dengan keliling lingkaran (2πr) sebagai
perkalian konstanta Planck, h dengan bilangan bulat.
(1.21)
Jika kondisi ini tidak dipenuhi, sistem
tidak akan dapat berada pada kondisi yang stabil. Dari persamaan (1.20) dan
(1.21), radius dari orbit lingkaran dalam keadaan stasioner diturunkan sebagai
berikut,
(1.22)
Di sini, aB = ε0 h2 / πme2adalah radius orbital dalam keadaan stasioner pada
n = 1 dan disebut sebagai radius Bohr. Nilai dari aB adalah 5.292 x
10-11 m dan jarak ini dapat ditinjau sebagai ukuran dari sebuah atom
hidrogen. Energi total E dari sebuah elektron adalah penjumlahan dari energi
kinetik mv2/2 dan energi potensialnya U. Energi potensial U(r) dari
sebuah elektron di bawah pengaruh gaya Coulomb dalam suku sisi kiri pada
persamaan (1.20) dapat diperoleh sebagai berikut. Energi potensial pada jarak
tak berhingga U(∞) diambil sama dengan 0 sebagai energi referensi. Kemudian
kerja yang diperlukan untuk memindahkan elektron dari jarak r ke jarak tak
berhingga terhadap gaya tarik-menarik Coulomb adalah sama dengan U (∞) – U
(r )
Dengan
menggunakan persamaan (1.20), persamaan energi diperoleh menjadi
Dengan
mensubstitusi persamaan (1.22) untuk r, kita mendapatkan sebuah persamaan untuk
tingkat energi ke-n, En sebagai berikut
(1.23)
Dengan
melakukan perbandingan antara persamaan ini dan persamaan (1.16) kita memperoleh
perhitungan teoritis dari konstanta Rydberg, R.
(1.24)
Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya
dengan panjang gelombang berbeda. Untuk gas hidrogen yang merupakan atom yang
paling sederhana, deret panjang gelombang ini ternyata mempunyai pola tertentu
yang dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis. Seorang guru matematika
Swiss bernama Balmer menyatakan deret untuk gas hidrogen sebagai persamaan
berikut ini. selanjutnya, deret ini disebut deret Balmer.
Dimana panjang
gelombang dinyatakan dalam satuan nanometer (nm).
Beberapa
orang yang lain kemudian menemukan deret-deret yang lain selain deret Balmer
sehingga dikenal adanya deret Lyman, deret Paschen, Bracket, dan Pfund. Pola
deret-deret ini ternyata serupa dan dapat dirangkum dalam satu persamaan.
Persamaan ini disebut deret spektrum hidrogen.
Dimana
R adalah konstanta Rydberg yang nilainya 1,097 × 107 m−1.
Dalam
model atom Rutherford, elektron berputar mengelilingi inti atom dalam lintasan
atau orbit. Elektron yang berputar dalam lintasan seolah-olah bergerak
melingkar sehingga mengalami percepatan dalam geraknya. Menurut teori
elektromagnetik, elektron yang mengalami percepatan akan memancarkan gelombang
elektromagnetik secara kontinu. Ini berarti elektron lama kelamaan akan kehabisan energi dan jatuh ke dalam
tarikan inti atom. Ini berarti elektron tidak stabil. Di pihak lain elektron
memancarkan energi secara kontinu dalam spektrum kontinu. Ini bertentangan
dengan kenyataan bahwa atom memancarkan spektrum garis.
Ketidakstabilan elektron dan spektrum kontinu
sebagai konsekuensi dari model atom Rutherford tidak sesuai dengan fakta bahwa
atom haruslah stabil dan memancarkan spektrum garis. Diperlukan penjelasan lain
yang dapat menjelaskan kestabilan atom dan spektrum garis atom hidrogen.
4.8.2
Model Atom Bohr
Model atom Bohr dikemukakan oleh Niels Bohr yang
berusaha menjelaskan kestabilan atom dan spektrum garis atom hidrogen yang
tidak dapat dijelaskan oleh model atom Rutherford. Model
atom Bohr memuat tiga postulat sebagai berikut.
1.
di dalam atom hidrogen,
elektron hanya dapat mengelilingi lintasan tertentu tertentu yang diijinkan
tanpa membebaskan (melepaskan) energi. Lintasan ini disebut lintasan stasioner dan memiliki energi tertentu yang
sesuai.
2.
elektron
dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain. Energi dalam bentuk
foton cahaya akan dilepaskan jika elektron berpindah ke lintasan yang lebih
dalam, sedangkan Energi dalam bentuk foton cahaya akan diserapkan supaya
elektron berpindah ke lintasan yang lebih luar. Energi dilepas atau diserap
dalam paket sebesar hf sesuai dengan persamaan Planck.
E = hf
Dimana h adalah konstanta Planck dan f
adalah frekuensi cahaya atau foton yang dilepas atau diserap.
3.
lintasan-lintasan
stasioner yang diijinkan untuk ditempati elektron memiliki momentum sudut yang
merupakan kelipatan bulat dari nilai (nilai ini biasa ditulis juga sebagai ћ)
Model
atom Bohr berhasil menjelaskan kestabilan elektron dengan memasukkan konsep
lintasan atau orbit stasioner dimana elektron dapat berada di dalam lintasannya
tanpa membebaskan energi. Spektrum garis atomik juga merupakan efek lain dari
model atom Bohr. Spektrum garis adalah hasil mekanisme elektron di dalam atom
yang dapat berpindah lintasan dengan menyerap atau melepas energi dalam bentuk
foton cahaya.
Dengan
demikian, struktur atom berdasarkan model atom Bohr adalah elektron dapat
berada di dalam lintasan-lintasan stasioner dengan energi tertentu. Lintasan
elektron dapat juga dianggap sebagai tingkat energi elektron.
Elektron
yang berada di lintasan tertentu yang stasioner dengan jari-jari tertentu
dikatakan memiliki energi tertentu. Elektron yang berada di lintasan ke-n
berada pada jari-jari lintasan dan energi sebagai berikut.
Dalam persamaan ini, jari-jari r
dinyatakan dalam satuan nanometer (nm) dan energi E dinyatakan dalam
satuan elektron volt (eV).
4.9 GERAK INTI
Elektron dari inti atom
hidrogen berputar pada pusat massanya.
Jika m menyatakan massa elektron , M adalah massa inti dan m’ massa tereduksi
dari elektron
Kuantitas m’ di sebut massa tereduksi dari elektron
karena harganya lebih kecil dari massa elektron.
Untuk menghitung gerak inti dalam atom hidrogen kita
perlu membayangkan bahwa elektronnya diganti oleh partikel bermassa m’ dan
bermuatan –e . massa tereduksi m’ lebih kecil dari massa elektron m, sehingga
tingkat energi atom hidrogen terkoreksi menjadi
Karena adanya gerak inti maka
semua tingkat energi atom hidrogen berubah dengan peraksi
4.9 EKSITASI ATOM
Terdapat dua mekanisme utama yang dapat mengeksitasi sebuah atom ke
tingkat energi di atas tingkat dasar , sehingga dapat menyebabkan atom itu
memancarkan radiasi.
- mekanisme tumbukan antar atom
- mekaisme menimbulakan lecutan listrik dalam gas bertekanan rendah . sehingga timbul medan listrik yang mempercepat elektron da ion atomik sampai energi kinetiknya cukup untuk mengeksitasi atom ketika terjadi yumbukan
atom yg tereksitasi dengan cara ini akan kembali ke
tingkat dasar dalam waktu rata rata sekon dengan memacarkan satu atau lebih foton.
Mekanisme eksitasi menghasilkan spekrum atomik ,
spektrum atomik adalah salah satu cara untuk menyelidiki tingkat energi diskrit
dalam atom
- Mekanise terjadinya spektrum absorbsi
Mekanisme eksiatsi jika suatu atom menyerap sebuah foton
cahaya yg energinya cukup untuk menaikan atom itu ke tingkat energi lebih
tinggi
- Mekanise terjadinya spektrum emisi
Mekanisme eksiatsi jika suatu atom melepas sebuah foton
cahaya yg energinya ckup untuk menurunkan atom itu ke tingkat energi lebih
rendah.
Spektrum atomik
bukanlah satu satunya cara untuk menyelidiki adanya tingkat enrgi diskrit dalam
atom. Sederetan eksperimen yg berdasarkan pada tumbukan dilakukan oleh Franck-
Hertz yang di mulai pada tahun 1914. eksperimen ini menunjukan secara langsung
bahwa tingkat enrgi atomik memang ada dan tingkat tingkat ini sama dengan
tingkat-tingkat yang terdapat pada spektrum garis
4.9
PRINSIP KORESPONDENSI
Prinsip korespondensi ialah persyaratan fisika kuantum
memberin hasil yg sama dengan fisika klasik dalam limit bilangan kuantum besar.
Fisika kuantum harus menghasilkan ramalan yg sama dengan fisika klasik dalam
daerah dimana eksperimen menunjukan bahwa fisika klasik berlaku. Teori relativitas, teori kuatum radiasi,
dan teori gelombang materi memnuhi syarat prinsip korespodensi. Teori atom
bohr juga memenuhi syarat prinsip kores
pondensi.
Menurut
teori atom elektromagnetik, elektron bergerak dalam orbit lingkaran
memancarakan gelombang elektromagnetik yg frekuensinya sama dengan frekuensi perputaran
dan harmonik (kelipatan bilangan bulat) dari frekuensi itu
- Kecepatan elektron orbit H adalah
- Frekuensi perputaran elektron secara klasik (f)
- Rumusan kuantum radiasi dalam orbit bilangan kuantum tinggi
- atom hydrogen yang jatu dari tingkat energi keingkat energi tinggi kememancarkan foton berfrekuensi
- andaikan bilangan kuantum awal dan bilangan kuantum akhir dengan p=1,2,3… maka frekuensi foton yang terpancar menjadi
andaikan bilangan kuantum awal dan bilangan kuantum akhir
sangat besar
(n>>p)
frekuensi foton:
untuk p=1 maka frekuensi
radiasi n tepat sama denga frekuensi putaran electron orbital f
jadi pers. Di
atas menunjukan adanya prinsip korespondensi antara klasik dan kuantum akan
memberikan hasil sama dengan fisika klasik untuk bilangan kuantum n besar.
SOAL DAN PENYELESAIAN
1. Rumus hamburan Rutherford tidak cocok dengan data
pada sudut hamburan sangat kecil. Dapatkah anda memikirkan penyebabnya?
Penyelesaian:
Sudut q kecil berarti parameter dampaknya besar sehingga
muatan nuklir dari atom target terperisai sebagian oleh elektronnya. Hal ini
menyebabkan rumus hamburan Rutherford tidak cocok dengan data pada sudut hamburan
sangat kecil.
2. Partikel alfa 5 MeV mendekati inti-atomik emas
dengan parameter dampak 2,6 x 10-13 m. Dengan sudut berapakah
partikel itu berhambur?
Penyelesaian:
Dik : E = ½ mv2 = 5 MeV = 8,01 x 10-13
j
Z = 79
e0 = 8,85
x 10-12 C2/Nm2
b = 2,6
x 10-13 m
Dit : q = ... ?
Jawab :
=
=
= 11,44
cot = cot 50
θ = 50
x 2 = 100
3. Berapakah parameter partikel alfa 5 MeV supaya
terhambur dengan sudut 100 ketika mendekati inti-atomik emas?
Penyelesaian:
Dik : E = ½ mv2 = 5 MeV = 8,01 x 10-13
j
Z = 79
e0 = 8,85
x 10-12 C2/Nm2
θ = 100
Dit : b = ...
?
Jawab :
=
=
b =
= 0,26 x 10-12 m
4. Berapa fraksi berkas partikel alfa 7,7 MeV yang
jatuh pada selaput emas setebal 3 x 10-7 m dihambur dengan sudut 10
?
Penyelesaian:
Dik : θ = 10
k = 7,7
MeV = 1,23 x 10-12 J
t = 3 x
10-7 m
Dit : f = ... ?
Jawab :
f =
= 5,90 x 1028 x 3,14 x 3.10-7
= 5,5578 x
1022
= 0,159
5. Berapa fraksi berkas partikel alfa 7,7 MeV yang jatuh pada selaput emas
setebal 3 x 10-7 m dihambur dengan sudut 900 atau lebih ?
Penyelesaian:
Dik : K = 7,7 MeV = 1,23 x 10-12 J
t = 3 x
10-7
θ = 900
n = 5,90
x 1028 atm s/m3
ε0 = 8,85
x 10-12 C2/Nm2
Dit : f = ....
?
Jawab :
f =
= 3,14 x 5,9.1028
= 5,5578 x
1022
= 1,21 x 10-5
6. Tunjukkan bahwa dua kali lebih banyak partikel
alfa dihambur oleh selaput melalui sudut antara 600 dan 900
dibandingkan dengan yang dihambur melalui sudut 900 atau lebih.
Penyelesaian:
=
=
=
= 2
Terbukti
bahwa partikel alfa yang dihamburkan melalui sudut 600 – 900
adalah 2x lebih banyak dari pada partikel alfa yang dihambur melalui sudut 900
atau lebih.
7. Berkas partikel alfa 8,3 MeV diarahkan pada
selaput aluminium. Didapatkan bahwa rumus hamburan Rutherford tidak lagi
berlaku pada sudut hamburan melebihi 600. Jika jejari partikel alfa
dapat dianggap kecil sehingga bisa diabaikan, cari jejari inti aluminium.
Penyelesaian:
Dik : K = 8,3 MeV = 1,33 x 10-12 J
Z = 13
e = 1,6
x 10-19 C
N
(Q) = N
Dit : r0 = ... ?
Jawab :
r0 =
=
=
= 4,5
x 10-15 m
8. Tentukan jarak hampiran terdekat dari proton 1 MeV
yang jatuh pada inti emas.
Penyelesaian:
Dik : 1 MeV = 106 ev = 1,6 x 10-13
J
Z = 79
e = 1,6
x 10-19 C
Dit : r0 = ... ?
Jawab :
r0 =
=
= 1,14
x 10-13 m
9. Cari frekuensi perputaran elektron dalam model
klasik dari atom hidrogen. Dalam daerah spektrum manakah gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi sebesar itu?
Penyelesaian:
Dik : r hidrogen = 5,3.10-11 m
Dit : Frekuensi
perputaran elektron?
Jawab :
V =
=
=
= 2,2.106 m/s
λ = =
= 3,3117 x 10-10 m
10. Intensitas medan listrik pada jarak r dari
pusat bola yang bermuatan serba sama berjejari R dan bermuatan total Q
ialah Qr/4pe0R3 bila r
< R. Bola seperti itu bersesuaian dengan model atom Thomson.
Tunjukkan bahwa elektron dalam bola ini melakukan gerak harmonik sederhana di
sekitar pusat bola dan turunkan rumus untuk mencari frekuensi gerak itu. Cari
frekuensi isolasi elektron atom hidrogen dan bandingkan dengan frekuensi garis
spektral hidrogen.
Penyelesaian:
a) V = : 2 π r
f = = =
=
Dimana
r = R
e = Q = Qr/4πe0R3
f = x
=
b) f =
= 6,6
x 10-15 H2
11. Bohr tanpa mengetahui hipotesis de Broglie telah
membentuk modelnya dengan mengajukan postulat bahwa momentum-sudut elektron
orbital harus merupakan kelipatan bilangan bulat dari h. Tunjukkan bahwa
postulat ini menghasilkan Persamaan 4.21.
Penyelesaian:
Menurut model Bohr, untuk elektron orbital berlaku
: L = n atau
mvrn
= n
Jika
dipakai hubungan de Broglie
P
= , maka rn = n atau 2πrn =
nλ ............(4.21)
12. Carilah bilangan kuantum yang menentukan orbit
bumi mengelilingi matahari. Massa bumi ialah
6 x 1024 kg, jejari orbitalnya ialah 1,5 x 1011 m
dan kelajuan orbitalnya 3 x 104 m/s.
Penyelesaian:
Dik : m bumi = 6.1024 kg
r bumi = 1,5.1011 m
v
= 3.104 m/s
Dit : Bilangan
kuantum ...?
Jawab :
λ =
=
= 3,68.10-13 m
nλ = R
= 1,097.10-3 Ǻ-1
= 1,097.10-3 Ǻ-1
= 1,097.10-3 Ǻ-1
= 9,14.10-5 Ǻ-1
λ =
= 10940,92 m
13. Cari panjang gelombang foton yang dipancarkan bila
atom hidrogen bertransisi dari keadaan n = 10 ke keadaan dasar
Penyelesaian:
Dik : n = 10 ke keadaan dasar deret lyma
R = 1,097.10-3
Ǻ-1
Dit : λ = ....?
Jawab :
= R
= 1,097.10-3
= 1,097.10-3
= 1,097.10-3
= 1,086.10-3
λ =
= 920,8 Ǻ
14. Berapa besar energi yang diperlukan untuk
mengeluarkan elektron dalam keadaan n = 2 dari atom hidrogen?
Penyelesaian:
Dik : n = 2
me = 9,1.10-31
kg
e = 1,6.10-19
e0 = 8,85
x 10-12 C2/Nm2
h = 6,63 X 10-34
Dit : E = .....?
Jawab :
E = E2 +
=
= 0,12 x 10-17 J
15. Sebuah atom hidrogen tereksitasi memancarkan foton
1.025,5 Ǻ ketika jauh ke tingkat dasar. Berapakah bilangan kuantum tingkat
eksitasinya ?
Penyelesaian:
Dik : λ = 1025,5 Ǻ
n1 = 1
R = 1,097.10-3
Ǻ-1
Dit : n2 = .....
?
Jawab :
= R
= 1,097.10-3
9,75.10-4 = 1,097.10-3
9,75.10-4 =
9,75.10-4
n22 = 9,75.10-3
- 9,75.10-3
9,75.10-4
- 1,097.10-3
= - 1,097.10-3
-1,22.10-4
= -1,097.10-3
=
= 9
n2 =
= 3
16. Berapa perputaran yang dibuat oleh elektron pada
keadaan n = 2 dari atom hidrogen sebelum elektron itu jatuh ke keadaan n
= 1 (Waktu hidup rata-rata tingkat eksitasi ialah sekitar 10-8
s)
Penyelesaian:
Dik : n = 2
n = 1
Dit : Perputaran
= .. ?
Jawab :
f =
=
=
=
=
= 0,03264.10-17 . 0,25
= 8,16.10-3.1017
= 8,16.1014
Perputaran = f . t
= 8,16.1014 . 10-8
= 8,16.106
17. Atom tereksitasi bermassa m mempunyai kelajuan
awal v memancarkan foton dalam arah geraknya. Jika v « c, gunakan
persyaratan bahwa momentum linear dan energi kekal untuk menunjukkan bahwa
frekuensi foton lebih tinggi dengan Dv/v
» v/c dari pada kasus jika atom itu diam. (Lihat juga soal 10
Bab I)
Penyelesaian:
o ®
m ® foton
Kekekalan
momentum
= m.v – m1.v1 (1)
Kekekalan
energi
h.v = m.c2
– m1.c2 (2)
(1) = m – m1
(2) = m - m1
= (m – m1) + m1
1 dan 2
Þ
(3)
untuk v
= 0
(4)
Persamaan
3 dan 4
m1
∆v ≈
m01 ∆v0, karena << 1
- v
= 0
(terbukti)
18. Sebuah muon - m (m = 20 me) dapat terperangkap oleh
sebuah proton untuk membetnuk “atom muonik”. Cari jejari orbit Bohr pertama
untuk atom seperti itu.
Penyelesaian:
Jejari orbit Bohr untuk atom hidrogen ialah
rn =
Jejari
Bohr rn =
Untuk
atom muonik berlaku rumus yang sama. Hanya me diganti massa 1 muonik
m m
Jejari
Bohr muonik : r m =
Jadi rm / r =
MODUL 5
PENDAHULUAN MEKANIKA KUANTUM
Walaupun teori
atom Bohr yang dapat diperluas lebih lanjut dari yang telah dikembangkan dalam
bab yang lalu, dapat menerangkan banyak aspek dari gejala atom, memiliki
beberapa kelemahan atau mengandung pembatasan yang cukup berat diantaranya:
q Teori atom bohr tidak dapat
menerangkan mengapa garis spektrum berintensitas lebih tinggi dari yang lain.
q Tidak dapat menerangkan hasil
pengamatan bahwa banyak garis spektrum sesungguhnya terdiri dari garis-garis yang terpisah dengan
panjang gelombang yang berbeda.
q Teori ini tidak bisa
menjelaskan bagaimana atom individual berinteraksi untk menimbulkan kumpulan
makroskopik materi yang memiliki sifat fisis dan kimiawi
Keberatan pada
teori atom Bohr ini tidak semata-mata diajukan dengan maksud untuk memusuhi,
karena teori ini telah menghasilkan sesuatu yang mengalihkan pemikiran yanh
ilmiah. Untuk menekankan bahwa diperlukan pendekatan pada gejala atomic dengan
cara yang lebih umum. Pendekatan seperti ini dinamakan mekanika kuantum.
Penerapan mekanika kuantum pada persoalan yang menyangkut inti, atom, partikel
molekul dam materi dalam zat padat memungkinkannya untuk mengerti banyak data
yang cukuo memusingkan jika kita tidak memakai mekanika kuantum.
5.1 PERBEDAAN
MEKANIKA KUANTUM DENGAN MEKANIKA NEWTON
q Dalam mekanika newton masa
depan partikel telah ditentukan oleh kedudukan awal, momentum awal serta
gaya-gaya yang beraksi padanya yang dalam dunia makroskopik, kuantitas ini
semua dapat ditentukan dengan ketelitian yang cukup.
q Dalam mekanika kuantum
ketentuan karakteristik tidak mungkin diperoleh karena kedudukan dan momentum
awal partikel tidak mungkin ditentukan dengan ketelitian yang cukup (masa depan
tak diketahui karena masa tak terketahui).
Mekanika kuantum
juga menghasilkan hubungan antara kuantitas yang teramati. Kuantitas yang
hubungannya dijelajahi mekanika kuantum adalah peluang (kemungkinan). Mekanika
newton tidan lain dari pada versi aproksimasi dari mekanika kuantum.
Kuantitas yang
hubungannya dijelajahi mekanika kuantum ialah peluang. Sepintas kita bias
mengira bahwa mekanika kuantum merupakan pengganti yang jelek dari mekanika
Newton. Mekanika Newton tidak lain daripada versi aproksimasi dari mekanika
kuantum
5.2 PERSAMAAN GELOMBANG
Kuantitas yang
diperlukan dalam mekanika kuantum adalah fungsi gelombang (ψ). |ψ|² yang dicari pada suatu tempat
berbanding lurus dengan peluang untuk mendapatkan benda itu ditempat itu dan
saat itu. Biasanya untuk memudahkan kita ambil |ψ|²
sama dengan peluang P untuk mendapatkan partikel yang diberikan oleh (ψ). Alih-alih hanya berbanding lurus
dengan P jika |ψ|² sama dengan P maka betul bahwa:
sehingga,
karena (pers.1)
Ialah suatu pernyataan matematis bahwa partikel itu ada disuatu tempat
untuk setiap saat; jumlah semua peluang yang mungkin harus tertentu. Fungsi
gelombang terseebut dikatakan ternormalisasi.
Persamaan Schrodinger yang merupakan persamaan pokok dalam mekanika kuantum
serupa dengan hiukum gerak ke dua, merupakan persamaan pokok dalam mekanika
Newton, adalah persamaan gelombang dalam variable (ψ).
Sebelum kita
melihat Persamaan Schrodinger,kita tinjau persaman gelombang secara umum:
(pers.2)
Yang menentukan gelombang dengan kuantitas variable y yang
menjalardalam arah x dengan kelajuan v. dalam kasus
gelombang pada tali terpentang y menyatakan pergeseran tali dari sumbu x; dalam
kasus gelombang bunyi y ; y menyatakan perbedaan tekanan dalam kasus gelombang
cahaya; y bias menyatakan besarnya medan listrik atau magnetic. Gelombang
ekuivalen dari sebuah “ partikel bebas” yaitu sebuah partikel yang tidak
mengalami gaya sehingga menempuh lintasan lurus dengan kelajuan konstant..
Ekukuivalensi yang bersesuaian dengan pemecahan pers.gelombang untuk gelombang
harmonik monokromatik yang tak teredam dalam arah +x:
(pers.3)
Dalam rumus diatas ini y
merupakan kuantitas kompleks yang memiliki bagian rildan bagian imaginer.
Dimana:
dimana
k=
atau
dapat ditulis dalam bentuk; karena
sehingga didapat persamaan:
(pers.4)
Persamaan ini mempunyai arti penting
untuk kasus gelombang pada tali terpentang, dengan y menyatakan pergeseran tali
dari kedudukan normal dalam kasus ini bagian imajiner di buang.
5.3 PERSAMAAN SCHRODINGER BERGANTUNG WAKTU
Dalam mekanika kuantum fungsi
gelombang bersesuaian dengan variable gelombang y dalam gerak gelombang
umumnya. Namun tidak seperti, bukanlah suatu kuantitas yang dapat diukur,
sehingga dapatberupa kuantitas kompleks. Karena itulah kita akan menganggapdalam arah x dinyatakan oleh:
(pers.5)
Jika
kita ganti dalam rumus diatas
dengan dan v dengan , kita peroleh:
Ψ
tidak seperti y,bukanlah suatu kuantitas yang dapat diukur,melaikan
kuantitas kompleks.
Hubungan E dan P
dan
sehingga
(Pers 6)
Persamaan diatas
merupakan pemerian matematis gelombang ekuivalen dari partikel bebas yang
berenergi total E dan bermomentum p yang bergerak dalam arah +x.
Penurunan pers. Schrodinger,
Dideferensikan dua kali terhadap X:
dimana
Sehingga
(Pers.7
)
Dan sekali terhadap t:
Sehingga:
(pers.8)
Untuk kelajuan
yang kecil terhadap kelajuan cahaya,energi totap E ialah jumlah energi kinetik
dan energi potensial yang merupakan fungsi kedudukan X dan t :
Dikalikan dengan fungsi gelombang :
(pers.9)
Dari pers.7 dan pers.8,didapat:
(pers.10)
(pers.11)
Disubsitusi pers.10 dan pers.11 ke pers.9,sehingga
didapat:
(pers.12)
(pers.12) merupakan persamaan
Schrodinger bergantung waktu dalam satu dimensi.
Sedangkan persamaan Schrodinger
bergantung waktu dalam tiga dimensi.
(pers.13)
Persamaan ini hanya berlaku untuk
persoalan non-relativistik.
5.4 HARGA EKSPEKTASI
Sekali persamaan schordinger telah dipecahkan untuk sebuah partikel dalam
situasi visis, fungsi gelombang (x,y,z,t) yang dihasilkan mengandung semua informasi tentang
partikel itu yang diizinkan oleh prinsip ketaktentuan. Kecuali untuk variable
yang ternyata terkuantisasi dalam kasus tertentu. Harga ekspektasi merupakan
tingkat kualitas peluang.
(pers.14)
Rumusini
berlaku walaupun G(x) berubah terhadap waktu, karena G(x) suatu kejadian harus
dihitung pada saat tertentu t, karena sendiri merupakan fungsi dari t. G(x) merupakan suatu
kuantitas fungsi kedudukan partikel x dari partikel yang diberikan oleh fungsi
gelombang.
5.5 PERSAMAAN SCHRODINGER: BENTUK
KEADAAN TUNAK
Dalam
banyak situasi energi potensial sebuah partikel tidak bergantung dari waktu
secara eksplisit, gaya yang beraksi padanya; jadi juga v hanya berubah terhadap
kedudukan partikel. Betuk keadaan tunak merupakan bentuk yang tidak bergantung
waktu.Kita tinjau fungsi gelombang partikel bebas dapat ditulis:
(pers.15)
Merupakan fungsi
bergantung waktu dan kedudukan
Kenyataannya
perubahan terhadap waktu dari semua fungsi partikel yang mengalami aksi dari
gaya tunak mempunyai bentuk yang sama seprti padda partikel bebas.
Pers.15 disubsitusi kedalam pers.9, sehingga
didapat:
Dibagi
dengan faktor eksponensialnya
(pers.16)
Pers.16 merupakan persamaan keadaan tunak
Schrodinger dalam satu dimensi.
Persamaan keadaan tunak Schrodinger dalam tiga dimensi: (pers.17)
Pada umumnya,persamaan
keadaan tunak Schrodinger dapat di pecahkan hanya untuk harga dan tertentu yang
disebut harga eigen En dan n fungsi yang bersesuaian disebut fungsi eigen.
Seperti halnya
tingkat energi diskrit atom hidrogen
merupakan harga eigen. Istilah ini berasal dari bahasa jerman Eigenwert yang
berarti”harga karakteristikyang sesungguhnya” dan Eigenfungkition atau fungsi
karakteristik sesungguhnya. Tingjkat energi diskrit atom hidrogen
En
n=1,2,3,…
Merupakan contoh
sekelompok harga Eigen. Mengapa harga tertentu E yang menghasilkan
fungsi gelombang yang dapat diterima untuk electron dalam atom hydrogen.
ontoh
lain,momentum sudut:
Li
Gelombang Standing Wave
Gelombang
berdiri dalam tali terpentang yang kedua ujung terikat.
5.6 PARTIKEL DALAM KOTAK
Untuk
memecahkan persamaan Schordinger, walaupun dalam keadaan tunak yang sederhana,
biasanya memerlukan teknis matematis cukup rumit. Hal itu yang menyebabkan
studi mekanika kuantum secara tradisional hanya dilakukan oleh orang yang telah
memiliki kemampuan metematika yang diperlukan. Persoalan kuantum mekanis yang
tersederhana ialah:
q Sebuah partikel tidak kehilangan energi partikel
itu bertumbukan dengan dinding sehingga energi tetap konstan .
q Dalam mekanika kuantum, energi potensial(V) dari
partikel itu menjadi tak terhingga di kedua sisi kotak, sedangkan V
konstan,sehingga dianggap nol.
q Karena partikel tidak bias memiliki energi tak
berhingga maka partikel itu tidak mungkin berada diluar kotak sehingga sama dengan nol, untuk x ≤ 0 dan x ≥ L
q Harga – eigen yang membentuk
tingkat energi system besarnya:
n
= 1,2,3……
(Pers.
18)
Yang bentuknya mempunyai
persamaan tafsiran yang sama.
Sehingga fungsi
gelombang sebuah partikel dalam kotak yang berenergi En adalah
Yang menyatakan fungsi eigen yang bersesuaian
ddengan harga eigen En.
Dengan mudah dapat
dibuktikan bahwa fungsi eigen itu memenuhi semua persyaratan.
Subsitusikan persamaan untuk
En menghasilkan:
(pers.19)
sedangkan
fungsi gelombang yang ternormalisasi:
(pers.20)
Fungsi gelombang
yanr ternormalisasi,, bersama dengan
kerapatan peluang .fungsi gelombang mirip dengan getaran yang isa terjadi dari
seutass tali yang kedua uju ngnya terikat. Hal ini timbul sebagai akibat bahwa
gelombang padaa tali yang terpentang yang menyatakan sebuah partikel yang
bergerak diberikan oleh persamaan bentuk yang sama. Sehingga dikenakan
persyaratan yang sama pada masing-masing gelombang.
5.7 PEMANTULAN DAN TRANSMISI OLEH
PERINTANG
Menurut
mekanika klasik:
q Dalam mekanika kuantum,jika partikel itu mampu
untuk memasuki perintang dan sekali ada didalamnya,partikel itu mempunyai
peluang untuk meneruskan pergerakannya
q Contoh efek trobsan yaitu dalam kasus partikel
alfa yang dipancarkan oleh inti radio aktif tertentu
Efek
terobosan dapat dimengerti dengan memakai priunsip ketaktentuan. Jika kita
mengatakan bahwa partikel yang tidak dapat memasuki perintang maka ketaktentuan kedudukan ∆x harus nol. Tetapi karena ∆x∆p ≥ h/2, ketaktentuan momentum
∆p yang bersesuaian harus menjadi
tak berhiungga didalam perintang itu.
5.8 EFEK TROBOSAN
Analisis
terperinci dari efek trobosan sangat menarik dan tidak terlalu sukar. Dalam
efek trobosan inipersamaan Schrodinger meninjau seberkas partikel identik
masing-masing berenergi kinetic K=E.
Dalam mekanika kuantum,jika partikel itu mampu
untuk memasuki perintang dan sekali ada didalamnya,partikel itu mempunyai
peluang untuk meneruskan pergerakannya
q Contoh efek trobsan yaitu dalam kasus partikel
alfa yang dipancarkan oleh inti radio aktif tertentu .
Karena E < V,
k’ merupakan bilangan imajiner dan untuk memudahkan kita deffinisikan bilangan
gelombang lain k2 dengan cara sebagai berikut.
5.9 OSILATOR HARMONIK
Gerak
harmonok terjadi jika suatu system jenis tertentu bergetar disekitar
konfigurasi setrimbangnya. Sistemnya bias terdiri sdari benda yang tergantung
pada ebuah pegas atau terapung pada zat cair, molekul deviatom, sebuah atom dalam
kisi Kristal terdapat contoh dalam dunia microscopik. Persyaratan agar gerak
harmonic terjadi adalah adanya gaya pemulih yyang beraksi untuk mengrembalikan
kekonfigurasi setimbangnya jika sisitem itu diganggu.
Frekuensi Osilator Harmonik:
(Pers. 23)
Sedangkan tingkat energi Harmonik En:
(Pers. 24)
Merupakan frekuensi osilasi, A amplitude dan harga , tetapan fase tergantung besar harga x pada saat t=0
jadi untuk n = 0
(pers.
25)
Yang menyatakan energi terendah yang dapat dim8liki oleh
osilator itu. Harga ini disebut energi titik nol kaarena seebuah osilator
haarmonik daalaam keadaan setimbang dengan sekelilingnya akan mendekati E=E0
dan bukan E=0 ketike tempertur mendekati 0 K.
SOAL DAN PENYELESAIAN
1. Buktikan semua pemecahan persamaan?
Harus berbentuk y=F(t±x/v) seperti
dinyatakan dalam pasal 5.2
Penyelesaian:
Membuktikan
(Untuk
t=0, x=0)
2. Jika dan keduanya merupakan
solusi persamaan Schrodinger untuk potensial V (x) yang diketahui, tunjukan bahwa
kombinasi linear
Dengan a1 dan a2 constant sembarang
juga merupakan solusi. Hasil ini bersesuaian dengan pengamatan empiris
interverensi gelombang de Broglie, misalnya dalam experimen davison-Germer yang
dibahas dalam bab 3.
Penyelesaian:
,,
Untuk :
Merupakan solusi dari persamaan Schrodinger.
3. Tentukan peluang untuk mendapatkan partikel dalam
pasal 5.6 dalam daerah selebar ∆x = 0,01L pada masing-masing kedudukan di bawah ini
untuk keadaan dasar (tanpa integrasi) : x = 0; 0,025L; 0,5L; 0,75L, L.
Penyelesaian:
Peluang untuk mendapatkan suatu partikel pada interval
tertentu:
Sehingga untuk keadaan dasar dengan nilai
x=0,0.025L,0.5L,0.75L,L.,didapat nilai a peluangnya=0,0.01,0.012,0.01,0.
4. Ulangi soal 3 untuk tingkat eksitasi pertama n = 2 untuk partikel itu.
Penyelesaian:
dengan cara yang sama,namun pada tekanan n=2 didapatkan
nilai : L/2
5. Sifatpenting fungsi-eigen suatu sistem ialah
fungsi itu saling ortogonal, yang berarti
n ≠ m
Buktikan hubungan ini untuk
fungsi-eigen sebuah patikel dalam kotak satu dimensi yang dinyatakan oleh
persamaan 5.33.
Penyelesaian:
Untuk partikel dalam
kotak 1 dementional :
6. Cari energi titik nol pada elektrovoltdari suatu
bandul yang periodenya a adalah 15.
Penyelesaian:
Energy titik nol pada
bandul
Untuk k,T=15
7. Dalam sebuah osilator harmonikkedudukan partikel
berubah dari –A ke +A dan momentumnya dari –p ke +p. Dalam osilator semacam itu
deviasistandard x dan p ialah ∆x=A / √2 dan ∆p= , gunakanlahhal ini untuk menunjukkan bahwa enegi minimum
osilator harmonik ialah 1/2hv.
Penyelesaian:
Osilator harmonic : -A ≤ x ≤ A dan –P0 ≤ P ≤ P
Deviasi standart : ∆x = A/√2
∆P= P0/√2
Ketidaktentuan Heisenberg
menyatakan bahwa :
Energy total partikel :
(1)
Dapat juga di tulis :
(2)
Subsitusikan persaamaan 1 dan 2
8. Tunjukkan 3 fungsi gelombang pertama dari osilator
harmonik merupakan solusi dari persamaan schrodinger.
Penyelesaian:
Menunjukan 3 fungsi
gelombang
Dengan solusi umumnya :
Ø Osilator harmonik teredam :
Ø
Osilator harmonic terpaksa :
Di subsitusikan persaaman di atas :
Solusi :
9. Fungsi gelombang yang mana ditunjukkan pada gambar
5.15 yang mungkin mempunyai artti visis penting?
( a )
( b )
( c )
( d )
( e )
( f )
Penyelesaian:
Fungsi yang mempunyai arti fisis harus memenuhi syarat :
Gambar 5-15
a)
Tidak memenuhi (i)
b)
Memenuhi ketiga syarat
c)
Tidak memenuhi (i)
d)
Memenuhi ketiga syarat
e)
Tidak memenuhi
f)
Memenuhi ketiga syarat
bang boleh minta file nya
BalasHapus?
gw juga bang minta
BalasHapusgw juga bang minta
BalasHapusIya bang minta file nya bang
BalasHapuskk boleh minta file nya gak butuh banget
BalasHapusKk boleh minta filenya juga tidak?🙏
BalasHapusbang boleh minta filenya?
BalasHapus